Skip to main content

Samsung Galaxy ACE S5830, iPhone Banget

Sedari pertama kali berkesempatan memegang Samsung Galaxy ACE S5830 meski dalam versi Dummy di gerai Handphone Shop Teuku Umar beberapa waktu lalu, ada rasa kagum yang muncul melihat desain ponsel berbasis sistem operasi Android 2.2 Froyo ini. Makin terkagum-kagum ketika saya membaca dua review awal tabloid Pulsa dan Sinyal edisi terbaru. Baru merasa lega ketika mendapatinya kamis malam di gerai Cellular Shop. Ternyata benar dugaan saya, Samsung Galaxy ACE S5830 memang iPhone banget.

Secara desain yang membedakan hanyalah dimensi lebar ponsel dimana Samsung Galaxy ACE S5830 terlihat lebih ramping dibanding ‘kembarannya’ dan tombol navigasi yang juga berfungsi sebagai tombol Home. Apalagi jika dilihat Sepintas lalu, dari penampakan depan dan belakang memang mirip dengan perangkat fenomenal besutan Apple. Namun saya pribadi bersyukur bahwa secara bentukan jika dilihat lebih detail malah ditemukan lebih banyak lagi perbedaannya. Minimal kelak tidak di-cap sebagai Replika iPhone. Hehehe…

Di bagian depan, sesungguhnya terdapat dua tombol sentuh (beneran disentuh, bukan dipencet) yang berfungsi sebagai tombol Kembali (Undo) pada sebelah kanan navigasi dan Pilihan (Option) pada sebelah kiri navigasi. Di sisi atas ponsel terdapat lubang earpiece dan juga micro USB yang digunakan sebagai charger unit serta penukaran data sedang di sisi bawah hanya terdapat lubang kecil yang berfungsi sebagai Mic. Di sisi kiri ponsel hanya terdapat dua tombol volume yng tergolong mini untuk tangan saya yang jempol semua dan di kanan terdapat tombol Power dan juga slot MicroSD yang dalam paket penjualannya menyertakan memori sebesar 2GB.

Disandingkan dengan pendahulunya yaitu  Samsung Spica, ketiadaan tombol kamera juga pengunci layar merupakan satu kekurangan telak, namun jangan khawatir karena untuk tombol kamera bisa disentuh langsung pada layar dan fitur autofokus akan bekerja dengan sendirinya. Demikian halnya dengan pengunci layar, bisa diakses dengan menekan sekali tombol power.

Dalam paket penjualan untuk Regional Indonesia rupanya berbeda jauh dengan paket penjualan di luaran. Saya bisa mengetahuinya melalui beberapa video ‘unboxing dan review Samsung Galaxy ACE S5830 yang tersimpan dalam portal berbagi YouTube. Perbedaan paling menyolok yaitu ukuran box penjualan yang jauh lebih kecil dan ketiadaan tambahan cover belakang serta pengaman ponsel yang disertakan. Padahal saya berharap banyak pada kedua asesoris tambahan tersebut. Kecewa juga sih, tapi ya mau bagaimana lagi.

Memori internal yang minim merupakan salah satu kekurangan ponsel Samsung Galaxy ACE S5830 ini. Namun jangan khawatir, berkat sistem operasi Android 2.2 Froyo yang disematkan dalam ponsel memberikan sedikit kemudahan pembagian lokasi penyimpanan aplikasi yang dialihkan ke kartu memori. Sayangnya, tidak semua aplikasi bisa dipindah lokasikan, bergantung pada kebutuhan dan kepentingannya. Sepengetahuan saya, jika itu berupa Games yang diunduh, akan dialokasikan ke kartu memori sedangkan aplikasi yang berkaitan dengan hardware tetap disimpan dalam memori internal. Tapi ups, hingga kini saya belum jua mengetahui bagaimana cara memindahlokasikan penyimpanan games ataupun aplikasi yang diunduh seperti halnya pada sistem operasi Windows Mobile. Kartu memori microSD yang disertakan dalam paket penjualan ‘hanya’ sebesar 2 GB saja, itupun masih bisa dimaksimalkan hingga 32 GB loh.

Kendati posisi kartu memori bisa diakses secara hotSwap, tidak demikian halnya dengan kartu sim. Slot kartu sim baru bisa ditemukan diatas posisi batere yang notabene bisa disematkan dengan membuka baterenya terlebih dahulu. Kekuatan batere yang disertakan untuk mendukung kinerja ponsel rupanya hanya sebesar 1350 mAh. Jauh lebih kecil dari yang saya harapkan. Dengan pemakaian normal, koneksi internet yang menyala sepanjang hari ditambah penggunaan yang tidak intensif dan berkelanjutan, usia batere bisa bertahan hingga satu hingga satu setengah hari. Akan semakin pendek ketika penggunaan aplikasi makin banyak (multitasking) tanpa diputuskan ketika telah usai digunakan.

Untuk bisa menggunakan ponsel dari kondisi off ternyata tidak perlu menunggu waktu terlalu lama seperti halnya pada ponsel bersistem operasi Windows Mobile. Caranya dengan menekan tombol power sedikit agak lama dan melepaskannya. Layar utama (homescreen) akan tampil dengan segera dan siap digunakan. Dengan menekan sekali tombol power, layar akan terkunci dan menghitam. Aktifitas ini akan lebih mampu menghemat daya batere namun jangan khawatir, layar akan segera menyala ketika ada panggilan ataupun pesan yang masuk.

Terakhir, untuk mematikan ponsel silahkan menekan tombol power sedikit agak lama lalu lepaskan. Layar akan menampilkan 3 (tiga) pilihan, Silent Mode, Flight Mode atau Power Off. Tahu yang mana harus dipilih kan ?

Comments

Postingan Lain

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

Menantu Mertua dan Calon Mertua

Menonton kembali film lama Meet the Parents (2000) yang dibintangi oleh Ben Stiler dan Robert De Niro, mengingatkan saya betapa terjalnya perjalanan seorang calon menantu untuk mendapatkan kepercayaan sang calon mertua, atas putri kesayangan mereka yang kelak akan diambil menjadi seorang istri dan pendamping hidup. Meski ‘kekejaman’ yang ditunjukkan oleh sang calon mertua dalam film tersebut *sosok bapak* jauh lebih parah dari yang saya alami, namun kelihatannya cepat atau lambat, akan saya lakoni pula nantinya. Memiliki tiga putri yang salah satunya sudah masuk usia remaja, adalah saat-saat dimana kami khususnya saya sudah sewajarnya masuk dalam tahapan belajar menjadi seorang kawan bagi putri sulung saya satu ini. Mengingat ia kini sudah banyak bertanya perihal masa lalu yang saya miliki, baik soal pendidikan atau sekolah, pergaulan dan hobi. Memang sih untuk urusan pacar, ia masih menolak berbicara lebih jauh karena berusaha tak memikirkannya, namun sebagai seorang Bapak, ya wajar s

Warna Cerah untuk Hidup yang Lebih Indah

Seingat saya dari era remaja kenal baju kaos sampai nganten, isi lemari sekitar 90an persen dipenuhi warna hitam. Apalagi pas jadi Anak Teknik, baju selem sudah jadi keharusan.  Tapi begitu beranjak dewasa -katanya sih masa pra lansia, sudah mulai membuka diri pada warna-warna cerah pada baju atasan, baik model kaos oblong, model berkerah atau kemeja.  Warna paling parah yang dimiliki sejauh ini, antara Peach -mirip pink tapi ada campuran oranye, atau kuning. Warna yang dulu gak bakalan pernah masuk ke lemari baju. Sementara warna merah, lebih banyak digunakan saat mengenal ke-Pandean, nyaruang antara warna parpol atau merahnya Kabupaten Badung.  Selain itu masih ada warna hijau tosca yang belakangan lagi ngetrend, merah marun atau biru navy. Semua warna dicobain, mengingat hidup rasanya terlalu sederhana untuk dipakein baju hitaaaaam melulu.  Harapannya bisa memberikan warna pada hidup yang jauh lebih cerah, secerah senyum istri pas lagi selfie. 

Semua Berakhir di 5 Besar Teruna Teruni Denpasar 2024

Bermula dari coba-coba lalu masuk menjadi 5 Besar Finalis Teruna Teruni Denpasar Tahun 2024, putri kami Pande Putu Mirah Gayatridewi ternyata masih berusia 15 Tahun saat Grand Final dilaksanakan di Gedung Dharma Negara Alaya Lumintang Kota Denpasar, hari Minggu 18 Februari 2024 kemarin. Berhasil menyisihkan puluhan peserta dengan tingkat prestasi berskala Kab/Kota, Provinsi dan Nasional, ia mendapatkan undangan dari Panitia TTD untuk mengikuti perhelatan bergengsi ini, pasca meraih Juara Pertama Teruna Bagus Teruni Jegeg Sisma -SMAN 7 Denpasar Tahun 2023 lalu. Sehingga batas bawah Umur Peserta yang seharusnya 16 Tahun, infonya ditoleransi mengingat usianya sudah jalan menuju angka 16 sebulan kedepan.  Meski hanya sampai di peringkat 5 Besar, kami semua turut bangga mengingat ini adalah kali pertama putri kami mengikuti ajang tingkat Kab/Kota, menjadikannya sebagai Finalis Termuda diantara peserta lainnya. Bahkan kami dengar, merupakan siswa pertama di sekolahnya yang lolos hingga jenja