Mungkin ada benarnya akan apa yang dikatakan oleh Tour Guide kami selama menemani perjalanan sehari di Singapura. Bahwa dengan gaji yang sebesar $ 3000 atau sekitar 27 Juta rupiah sebulannya, gag bakalan cukup untuk hidup di Singapura dengan bergaya menengah ke atas, atau minimal berkendaraan roda empat. Mengingat secara harga rata-rata kebutuhan sandang, pangan dan papan disini terpantau sekitar dua tiga kali lipatnya harga di Indonesia. Pantesan saja wisman yang main ke Indonesia adem tentrem meski profesi di daerah asalnya cuma seorang tukang cuci. Mih…
Bayangkan saja. Untuk sebuah air mineral ukuran tanggung ada di kisaran 12ribuan per botolnya. Sedang yang ukuran besar sekitar 22ribu. Untuk minuman teh ukuran tanggung ada di kisaran 45ribuan, harga yang sama dengan sekaleng beer. Dan yang paling bikin kaget beberapa kawan adalah harga sebungkus rokok seratusan ribu. Hihihi… kena deh mereka.
Belum lagi kalo ngomongin soal pajak kendaraan roda empat yang beragam. Dari yang senilai $ 90 hingga $ 1.600 an untuk model sedan. Nilai itu dihitung selama enam bulan. Weleh… tekor maneh dah…
Tapi biarpun begitu, sehari berada di Singapura ternyata cukup bikin mata tercengang, mengingat jenis kendaraan yang bersliweran rata-rata berjenis sedan mewah dari Audi, Porsche hingga Lambho dan Bentley. Sedang kendaraan yang paling mahal yang saya tahu selama berkeliaran di Orchard Road adalah… Toyota Avanza. Karena saya ngeliatnya hanya ada satu biji saja selama liburan di Singapura kemarin. Hehehe… becanda.
Sehari berada di Singapura, jadi paham bahwa jadi agak menyesal juga mengapa Bangsa Indonesia dahulu dijajah oleh Belanda, bukan Inggris. Karena meskipun mereka gag punya sumber daya alam yang berlimpah, alam yang memukau dan budaya yang unik, tapi malahan mampu tampil terdepan dari segi jualan Hiburan dan tradisi Shopping-nya itu. katanya juga sih sampai air mineral pun mereka impor dari negara tetangga, Malaysia dengan perjanjian hingga sekian tahun kedepan terkait pasokannya. Juga ikan dan pasir buat nambah-nambah reklamasi *eh
Singapura itu seperti kumpulannya semua objek wisata menarik hati para pengunjungnya. Dikemas dengan serius, menjadikan semua objek itu masuk dalam daftar kunjungan kami dan memaksa setiap pengunjungnya untuk menyumbangkan dollar demi dollar yang dimiliki. Sampe habis jika perlu.
Dari sekedar souvenir baju kaos, gantungan kunci, selendang, topi, boneka hingga cokelat dan pernak pernik unik lainnya. Baik yang asalnya dari Pasar Bugis, Mustafa atau Kampung India, Kampung Arab hingga Chinatown dan tentu saja Orchard Road dan Universal Studio. Semuanya dijamin bakalan menguras satu persatu lembar dollar yang kalian miliki, dari pecahan $2, $5, $10 hingga $50, bahkan jika perlu pecahan koin $1, 50 sen, 20 sen, 10 bahkan 5 sen pun berarti jika sudah kejepit. He…
Saya pribadi pada akhirnya membeli satu dua oleh oleh yang diperuntukkan bagi kedua putri kecil, istri dan ponakan. Sisanya cukup berupa cokelat. Tanpa gantungan kunci atau pemotong kuku.
Sudah begitu seperti halnya perjalanan ke Thailand terdahulu, opsi untuk mengganti kartu sim card lokal selama berada di Singapura, memang masih pilihan yang terbaik. Jauh lebih baik ketimbang ngotot menggunakan kartu sim milik sendiri yang dikenai biaya sms sebesar 5.000 rupiah per sms-nya dan 15.000 rupiah untuk voice call per menitnya. Dengan harga kartu sim lokal dan pulsa sebesar $ 10 Singapura, saya menyisakan beberapa dollar untuk diberikan kepada beberapa kawan agar bisa menghubungi istri tercinta plus menghambur-hamburkan data plan berukuran 1 GB selama berada du Singapura. Jadi Terima Kasih untuk SingTel.
Kemudian soal Hiburan Malam, seingat saya Singapura tidak memiliki lokasi khusus macam Pattaya yang menjual Alcazar Show atau tayangan vulgar Big Eyes, hanya semacam Lokalisasi (semoga informasi yang saya dapatkan ini salah besar) macam Red District yang dinamakan Geylang. Namun karena dalam jadwal yang kami tentukan lokasi tersebut tidak masuk dalam daftar, sepertinya sih mohon maaf jika tidak saya bahas lebih mendalam. *uhuk
Namun jika berbicara soal Hiburannya, saya bersyukur bisa mencicipi salah satu atraksi menantangnya yaitu SkyRide yang sepaket dengan Luge atau go kart mini menuruni bukit dengan tiket sebesar $ 15 sembari menunggu waktu Wings of Time dimulai, sehingga apa yang kami jalani selama di Singapura gag sedatar yang kami kira sebelumnya. Jadi ya…
Kapan kita balik lagi nih, ke Singapura ?
*hayooo nabung lagi kawan
Comments
Post a Comment