Skip to main content

Turut Berduka atas Tragedi Mako Brimob ; Berhenti Saling Menyakiti, Mulailah Saling Menghargai

Tiga hari ini timeline akun media sosial maupun chat group ramai akan cerita pula berita kerusuhan di Mako Brimob Kelapa Dua Jakarta yang melibatkan napi terduga teroris dan tentu saja aparat setempat yang menewaskan 5 diantaranya.
Miris…

Seperti biasa, hingga hari ini masih menyisakan pro kontra tentang penyebab pemicu di kedua pihak, baik yang mendukung napi terduga teroris atau mereka yang mengatakan kelompok pembela Islam dan dugaan backup dari Isis tentu saja, maupun pihak yang hingga kini mendukung penuh Polri dan Pemerintah terpilih.

Saya sendiri malas mengungkapkan opini ataupun sekedar share link media yang sekiranya menarik untuk dibaca dan diketahui terkait polemik diatas, lantaran sudah pernah melakukan, mengalami dan merasakan efek samping, jauh sebelumnya. Beberapa kawan dekat dan masa sekolah yang berbeda keyakinan, langsung memblokir dan melakukan unFriend. Sedih…

Dan setiap kali mendengar dan membaca tragedi yang mengatasnamakan Agama, pikiran ini selalu teringat pada mahakarya Motorhead yang bertajuk Orgasmatron dimana sebaris liriknya mengatakan ‘My name is called religion, sadistic, sacred, whore…’

Berhenti saling menyakiti, mulailah saling menghargai

Memang susah untuk bisa melakukan salah satu quote implementasi Sila Pertama dari Pancasila, bagian dari 4 Pilar Kebangsaan, diatas tadi. Yang kelihatannya paling mengena saat bicara soal tragedi Mako Brimob ini.
Karena bagaimanapun juga, ketika ada nyawa yang dikorbankan, upaya untuk saling menghargai rasanya sudah tidak mungkin lagi bisa diwujudkan. Karena tidak bisa dilakukan hanya sepihak saja sementara pihak yang berseberangan memilih buta mata dan buta hati.

Tapi kalian generasi Jaman Now, yakin banget masih bisa melaksanakannya dengan penuh kesadaran dan rasa kebanggaan pada bangsa. Karena hanya dipundak kalianlah negeri ini kelak akan disandarkan. Apabila masih tetap saling menyakiti sejak dini, kelak tak akan ada yang mampu menghargai kalian juga bangsa ini. Lantas pada siapa lagi kami semua harus berharap ?

Turut Berduka bagi keluarga dan rakyat Indonesia, yang hingga hari ini masih dengan tulus memberi semangat pada mereka yang ditinggalkan.

Comments

Postingan Lain

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

Warna Cerah untuk Hidup yang Lebih Indah

Seingat saya dari era remaja kenal baju kaos sampai nganten, isi lemari sekitar 90an persen dipenuhi warna hitam. Apalagi pas jadi Anak Teknik, baju selem sudah jadi keharusan.  Tapi begitu beranjak dewasa -katanya sih masa pra lansia, sudah mulai membuka diri pada warna-warna cerah pada baju atasan, baik model kaos oblong, model berkerah atau kemeja.  Warna paling parah yang dimiliki sejauh ini, antara Peach -mirip pink tapi ada campuran oranye, atau kuning. Warna yang dulu gak bakalan pernah masuk ke lemari baju. Sementara warna merah, lebih banyak digunakan saat mengenal ke-Pandean, nyaruang antara warna parpol atau merahnya Kabupaten Badung.  Selain itu masih ada warna hijau tosca yang belakangan lagi ngetrend, merah marun atau biru navy. Semua warna dicobain, mengingat hidup rasanya terlalu sederhana untuk dipakein baju hitaaaaam melulu.  Harapannya bisa memberikan warna pada hidup yang jauh lebih cerah, secerah senyum istri pas lagi selfie. 

Semua Berakhir di 5 Besar Teruna Teruni Denpasar 2024

Bermula dari coba-coba lalu masuk menjadi 5 Besar Finalis Teruna Teruni Denpasar Tahun 2024, putri kami Pande Putu Mirah Gayatridewi ternyata masih berusia 15 Tahun saat Grand Final dilaksanakan di Gedung Dharma Negara Alaya Lumintang Kota Denpasar, hari Minggu 18 Februari 2024 kemarin. Berhasil menyisihkan puluhan peserta dengan tingkat prestasi berskala Kab/Kota, Provinsi dan Nasional, ia mendapatkan undangan dari Panitia TTD untuk mengikuti perhelatan bergengsi ini, pasca meraih Juara Pertama Teruna Bagus Teruni Jegeg Sisma -SMAN 7 Denpasar Tahun 2023 lalu. Sehingga batas bawah Umur Peserta yang seharusnya 16 Tahun, infonya ditoleransi mengingat usianya sudah jalan menuju angka 16 sebulan kedepan.  Meski hanya sampai di peringkat 5 Besar, kami semua turut bangga mengingat ini adalah kali pertama putri kami mengikuti ajang tingkat Kab/Kota, menjadikannya sebagai Finalis Termuda diantara peserta lainnya. Bahkan kami dengar, merupakan siswa pertama di sekolahnya yang lolos hingga jenja

62 Tahun Bang Iwan Fals

Pekan ini Bang Iwan Fals kalau gak salah genap berusia 62 tahun. Umur yang gak muda lagi meski masih sering melahirkan karya-karya baru bareng anak-anak muda milenial.  Saya mengenal lagu-lagu Bang Iwan tepatnya di era Album Wakil Rakyat. Sebuah karya jelang Pemilu 1988 yang mengetengahkan lagu soal para legislatip yang biasa bersafari, dengan keragaman perilaku mereka di jaman itu.  Lirik lagunya tergolong sederhana, dan aransemennya juga mudah diingat. Gak heran di jaman itu pula, saya kerap membawakan lagu Wakil Rakyat sebagai lagu kebanggaan pas didaulat nyanyi didepan kelas, didepan 40an anak kelas 4 atau 5 kalau gak salah.  Dan ada juga beberapa karya sang musisi, yang dibawakan sesekali macam Kereta Tua atau Sore Tugu Pancoran yang bercerita soal si Budi kecil.  Terakhir menyukai karya Bang Iwan kalau ndak salah di album Suara Hati (2002). Yang ada track Untuk Para Pengabdi dan Seperti Matahari. Dua lagu favorit saya di album itu. Setelahnya hanya sebatas suka mendengar sebagian