Skip to main content

Melarang Petasan Mengutuk Pelakunya

Sepertinya memang gag bakalan mempan menggunakan Surat Edaran pak Kelihan kalo hanya untuk melarang warga main petasan dan kembang api menjelang tahun baru begini, mengingat satu, penjualnya ada dan mudah didapat, serta dua, gag ada aparat yang berani menindak meskipun terjadinya didepan mata. Jadi berani saya katakan bahwa Surat model begini ya bagai macan ompong di kebun binatang.

Saya jujur saja masih gagal paham dengan aktifitas macam begini. Tahun Baru masih lama, dua minggu lagi, tapi petasan dan kembang api yang suaranya mengagetkan jantung itu sudah marak diletuskan, bahkan di malam hari pula.

Mereka ini saya yakin banget bukan tipe manusia yang peduli pada sesamanya. Bagaimana bisa peduli jika perilaku model begini dilakukan setiap malam sambil ketawa ketiwi. Lagi pula duit yang dipake beli petasan dan kembang api setiap hari itu bukannya bisa digunakan untuk yang lain ? Bantuan sosial ke anak-anak desa tertinggal, atau ke panti asuhan anak-anak bayi itu ?

Memang sih ngomongin duit ya duit sendiri lah, ngapain juga saya ngatur-ngatur ? Tapi kalo Cuma heran kan gag apa-apa ? Pikiran juga ya pikiran saya sendiri lah, blog pun milik sendiri.

Yang dilupakan lagi macam aktifitas itu bisa membahayakan orang lain atau pengendara lewat di jalan karena dilakukannya di pinggir jalan. Kalo memang berani, coba lakukan didalam kamar tidur sendiri, paling banter yang terganggu hanya diri sendiri. Dan asap juga baunya masbro ? Mirip di medan perang.

Kalopun melakukannya di malam tahun baru nanti sih masih bisa ditoleransi, lha ini ? Lagipula yang main mercon bersuara gendeng ini gag cuma anak-anak ternyata, termasuk orang tuanya yang saya yakin juga punya otak somplak, yang biasanya punya kebanggaan tingkat tinggi akan dirinya sendiri, sehingga tidak peduli lagi pada lingkungannya.

Maka ya sudah, Terkutuklah kalian yang menyalakan mercon berkekuatan mengagetkan jantung dan menimbulkan tangis bayi di lingkungan kami. Semogalah Tuhan mendengar keresahan ini dan memberikan imbalan ledakan pada tubuh mereka yang sama sekali tidak memiliki toleransi pada sesamanya.

Memang sih mendoakan hal yang buruk bukanlah ide yang bagus, tapi apakah kalian punya solusi lain yang lebih menarik ?

Comments

Popular posts from this blog

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

Akhirnya Migrasi Jua, Pulang ke Kampung Blogspot

Gak terasa yang namanya aktifitas menulisi Blog sudah sampai di tahun ke 17. Termasuk ukuran blogger senior kalau kata teman, padahal kalau dilihat dari sisi kualitas tetap saja masuk kelompok junior. Belum pernah menghasilkan tulisan yang keren sejauh ini. Blog bagi saya sudah jadi semacam wadah untuk coli. Ups Maaf kalo mencomot istilah gak baik. Tapi ini seriusan, karena memang digunakan untuk melanjutkan halusinasi tanpa perlu berpikir akan ada yang berkunjung, membaca atau tidak. Setidaknya berguna untuk menjaga pikiran-pikiran negatif agar tidak menjalar keluar mengganggu orang lain, atau melepas lelah dan keluh kesah harian akan segala tekanan bathin di keluarga, kantor maupun sosial masyarakat. Jadi maklumi saja kalau isi blognya gak sesuai ekspektasi kalian. Meski sudah menulis selama 17 tahun, namun laman Blog www.pandebaik.com ini kalau ndak salah baru lahir sekitar tahun 2008. Segera setelah bermasalah dengan media mainstream yang berbarengan dengan tutupnya penyedia hos

Kendala yang ditemui saat Migrasi Blog

Keputusan untuk Migrasi alias pulang kampung ke halaman Blogspot, sebetulnya merupakan satu keputusan yang berat mengingat WordPress sudah jadi pijakan yang mapan untuk ukuran blog yang berusia 17 tahun. Tapi mengingat pemahaman dan kemampuan pribadi akan pengelolaan blog dengan hosting yang teramat minim, sekian kali ditumbangkan oleh script, malware dan lainnya, rasanya malu juga kalau terus-terusan merepotkan orang hanya untuk sebuah blog pribadi yang gak mendatangkan materi apa-apa. Ini diambil, pasca berdiskusi panjang dengan 2-3 rekan yang paham soal proses Migrasi dan apa sisi positif di balik itu semua. Namun demikian, rupanya proses Migrasi yang tempo hari saya coba lakukan dengan hati-hati, tidak semulus harapan atau keinginan yang dibayangkan. Ada beberapa kendala didalamnya yang mana memberikan efek cukup fatal dalam pengarsipan cerita atau postingan blog sebelumnya. Yuk disimak apa saja. 1. Pengurangan jumlah postingan Blog yang cukup signifikan. Postingan Blog www.p