Skip to main content

Renungan tentang Puasa dan Keputusan untuk berPuasa

Ketika seseorang mengambil keputusan untuk menjalankan Puasa selama 12, 24 atau 36 jam saat Tahun Baru Caka atau Hari Raya Nyepi, itu artinya ia telah siap untuk menghadapi segala cobaan, tantangan bahkan godaan dalam bentuk upaya-upaya dari lingkungannya baik secara sengaja atau tidak, untuk menggagalkan niat dan keputusan tersebut. Bukan malah berharap agar lingkungan mendukung, lalu ikut berpuasa saat yang bersangkutan berada dalam lingkungannya. Karena keberhasilan saat mencapai akhir dari sebuah keputusan yang besar, akan memberikan makna dan ‘perhargaan’ *apapun itu bentuk dan harapannya- akan jadi makin bernilai secara fisik dan psikis bagi insan tersebut.

Hal ini kerap disampaikan oleh seorang guru agama kami semasa SMP dahulu, yang selalu menanamkan pemahaman pada anak didiknya untuk mencoba menjalankan puasa begitu matahari menjelang saat Tahun Baru Caka tiba. Tentu dalam bahasa yang lebih mudah dimengerti oleh kami dalam usia remaja.

Maka ketika saya mencoba menjalani puasa 24 sampai 36 jam dari masa SMP sampai masa kuliah, setiap perayaan Nyepi bersama dua sepupu dirumah, sangat merasakan betapa beratnya tantangan dan juga godaan dari lingkungan yang sedang berjalan di waktu yang sama.

Ada banyak jenis tantangan dan godaan saat menjalankan puasa Nyepi di rumah. Seperti menu makanan yang disiapkan oleh Ibu maupun saudara di rumah saat Nyepi berlangsung, sangat banyak dan beragam, lantaran dalam satu natah dimana kami tinggal, dihuni oleh banyak KK dan tentu saja belasan sepupu lainnya. Belum lagi soal sepupu yang usianya sepantaran, selalu mencoba mengagalkan usaha puasa dengan -sengaja- makan dan minum di depan mata, atau malah menawarkan dan mengajak, sambil berpura-pura lupa bahwa ada yang menjalankan upaya Puasa, sampai penantian waktu yang cukup lama jika dilewatkan dengan bengong dan berdiam diri.

Namun begitu meminum dua gelas air hangat saat akhir masa berpuasa keesokan harinya, ada rasa syukur dan bangga *ukuran anak remaja- bisa melewatinya dengan baik. Cerita ini lalu disampaikan pada guru agama kami tersebut, segera dalam pertemuan kelas pasca libur hari raya Nyepi.

Sayangnya pasca menderita Diabetes, saya tak lagi mampu menjalaninya dengan baik. Sementara dua sepupu di rumah masih bertahan dengan rutinitas tahunannya ini.

Saat perjalanan makin jauh, saya pun menyadari banyak hal akan makna, maksud serta tujuan ibu guru agama kami memberikan tantangan puasa pada anak didiknya saat masa SMP dulu.

Bahwa sesungguhnya untuk bisa memahami agama sendiri, bisa dilakoni dengan berbagai jalan. dan masing-masing akan menemukan tujuan yang sama meski mengikuti jalan yang berbeda. Tidak ada benar atau salah, hanya baik dan buruk saja. Apa yang sebaiknya bisa dihindari, dan apa yang sebaiknya tetap dilakukan.

Bahwa tantangan dan semua godaan yang ada dalam lingkungan kita, akan terasa berat jika sedari awal sudah berupaya untuk mengingkarinya, namun akan terasa biasa saja saat kita menjalaninya bersama dengan penuh kesadaran.

Bahwa saat mengambil keputusan untuk menjalankan puasa atau tidak, artinya kita-lah yang dituntut untuk bisa menghormati orang lain yang tidak berpuasa, bukan orang lain yang harus menghormati kita yang berpuasa. Karena disini kita bicara kemampuan diri sendiri dalam menahan godaan dan tantangan yang ada selama menjalankan puasa untuk mencapai titik akhir tujuan berpuasa.

Semakin mampu kita menahan godaan, maka harapan yang ditanamkan pun akan makin terasa maknanya.

Comments

Popular posts from this blog

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

Akhirnya Migrasi Jua, Pulang ke Kampung Blogspot

Gak terasa yang namanya aktifitas menulisi Blog sudah sampai di tahun ke 17. Termasuk ukuran blogger senior kalau kata teman, padahal kalau dilihat dari sisi kualitas tetap saja masuk kelompok junior. Belum pernah menghasilkan tulisan yang keren sejauh ini. Blog bagi saya sudah jadi semacam wadah untuk coli. Ups Maaf kalo mencomot istilah gak baik. Tapi ini seriusan, karena memang digunakan untuk melanjutkan halusinasi tanpa perlu berpikir akan ada yang berkunjung, membaca atau tidak. Setidaknya berguna untuk menjaga pikiran-pikiran negatif agar tidak menjalar keluar mengganggu orang lain, atau melepas lelah dan keluh kesah harian akan segala tekanan bathin di keluarga, kantor maupun sosial masyarakat. Jadi maklumi saja kalau isi blognya gak sesuai ekspektasi kalian. Meski sudah menulis selama 17 tahun, namun laman Blog www.pandebaik.com ini kalau ndak salah baru lahir sekitar tahun 2008. Segera setelah bermasalah dengan media mainstream yang berbarengan dengan tutupnya penyedia hos

Kendala yang ditemui saat Migrasi Blog

Keputusan untuk Migrasi alias pulang kampung ke halaman Blogspot, sebetulnya merupakan satu keputusan yang berat mengingat WordPress sudah jadi pijakan yang mapan untuk ukuran blog yang berusia 17 tahun. Tapi mengingat pemahaman dan kemampuan pribadi akan pengelolaan blog dengan hosting yang teramat minim, sekian kali ditumbangkan oleh script, malware dan lainnya, rasanya malu juga kalau terus-terusan merepotkan orang hanya untuk sebuah blog pribadi yang gak mendatangkan materi apa-apa. Ini diambil, pasca berdiskusi panjang dengan 2-3 rekan yang paham soal proses Migrasi dan apa sisi positif di balik itu semua. Namun demikian, rupanya proses Migrasi yang tempo hari saya coba lakukan dengan hati-hati, tidak semulus harapan atau keinginan yang dibayangkan. Ada beberapa kendala didalamnya yang mana memberikan efek cukup fatal dalam pengarsipan cerita atau postingan blog sebelumnya. Yuk disimak apa saja. 1. Pengurangan jumlah postingan Blog yang cukup signifikan. Postingan Blog www.p