Skip to main content

Sebuah Cerita di Pagi Hari Nyepi 1933

Gerak MiRah perlahan menuruni tempat tidur membuatku terbangun di pagi yang sepi. Tak ada satupun suara riuh yang terdengar jauh dijalan sana. Tak seperti biasanya.

Satu persatu tetes air hujan mulai turun membasahi muka bumi, membuat harum bau tanah mulai tercium. Selamat Pagi kawan-kawan…

Halaman sekitar rumah sudah mulai teduh dan digenangi air, masih jua tak ada orang yang terlihat. Nyepi tahun ini memang tak seperti biasanya.

Kunyalakan layar televisi yang ada diatas lemari kecil sambil mengecilkan volume seminim mungkin, tak ada lagi siaran yang tampil. Berarti memang benar informasi yang kudapat kemarin.

Sebelum beringsut keluar kamar untuk menyeduhkan segelas kopi, kusempatkan dahulu menyalakan layar notebook dan membiarkannya berjalan. Sepotong kue cokelat sisa kemarin langsung kulahap lapar, membatalkan niat untuk melakukan puasa sepanjang hari Tahun Baru Caka ini.

Online. Rupanya Amati Internetan tak dapat kutepati janjinya. Satu persatu halaman yang rutin dikunjungi tampil sempurna dengan cepat. Koneksi yang digunakan di awal bulan ini rupanya sudah mulai normal kembali.

Notebook HP milik LPSE Badung yang sedianya kuinstalasi ulang hari ini, ternyata selesai lebih cepat dari perkiraan. Beberapa aplikasi yang kubutuhkanpun sudah berhasil disuntikkan pagi kemarin. Tulisan terkait ogoh-ogoh dan juga ucapan Selamat merayakan hari raya Nyepi 1933 pun sudah tampil di halaman blog. Bersih-bersih file pun sudah dilakukan malam harinya. Maka satu-satunya aktifitas yang bisa dilakukan pagi ini adalah mengunduh beberapa album musik akustik yang sempat tertunda tempo hari.

MiRah tampak asyik beraktifitas sendiri dengan khayalannya. Sepeda mininya bolak balik menyusuri ruang tamu, kamar tidur dan ruang keluarga. Kopi dalam gelas pun sudah mulai dingin. Menanti waktu…

Ketimbang bengong, satu persatu pakaian kering kusiapkan untuk disetrika. Televisi yang biasanya menemani di pagi hari masih tetap menyajikan keributan semut yang monoton. Rasanya hampa. Namun karena hari ini Nyepi, semuanya harus dijalani dengan penuh semangat.

NoteBook masih menyala dan mulai mengunduh satu persatu album musik akustik dari 4shared. Agar koneksinya tak mubazir, salah satu aplikasi pengunduh websitepun kujalankan. Tak ada salahnya mencoba mengambil 1.700an tulisan yang pernah lahir dan tampil di halaman blog www.pandebaik.com. Entah akan membutuhkan waktu berapa lama untuk menyelesaikannya.

Jalan raya masih tampak sepi dari jendela. Sebagian pakaian sudah selesai kusetrika, tinggal empat stel pakaian dinas saja yang tersisa. Perut yang lapar langsung dihantam dengan dua ketupat kuah balung ditambah ayam bakar tulang lunak. Nikmatnya.

Air mandi jadi begitu segar terasa, apalagi suasana sudah seperti di desa saja. Membuat betah untuk berlama-lama menikmatinya.

Bau dupa harum langsung memenuhi ruangan. Beberapa kuntum bunga kuhaturkan dihadapan-Nya. Menghantarkan hari yang sepi dan penuh Berkah ini. Semoga alam bisa kembali sejenak dalam keheningan.

Tetes air hujan masih turun membasahi bumi, kali ini disertai sedikit angin kencang dan berlalu dengan segera. Makin menyejukkan hati dan raga yang mulai berjalan pulang.

Comments

Postingan Lain

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

Warna Cerah untuk Hidup yang Lebih Indah

Seingat saya dari era remaja kenal baju kaos sampai nganten, isi lemari sekitar 90an persen dipenuhi warna hitam. Apalagi pas jadi Anak Teknik, baju selem sudah jadi keharusan.  Tapi begitu beranjak dewasa -katanya sih masa pra lansia, sudah mulai membuka diri pada warna-warna cerah pada baju atasan, baik model kaos oblong, model berkerah atau kemeja.  Warna paling parah yang dimiliki sejauh ini, antara Peach -mirip pink tapi ada campuran oranye, atau kuning. Warna yang dulu gak bakalan pernah masuk ke lemari baju. Sementara warna merah, lebih banyak digunakan saat mengenal ke-Pandean, nyaruang antara warna parpol atau merahnya Kabupaten Badung.  Selain itu masih ada warna hijau tosca yang belakangan lagi ngetrend, merah marun atau biru navy. Semua warna dicobain, mengingat hidup rasanya terlalu sederhana untuk dipakein baju hitaaaaam melulu.  Harapannya bisa memberikan warna pada hidup yang jauh lebih cerah, secerah senyum istri pas lagi selfie. 

Semua Berakhir di 5 Besar Teruna Teruni Denpasar 2024

Bermula dari coba-coba lalu masuk menjadi 5 Besar Finalis Teruna Teruni Denpasar Tahun 2024, putri kami Pande Putu Mirah Gayatridewi ternyata masih berusia 15 Tahun saat Grand Final dilaksanakan di Gedung Dharma Negara Alaya Lumintang Kota Denpasar, hari Minggu 18 Februari 2024 kemarin. Berhasil menyisihkan puluhan peserta dengan tingkat prestasi berskala Kab/Kota, Provinsi dan Nasional, ia mendapatkan undangan dari Panitia TTD untuk mengikuti perhelatan bergengsi ini, pasca meraih Juara Pertama Teruna Bagus Teruni Jegeg Sisma -SMAN 7 Denpasar Tahun 2023 lalu. Sehingga batas bawah Umur Peserta yang seharusnya 16 Tahun, infonya ditoleransi mengingat usianya sudah jalan menuju angka 16 sebulan kedepan.  Meski hanya sampai di peringkat 5 Besar, kami semua turut bangga mengingat ini adalah kali pertama putri kami mengikuti ajang tingkat Kab/Kota, menjadikannya sebagai Finalis Termuda diantara peserta lainnya. Bahkan kami dengar, merupakan siswa pertama di sekolahnya yang lolos hingga jenja

62 Tahun Bang Iwan Fals

Pekan ini Bang Iwan Fals kalau gak salah genap berusia 62 tahun. Umur yang gak muda lagi meski masih sering melahirkan karya-karya baru bareng anak-anak muda milenial.  Saya mengenal lagu-lagu Bang Iwan tepatnya di era Album Wakil Rakyat. Sebuah karya jelang Pemilu 1988 yang mengetengahkan lagu soal para legislatip yang biasa bersafari, dengan keragaman perilaku mereka di jaman itu.  Lirik lagunya tergolong sederhana, dan aransemennya juga mudah diingat. Gak heran di jaman itu pula, saya kerap membawakan lagu Wakil Rakyat sebagai lagu kebanggaan pas didaulat nyanyi didepan kelas, didepan 40an anak kelas 4 atau 5 kalau gak salah.  Dan ada juga beberapa karya sang musisi, yang dibawakan sesekali macam Kereta Tua atau Sore Tugu Pancoran yang bercerita soal si Budi kecil.  Terakhir menyukai karya Bang Iwan kalau ndak salah di album Suara Hati (2002). Yang ada track Untuk Para Pengabdi dan Seperti Matahari. Dua lagu favorit saya di album itu. Setelahnya hanya sebatas suka mendengar sebagian