Skip to main content

Remaja dan penyalahgunaan FaceBook

Dianandha Heppista, Aisyah Putri PrayudiIbnu Farhansyah, Julianto Madura ataupun Evan Brimob barangkali hanyalah beberapa remaja yang secara kebetulan tertangkap tangan memunculkan Update Status yang kemudian menghentak puluhan, ratusan bahkan ribuan orang yang membacanya. Terlepas dari pengakuan mereka bahwa itu dilakukan karena akun yang di-Hack oleh orang lain bahkan ada juga  karena pengaruh emosi. Mereka belum tahu betapa kuatnya pengaruh sebuah Social Media bernama FaceBook.

Remaja dan FaceBook barangkali merupakan dua hal besar yang saling terkait dan sangat sulit untuk dipisahkan. Remaja yang selalu ingin menjadi yang terkini saya yakin pasti memiliki paling tidak sebuah akun FaceBook, apalagi media cetak, operator telepon dan juga berbagai brand ponsel selalu mengedepankan akun jejaring sosial pertemanan ini sebagai jualan terlaris. Demikian halnya dengan FaceBook. Remaja bisa jadi merupakan salah satu segmen pengguna terbesar.

Seiring perkembangan jaman, rupanya Remaja belum jua menyadari seberapa besar pengaruh dan kekuatan social Media yang mereka gemari tersebut. Padahal diluaran baik FaceBook ataupun Twitter, sudah dianggap mampu mengancam Keamanan Nasional seperti yang terjadi saat penumbangan rezim diktator Mesir tempo hari. Remaja yang saya lihat, rata-rata masih suka menggunakannya hanya untuk mengeluh, mengeluh dan mengeluh. Tentang pacar, sekolah, hal-hal yang sedang trend dibahas media cetak hingga kini mulai menyerempet pada soal agama dan Azas ke-Bhinekaan.

Memang, setiap orang memiliki hak untuk bebas berpendapat di negara ini. Kabarnya dilindungi oleh Undang-Undang pula. Namun yang perlu dipahami adalah kebebasan pendapat yang dilindungi itu hendaknya dapat dipertanggungjawabkan pula oleh yang bersuara, jangan asal bacot apalagi sampe menghina. Jika sudah terlanjur mendapatkan kecaman, berbagai akal buluspun dicoba untuk bisa menghindar dari tudingan. Gag jantan kan ?

Usia Remaja bagi saya pribadi sungguh merupakan usia yang rentan untuk masuk dan bebas berbicara dalam social media sekelas FaceBook ataupun Twitter. Karena di usia mereka ini yang namanya kedewasaan belum tentu bisa disamaratakan dengan remaja lain yang seusianya. Jangankan remaja, para politikus negeri inipun masih ada kok yang pola pikirnya kaya’Remaja (nyaris bebas dan kreatif, baru nyaris loh :p).

Maka itu, berhati-hatilah dalam berpikir, berkata dan bertindak. Seperti halnya ajaran Agama Hindu ada Tri Kaya Parisudha. Berpikir yang Baik, Berkata yang Baik dan Berbuat yang Baik. Sudah banyak cermin (baca:contoh) yang dapat dijadikan bahan pelajaran, diantaranya kelima nama Remaja diatas. Mereka lebih mengutamakan emosi dalam berkata ketimbang memikirkannya terlebih dahulu dan menimbang konsekuensinya. Sangat disayangkan memang mengingat satu dua diantara mereka merupakan panutan bagi remaja seusianya.

Lantas bagaimana cara agar tidak salah jalan ? selektif dalam memilih teman di Jejaring Sosial  selektif pula dalam berkata-kata (update status). Jaga perasaan orang lain, karena tidak semua orang paham dan sejalan dengan apa yang kita pikirkan, jaga pula apa yang menjadi milik kita (akun FaceBook) agar jangan sampai diambil orang.

Mengapa saya anjurkan untuk selektif memilih Teman, untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan yang biasanya datang justru dari teman yang tidak kita kenali dalam daftar. Coba deh pikirkan, seberapa jauh atau seberapa banyak teman FaceBook yang benar-benar dikenal di dunia nyata ? saya yakin sangat banyak, apalagi bagi mereka yang punya teman hingga ribuan orang. Teman FaceBook yang memang benar-benar Teman sejati di dunia nyata, saya yakin akan mengingatkan terlebih dahulu ketimbang mencaci.  Iya gak ?

Jika dulu ada kata-kata ‘Mulutmu, Harimaumu… kini sudah berubah menjadi ‘Update Statusmu, Harimaumu…’

Banyak-banyak belajar sebelum bertindak barangkali jauh lebih bijak ketimbang baru tahu sedikit sudah ngebacot berlebihan. Bahaya. Hehehe…

Comments

Postingan Lain

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

Menantu Mertua dan Calon Mertua

Menonton kembali film lama Meet the Parents (2000) yang dibintangi oleh Ben Stiler dan Robert De Niro, mengingatkan saya betapa terjalnya perjalanan seorang calon menantu untuk mendapatkan kepercayaan sang calon mertua, atas putri kesayangan mereka yang kelak akan diambil menjadi seorang istri dan pendamping hidup. Meski ‘kekejaman’ yang ditunjukkan oleh sang calon mertua dalam film tersebut *sosok bapak* jauh lebih parah dari yang saya alami, namun kelihatannya cepat atau lambat, akan saya lakoni pula nantinya. Memiliki tiga putri yang salah satunya sudah masuk usia remaja, adalah saat-saat dimana kami khususnya saya sudah sewajarnya masuk dalam tahapan belajar menjadi seorang kawan bagi putri sulung saya satu ini. Mengingat ia kini sudah banyak bertanya perihal masa lalu yang saya miliki, baik soal pendidikan atau sekolah, pergaulan dan hobi. Memang sih untuk urusan pacar, ia masih menolak berbicara lebih jauh karena berusaha tak memikirkannya, namun sebagai seorang Bapak, ya wajar s

Warna Cerah untuk Hidup yang Lebih Indah

Seingat saya dari era remaja kenal baju kaos sampai nganten, isi lemari sekitar 90an persen dipenuhi warna hitam. Apalagi pas jadi Anak Teknik, baju selem sudah jadi keharusan.  Tapi begitu beranjak dewasa -katanya sih masa pra lansia, sudah mulai membuka diri pada warna-warna cerah pada baju atasan, baik model kaos oblong, model berkerah atau kemeja.  Warna paling parah yang dimiliki sejauh ini, antara Peach -mirip pink tapi ada campuran oranye, atau kuning. Warna yang dulu gak bakalan pernah masuk ke lemari baju. Sementara warna merah, lebih banyak digunakan saat mengenal ke-Pandean, nyaruang antara warna parpol atau merahnya Kabupaten Badung.  Selain itu masih ada warna hijau tosca yang belakangan lagi ngetrend, merah marun atau biru navy. Semua warna dicobain, mengingat hidup rasanya terlalu sederhana untuk dipakein baju hitaaaaam melulu.  Harapannya bisa memberikan warna pada hidup yang jauh lebih cerah, secerah senyum istri pas lagi selfie. 

Semua Berakhir di 5 Besar Teruna Teruni Denpasar 2024

Bermula dari coba-coba lalu masuk menjadi 5 Besar Finalis Teruna Teruni Denpasar Tahun 2024, putri kami Pande Putu Mirah Gayatridewi ternyata masih berusia 15 Tahun saat Grand Final dilaksanakan di Gedung Dharma Negara Alaya Lumintang Kota Denpasar, hari Minggu 18 Februari 2024 kemarin. Berhasil menyisihkan puluhan peserta dengan tingkat prestasi berskala Kab/Kota, Provinsi dan Nasional, ia mendapatkan undangan dari Panitia TTD untuk mengikuti perhelatan bergengsi ini, pasca meraih Juara Pertama Teruna Bagus Teruni Jegeg Sisma -SMAN 7 Denpasar Tahun 2023 lalu. Sehingga batas bawah Umur Peserta yang seharusnya 16 Tahun, infonya ditoleransi mengingat usianya sudah jalan menuju angka 16 sebulan kedepan.  Meski hanya sampai di peringkat 5 Besar, kami semua turut bangga mengingat ini adalah kali pertama putri kami mengikuti ajang tingkat Kab/Kota, menjadikannya sebagai Finalis Termuda diantara peserta lainnya. Bahkan kami dengar, merupakan siswa pertama di sekolahnya yang lolos hingga jenja