Skip to main content

Sulitnya Mengurus Tanggungan Asuransi Prudential di RS Bhakti Rahayu

Ternyata susah juga ya mengklaim pembayaran atas biaya rawat inap di RS Bhakti Rahayu dengan menggunakan Asuransi Prudential. Info dari Kasir, butuh waktu minimal 2 Minggu untuk mendapatkan konfirmasi dari Prudential Pusat.

Yang bikin lebih kaget lagi, kalopun Sabtu lalu saya gag mau bayar dengan jaminan uang cash sebesar total biaya pengobatan, ya pasien gag akan bisa pulang sampai konfirmasi dari Pusat itu ada. Artinya…

Bisa jadi sampai hari inipun putri kedua kami bakalan tetap berada di RS tanpa status yang jelas…
Parah…

Kurang lebih begitu unek unek yang saya tumpahkan hari jumat pagi di akun sosial media FaceBook, sesaat setelah mengkonfirmasi kembali status jaminan biaya pengobatan di RS Bhakti Rahayu. Yang kalau dihitung sampai hari ini artinya sudah satu minggu jangka waktu yang dibutuhkan namun konfirmasi dari Prudential Pusat soal tanggungan biaya atas nama putri kedua saya belum jua ada kabarnya.

Memang pada awalnya, saat kami masih berada di RS hari sabtu lalu, bagian Kasir meminta kami menunggu dengan tenggat waktu paling lama 3 jam untuk mendapatkan kepastian soal konfirmasi tanggungan dari Prudential Pusat. Namun setelah menunggu lama, konfirmasi tersebut belum jua dikabarkan. Setelah negosiasi dengan Bagian Kasir, pasien ternyata dapat dipulangkan tanpa menunggu Konfirmasi tersebut dengan cara membayar jaminan biaya pengobatan sebesar yang dikenakan dengan harapan ketika Konfirmasi sudah diterima maka Jaminan tersebut akan dikembalikan. Infonya saya akan dihubungi lewat nomor telepon yang ditinggalkan dalam catatan form.

Berbekal janji 3 jam yang disampaikan sebelumnya, saya berusaha menghubungi Bagian Kasir RS Bhakti Rahayu pada hari Senin sore berikutnya, dengan harapan jeda dua hari ditambah hari kerja, minimal pengajuan tanggungan sudah ditanggapi Prudential Pusat. Sayangnya, secara info yang didapat, berkas baru saja diselesaikan oleh Bagian Kasir dan dilimpahkan ke Bagian Keuangan RS. Saya disarankan untuk menghubungi Bagian Keuangan esok pagi jam kerja atau menunggu telepon dari Bagian Keuangan.

Jeda dua hari lantaran lupa, usai diingatkan oleh Istri, Rabu Siang kembali saya menghubungi pihak RS Bhakti Rahayu dengan harapan yang sama dengan sebelumnya. Namun apa yang disampaikan rupanya jauh lebih mengecewakan. Berkas belum diserahkan oleh Bagian Kasir ke Bagian Keuangan. Namun seandainya Berkas sudah diserahkanpun, belum bisa diproses karena koordinator yang harus menandatangani berkas masih berstatus Libur. Nanti kalo sudah ngantor kembali, baru bisa diproses. What ?

Saya balik nanya, jadi kalopun nanti ada hal-hal urgent dari pasien yang membutuhkan tandatangan yang bersangkutan, artinya pasien harus menunggu sampai ngantor lagi ? ‘Maaf pak, rumahnya jauh… di Tabanan.’ *Tabanan kok Jauh ? Mih…

Karena merasa dipingpong begini, maka hari Jumat pagi sayapun memutuskan untuk langsung saja menuju RS Bhakti Rahayu, bertanya ke Bagian Kasir dan mendapatkan konfirmasi dari Ibu Agung. Hasilnya ya mengagetkan macam diatas.

Jadi dari 3 jam itu berkembang jadi 2 minggu yah ? Baiklah…

Akan tetapi tanggapan dari beberapa kawan di sosial media rata-rata sih menyatakan belum pernah mengalami hal seperti ini karena Agen Asuransi mereka tanggap lebih dulu dan mengurus segala sesuatunya hingga proses pemulangan pasien bisa berjalan lancar. Berbeda dengan sharing pengalaman dari dua sobat kuliah saya yang merasa agak kecewa dengan pelayanan Asuransi Prudential.

Memang sih kebetulan Agen Asuransi Prudential saya, Made Yuliartha yang masih sepupu saya sulit dihubungi sejak awal putri saya masuk RS hingga keluar Sabtu sore lalu, berhubung masih mengurusi adopsi anak di RS Tabanan. Tapi apakah kalopun tanpa diurusi oleh Agen Asuransi lantas proses perjalanan berkas boleh diperlambat ?

Jadi ceritanya kini saya diminta menunggu waktu dua minggu untuk mendapatkan konfirmasi tersebut dan dihubungi balik, oke deh… kita liat perkembangannya. Kalopun gag juga selesai dalam jangka waktu tersebut, bukan tidak mungkin kelak unek unek ini bakalan naik kelas ke Surat Pembaca media cetak. Ya deh, ditunggu saja…

Comments

Postingan Lain

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

Menantu Mertua dan Calon Mertua

Menonton kembali film lama Meet the Parents (2000) yang dibintangi oleh Ben Stiler dan Robert De Niro, mengingatkan saya betapa terjalnya perjalanan seorang calon menantu untuk mendapatkan kepercayaan sang calon mertua, atas putri kesayangan mereka yang kelak akan diambil menjadi seorang istri dan pendamping hidup. Meski ‘kekejaman’ yang ditunjukkan oleh sang calon mertua dalam film tersebut *sosok bapak* jauh lebih parah dari yang saya alami, namun kelihatannya cepat atau lambat, akan saya lakoni pula nantinya. Memiliki tiga putri yang salah satunya sudah masuk usia remaja, adalah saat-saat dimana kami khususnya saya sudah sewajarnya masuk dalam tahapan belajar menjadi seorang kawan bagi putri sulung saya satu ini. Mengingat ia kini sudah banyak bertanya perihal masa lalu yang saya miliki, baik soal pendidikan atau sekolah, pergaulan dan hobi. Memang sih untuk urusan pacar, ia masih menolak berbicara lebih jauh karena berusaha tak memikirkannya, namun sebagai seorang Bapak, ya wajar s

Warna Cerah untuk Hidup yang Lebih Indah

Seingat saya dari era remaja kenal baju kaos sampai nganten, isi lemari sekitar 90an persen dipenuhi warna hitam. Apalagi pas jadi Anak Teknik, baju selem sudah jadi keharusan.  Tapi begitu beranjak dewasa -katanya sih masa pra lansia, sudah mulai membuka diri pada warna-warna cerah pada baju atasan, baik model kaos oblong, model berkerah atau kemeja.  Warna paling parah yang dimiliki sejauh ini, antara Peach -mirip pink tapi ada campuran oranye, atau kuning. Warna yang dulu gak bakalan pernah masuk ke lemari baju. Sementara warna merah, lebih banyak digunakan saat mengenal ke-Pandean, nyaruang antara warna parpol atau merahnya Kabupaten Badung.  Selain itu masih ada warna hijau tosca yang belakangan lagi ngetrend, merah marun atau biru navy. Semua warna dicobain, mengingat hidup rasanya terlalu sederhana untuk dipakein baju hitaaaaam melulu.  Harapannya bisa memberikan warna pada hidup yang jauh lebih cerah, secerah senyum istri pas lagi selfie. 

Semua Berakhir di 5 Besar Teruna Teruni Denpasar 2024

Bermula dari coba-coba lalu masuk menjadi 5 Besar Finalis Teruna Teruni Denpasar Tahun 2024, putri kami Pande Putu Mirah Gayatridewi ternyata masih berusia 15 Tahun saat Grand Final dilaksanakan di Gedung Dharma Negara Alaya Lumintang Kota Denpasar, hari Minggu 18 Februari 2024 kemarin. Berhasil menyisihkan puluhan peserta dengan tingkat prestasi berskala Kab/Kota, Provinsi dan Nasional, ia mendapatkan undangan dari Panitia TTD untuk mengikuti perhelatan bergengsi ini, pasca meraih Juara Pertama Teruna Bagus Teruni Jegeg Sisma -SMAN 7 Denpasar Tahun 2023 lalu. Sehingga batas bawah Umur Peserta yang seharusnya 16 Tahun, infonya ditoleransi mengingat usianya sudah jalan menuju angka 16 sebulan kedepan.  Meski hanya sampai di peringkat 5 Besar, kami semua turut bangga mengingat ini adalah kali pertama putri kami mengikuti ajang tingkat Kab/Kota, menjadikannya sebagai Finalis Termuda diantara peserta lainnya. Bahkan kami dengar, merupakan siswa pertama di sekolahnya yang lolos hingga jenja