Skip to main content

Termangu akan Nostalgia Masa Lalu

Hujan turun dengan deras, Diiringi halilintar yang seakan marah tiada habisnya. Menjawab prasangka yang dipikirkan sejak sore tadi.

Ini pertama kalinya selama kurun waktu sembilan tahun yang saya kenal, duduk sendirian diatas sofa bale Bali yang dahulu menjadi saksi bisu pernikahan kami 2005 silam. Pikiran pun menerawang jauh mencoba mengingat semua perubahan fisik yang dialami pada tanah kelahiran istri yang dicintai.

Bale Daja yang dahulu digunakan untuk tempat tidur Mertua dan putri bungsunya, kini telah disulap menjadi jauh lebih tinggi dan megah. Menghapus semua kenangan yang ada, karena wajahnya lebih menyerupai sang arsitek ketimbang pemiliknya. Bangunan yang biasanya selalu dikhawatirkan setiap kali turunnya hujan, kini telah jauh lebih baik dan kokoh.

Begitu pula dengan Bale Dauh yang dahulu ditempati kakak ipar dan istrinya, pun kami yang biasanya secara rutin menginap disini. Disulap menjadi bangunan semi minimalis dengan ketinggian lantai yang sudah pula terangkat jauh dari aslinya. Tidak banyak berubah dari desain awal. Hanya memecah kamar mandi menjadi dua lokasi dan memberikan ruang terbuka pada bagian sisanya.

rps20141216_163304

Soal halaman, sebenarnya saya jauh lebih nyaman dengan penataan awal atau kondisi eksistingnya. Dimana ruang terbuka masih bisa digunakan untuk bermain anak-anak. Kini sudah jauh lebih sempit lantaran adanya pulau taman di tengah-tengah natah juga areal didepan bale.

Satu lagi perubahan yang paling terasa adalah sanggah atau merajan yang ada di posisi kaja kangin, posisinya menjadi paling tinggi diantara semuanya. Dulu saat Istri mepamit, disitulah kami menyembah-Nya memohon jalan terbaik bagi kami berdua dan seluruh keluarga.

BerNostalgia dengan masa lalu, mengingat pahitnya perjuangan mendapatkan restu dari kedua Mertua, karena status saya yang dahulu mendua, dimana feeling memang jauh lebih baik ketimbang fakta yang ada. dan Bersyukur pilihan saya tepat.

Hujan belum jua reda, dan saya masih duduk disini termangu.

Comments

Popular posts from this blog

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

Akhirnya Migrasi Jua, Pulang ke Kampung Blogspot

Gak terasa yang namanya aktifitas menulisi Blog sudah sampai di tahun ke 17. Termasuk ukuran blogger senior kalau kata teman, padahal kalau dilihat dari sisi kualitas tetap saja masuk kelompok junior. Belum pernah menghasilkan tulisan yang keren sejauh ini. Blog bagi saya sudah jadi semacam wadah untuk coli. Ups Maaf kalo mencomot istilah gak baik. Tapi ini seriusan, karena memang digunakan untuk melanjutkan halusinasi tanpa perlu berpikir akan ada yang berkunjung, membaca atau tidak. Setidaknya berguna untuk menjaga pikiran-pikiran negatif agar tidak menjalar keluar mengganggu orang lain, atau melepas lelah dan keluh kesah harian akan segala tekanan bathin di keluarga, kantor maupun sosial masyarakat. Jadi maklumi saja kalau isi blognya gak sesuai ekspektasi kalian. Meski sudah menulis selama 17 tahun, namun laman Blog www.pandebaik.com ini kalau ndak salah baru lahir sekitar tahun 2008. Segera setelah bermasalah dengan media mainstream yang berbarengan dengan tutupnya penyedia hos

Kendala yang ditemui saat Migrasi Blog

Keputusan untuk Migrasi alias pulang kampung ke halaman Blogspot, sebetulnya merupakan satu keputusan yang berat mengingat WordPress sudah jadi pijakan yang mapan untuk ukuran blog yang berusia 17 tahun. Tapi mengingat pemahaman dan kemampuan pribadi akan pengelolaan blog dengan hosting yang teramat minim, sekian kali ditumbangkan oleh script, malware dan lainnya, rasanya malu juga kalau terus-terusan merepotkan orang hanya untuk sebuah blog pribadi yang gak mendatangkan materi apa-apa. Ini diambil, pasca berdiskusi panjang dengan 2-3 rekan yang paham soal proses Migrasi dan apa sisi positif di balik itu semua. Namun demikian, rupanya proses Migrasi yang tempo hari saya coba lakukan dengan hati-hati, tidak semulus harapan atau keinginan yang dibayangkan. Ada beberapa kendala didalamnya yang mana memberikan efek cukup fatal dalam pengarsipan cerita atau postingan blog sebelumnya. Yuk disimak apa saja. 1. Pengurangan jumlah postingan Blog yang cukup signifikan. Postingan Blog www.p