Skip to main content

At Last... Samsung Galaxy ACE

Akhirnya berpindah jua ke lain hati, demikian bathin saya selama semingguan ini. Jika dahulu saya begitu memuja Windows Mobile lantaran sempat menggunakan berturut-turut T-Mobile MDA II (varian O2 XDA II), Audiovox Thera, O2 Atom hingga terakhir Audiovox PPC 6700. Kini sudah tidak lagi mengingat pikiran saya rasanya sudah mentok banget dengan sistem operasi tersebut, apalagi Microsoft selaku pengembang memutuskan untuk menghentikan produksinya dan beralih pada Windows Phone.

Faktor harga pula yang menyebabkan saya merasa kejauhan untuk memiliki sebuah handset berbasis OS terbaru tersebut, rasanya untuk ukuran kantong seorang PNS apalagi Staf seperti saya ini, tingginya banderol cukup membuat semua impian itu akhirnya dipadamkan.

Android

Pertama kali mengenal sosok robot hijau ini saat berkesempatan menjajal Samsung Spica milik seorang senior sekaligus rekan kerja di LPSE. Makin menjadi ketika menemukan Emulator Android versi 1.5 atau yang dikenal dengan sebutan Donuts. Bahkan aktifitas berburu Emulator Terakhir, saya dapatkan pula yang versi 2.3 GingerBread dan 3.0 HoneyComb. Maka jatuh cintalah saya pada sistem operasi hasil besutan Mbah Google ini.

Awalnya ada keinginan untuk mengambil Spica Second, tapi lantaran Samsung enam bulan terakhir tergolong rajin menggelontorkan ponsel ber-Android  baru, sayapun menjatuhkan pilihan awal pada salah satu rilisannya Samsung 551. Ponsel ber-Android dengan tambahan sliding thumbboard qwerty. Sayangnya ketika berkesempatan mencoba Dummy-nya di gerai HandPhone Shop Selasa malam lalu, feeling saya langsung hilang pada handset berbanderol 2,6 juta ini.

Menyadari kekurangan yang ada dalam penampilan Galaxy 551, sayapun melirik ke versi yang punya selisih 350ribuan lebih mahal, Samsung Galaxy ACE. Timbang punya timbang, tekadpun bulat. Inilah ponsel berikut yang harus bisa saya miliki.

Maju satu bulan dari rencana

Keinginan untuk memiliki sebuah ponsel baru di tahun 2011 ini sebetulnya sudah ada sejak lama. Terakhir saya memegang ponsel berlayar sentuh sekitar awal tahun 2009, itupun kemudian saya jual untuk menggenapi uang SPP kuliah S2 yang saat itu sudah masuk tenggat waktu. Sudah dua tahun rupanya.

Maka sedari hari raya Galungan terakhir bulan Desember lalu, sayapun mulai menyisihkan selembar demi lembar sedikit dari jerih payah menjual pulsa elektronik, mengajar di LPSE dan tentu saja gaji dalam sebuah celengan mini bergambar Upin & Ipin. Sedianya akan saya buka saat momen Ulang Tahun pertengahan bulan April nanti.

Eh, maju sebulan lebih dari rencana, celengan Upin dan Ipin pun dibobol. Bersyukur bahwa uang yang terkumpul bisa dikatakan tidak sedikit bagi saya, dan itu bisa saja dihabiskan dalam sekejap apabila kemudian saya menjatuhkan pilihan pada handset paling terkini iPhone 4 ataupun BlackBerry Torch. Tapi yah, saya tetap pada pilihan awal, menyisihkan sebagian untuk menebus Samsung Galaxy Ace.

At Last… Samsung Galaxy ACE menjadi keluarga baru www.pandebaik.com sejak hari ini. Sebuah ponsel berbasis Android 2.2 Froyo yang menurut Review beberapa Tabloid lokal memang layak untuk dimiliki.

Well, bagaimana kisah selanjutnya ? Tunggu saja. Hehehe…

Comments

Postingan Lain

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

Warna Cerah untuk Hidup yang Lebih Indah

Seingat saya dari era remaja kenal baju kaos sampai nganten, isi lemari sekitar 90an persen dipenuhi warna hitam. Apalagi pas jadi Anak Teknik, baju selem sudah jadi keharusan.  Tapi begitu beranjak dewasa -katanya sih masa pra lansia, sudah mulai membuka diri pada warna-warna cerah pada baju atasan, baik model kaos oblong, model berkerah atau kemeja.  Warna paling parah yang dimiliki sejauh ini, antara Peach -mirip pink tapi ada campuran oranye, atau kuning. Warna yang dulu gak bakalan pernah masuk ke lemari baju. Sementara warna merah, lebih banyak digunakan saat mengenal ke-Pandean, nyaruang antara warna parpol atau merahnya Kabupaten Badung.  Selain itu masih ada warna hijau tosca yang belakangan lagi ngetrend, merah marun atau biru navy. Semua warna dicobain, mengingat hidup rasanya terlalu sederhana untuk dipakein baju hitaaaaam melulu.  Harapannya bisa memberikan warna pada hidup yang jauh lebih cerah, secerah senyum istri pas lagi selfie. 

Semua Berakhir di 5 Besar Teruna Teruni Denpasar 2024

Bermula dari coba-coba lalu masuk menjadi 5 Besar Finalis Teruna Teruni Denpasar Tahun 2024, putri kami Pande Putu Mirah Gayatridewi ternyata masih berusia 15 Tahun saat Grand Final dilaksanakan di Gedung Dharma Negara Alaya Lumintang Kota Denpasar, hari Minggu 18 Februari 2024 kemarin. Berhasil menyisihkan puluhan peserta dengan tingkat prestasi berskala Kab/Kota, Provinsi dan Nasional, ia mendapatkan undangan dari Panitia TTD untuk mengikuti perhelatan bergengsi ini, pasca meraih Juara Pertama Teruna Bagus Teruni Jegeg Sisma -SMAN 7 Denpasar Tahun 2023 lalu. Sehingga batas bawah Umur Peserta yang seharusnya 16 Tahun, infonya ditoleransi mengingat usianya sudah jalan menuju angka 16 sebulan kedepan.  Meski hanya sampai di peringkat 5 Besar, kami semua turut bangga mengingat ini adalah kali pertama putri kami mengikuti ajang tingkat Kab/Kota, menjadikannya sebagai Finalis Termuda diantara peserta lainnya. Bahkan kami dengar, merupakan siswa pertama di sekolahnya yang lolos hingga jenja

62 Tahun Bang Iwan Fals

Pekan ini Bang Iwan Fals kalau gak salah genap berusia 62 tahun. Umur yang gak muda lagi meski masih sering melahirkan karya-karya baru bareng anak-anak muda milenial.  Saya mengenal lagu-lagu Bang Iwan tepatnya di era Album Wakil Rakyat. Sebuah karya jelang Pemilu 1988 yang mengetengahkan lagu soal para legislatip yang biasa bersafari, dengan keragaman perilaku mereka di jaman itu.  Lirik lagunya tergolong sederhana, dan aransemennya juga mudah diingat. Gak heran di jaman itu pula, saya kerap membawakan lagu Wakil Rakyat sebagai lagu kebanggaan pas didaulat nyanyi didepan kelas, didepan 40an anak kelas 4 atau 5 kalau gak salah.  Dan ada juga beberapa karya sang musisi, yang dibawakan sesekali macam Kereta Tua atau Sore Tugu Pancoran yang bercerita soal si Budi kecil.  Terakhir menyukai karya Bang Iwan kalau ndak salah di album Suara Hati (2002). Yang ada track Untuk Para Pengabdi dan Seperti Matahari. Dua lagu favorit saya di album itu. Setelahnya hanya sebatas suka mendengar sebagian