Entah mengapa ketika mencermati penampilan beberapa Ogoh-Ogoh di seputaran Kota Denpasar nampaknya lebih banyak terinspirasi dari Juara Pertama Lomba Ogoh-Ogoh yang diselenggarakan Walikota Denpasar Tahun 2010 lalu. Chandra Bhairawa buah karya Sekaa Teruna Yowana Saka Bhuwana Banjar Tainsiat. Ogoh-ogoh yang menampilkan banyak perwajahan (dibuat dan disusun sedemikian rupa) tiga hingga sembilan wajah ditambah dua tiga pasang tangan, beraksi dengan pose yang nyaris sama.
Untuk Ogoh-ogoh berukuran besar didominasi dengan bahan gabus sebagai bahan dasar pembuatan sehingga memungkinkan terbentuknya otot dan lekukan tubuh sekecil dan sedetail apapun. Pose dan aksi mereka juga lebih banyak menantang, dari yang hanya berpegangan pada sebuah bambu, pohon, senjata ataupun kayu atau bahkan layaknya sedang terbang. Berkat pewarnaan dan hiasan yang diberikan, ogoh-ogoh yang tahun ini ditampilkan kembali di seputaran Alun-Alun Kota Denpasar ini jadi semakin hidup.
Dibandingkan Tahun lalu, secara jumlah Ogoh-ogoh yang tampil di seputaran Kota Denpasar saya rasa lebih sedikit, itupun secara sosok juga jadi kurang kreatif. Kendati begitu, beberapa diantaranya masih ada yang mengambil situasi sosial negeri diantaranya ogoh-ogoh Gayus Tambunan, Rabies atau KPK.
Comments
Post a Comment