Skip to main content

Dianandha Heppista dan Penghinaan Nyepi Tahun 2011

‘kenapa ya kalo nyepi mesti matiin lampu?! toh juga kalo qt melanggar qt yg dosa khn?! Ada aja org yg buat aturan aneh2! Klo mw nyepi, nyepi aja sendri2! Ga usah ngerepotin org laen! saaaaaaaaatt ! \f/’

Dianandha Heppista (BeBeenya Bogel), remaja putri kelahiran 22 Maret 1993 ini tampaknya merasa tidak puas dengan Heningnya perayaan Tahun Baru Caka 1933 Nyepi di Bali atau lebih tepatnya di Kota Denpasar, daerah Kesiman tempat dimana ia tinggal. Peraturan atau lebih tepatnya anjuran untuk tidak menyalakan lampu dalam hal ini api atau penerangan sebagai salah satu dari empat yang diberlakukan setiap hari raya Nyepi, menjadi sasaran akibat ketidakpuasan bathin bisa juga ketidakpahaman si remaja akan hakekat, makna dan maksud dari pada peraturan atau anjuran tersebut.

Sebagai seorang siswa yang pernah atau masih bersekolah di sebuah sekolah ternama SMAN 1 Denpasar, status yang di-update melalui ponsel seluler yang bersangkutan sungguh patut disayangkan. Pertanyaan Pertama yang ada dalam benak saya adalah, apakah hal diatas tidak pernah diajarkan di sekolah ataukah si remaja tak pernah peduli dengan adat istiadat dan budaya tempat ia tinggal ?

Saya pribadi belum tahu secara pasti Agama apa yang dianut oleh si gadis remaja yang kelihatannya memiliki pacar bernama Twoe Arya Wijaya (BoOgel Poenya DianAndha) ini. Jika saja Hindu, status yang bersangkutan diatas makin patut untuk dipertanyakan. Seberapa jauh pemahaman yang ia dapatkan dalam mempelajari Agamanya di sekolah ataukah malahan tidak mau tahu dengan Agamanya sendiri ?

Sangat disayangkan apabila seorang Remaja Belia Bali ikut-ikutan menghina Hari Raya Nyepi. Menambah panjang daftar orang-orang yang harus diberikan Pendidikan Agama baik di sekolah dan juga dirumahnya.

*Sekedar Informasi, akun yang bersangkutan rupanya sudah tidak bisa ditemukan lagi di Jejaring Sosial Pertemanan FaceBook. Bisa jadi lantaran yang bersangkutan mengubah nama akun dan menutup Privacy akun secara lebih pribadi. Namun sebagai petunjuk, akun pacar yang bersangkutan, masih bisa kok ditemukan. :p


Comments

Postingan Lain

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

Menantu Mertua dan Calon Mertua

Menonton kembali film lama Meet the Parents (2000) yang dibintangi oleh Ben Stiler dan Robert De Niro, mengingatkan saya betapa terjalnya perjalanan seorang calon menantu untuk mendapatkan kepercayaan sang calon mertua, atas putri kesayangan mereka yang kelak akan diambil menjadi seorang istri dan pendamping hidup. Meski ‘kekejaman’ yang ditunjukkan oleh sang calon mertua dalam film tersebut *sosok bapak* jauh lebih parah dari yang saya alami, namun kelihatannya cepat atau lambat, akan saya lakoni pula nantinya. Memiliki tiga putri yang salah satunya sudah masuk usia remaja, adalah saat-saat dimana kami khususnya saya sudah sewajarnya masuk dalam tahapan belajar menjadi seorang kawan bagi putri sulung saya satu ini. Mengingat ia kini sudah banyak bertanya perihal masa lalu yang saya miliki, baik soal pendidikan atau sekolah, pergaulan dan hobi. Memang sih untuk urusan pacar, ia masih menolak berbicara lebih jauh karena berusaha tak memikirkannya, namun sebagai seorang Bapak, ya wajar s

Warna Cerah untuk Hidup yang Lebih Indah

Seingat saya dari era remaja kenal baju kaos sampai nganten, isi lemari sekitar 90an persen dipenuhi warna hitam. Apalagi pas jadi Anak Teknik, baju selem sudah jadi keharusan.  Tapi begitu beranjak dewasa -katanya sih masa pra lansia, sudah mulai membuka diri pada warna-warna cerah pada baju atasan, baik model kaos oblong, model berkerah atau kemeja.  Warna paling parah yang dimiliki sejauh ini, antara Peach -mirip pink tapi ada campuran oranye, atau kuning. Warna yang dulu gak bakalan pernah masuk ke lemari baju. Sementara warna merah, lebih banyak digunakan saat mengenal ke-Pandean, nyaruang antara warna parpol atau merahnya Kabupaten Badung.  Selain itu masih ada warna hijau tosca yang belakangan lagi ngetrend, merah marun atau biru navy. Semua warna dicobain, mengingat hidup rasanya terlalu sederhana untuk dipakein baju hitaaaaam melulu.  Harapannya bisa memberikan warna pada hidup yang jauh lebih cerah, secerah senyum istri pas lagi selfie. 

Semua Berakhir di 5 Besar Teruna Teruni Denpasar 2024

Bermula dari coba-coba lalu masuk menjadi 5 Besar Finalis Teruna Teruni Denpasar Tahun 2024, putri kami Pande Putu Mirah Gayatridewi ternyata masih berusia 15 Tahun saat Grand Final dilaksanakan di Gedung Dharma Negara Alaya Lumintang Kota Denpasar, hari Minggu 18 Februari 2024 kemarin. Berhasil menyisihkan puluhan peserta dengan tingkat prestasi berskala Kab/Kota, Provinsi dan Nasional, ia mendapatkan undangan dari Panitia TTD untuk mengikuti perhelatan bergengsi ini, pasca meraih Juara Pertama Teruna Bagus Teruni Jegeg Sisma -SMAN 7 Denpasar Tahun 2023 lalu. Sehingga batas bawah Umur Peserta yang seharusnya 16 Tahun, infonya ditoleransi mengingat usianya sudah jalan menuju angka 16 sebulan kedepan.  Meski hanya sampai di peringkat 5 Besar, kami semua turut bangga mengingat ini adalah kali pertama putri kami mengikuti ajang tingkat Kab/Kota, menjadikannya sebagai Finalis Termuda diantara peserta lainnya. Bahkan kami dengar, merupakan siswa pertama di sekolahnya yang lolos hingga jenja