Skip to main content

#HPjadul Sony Clie series, PDA Japan Jaman Old

Seperti halnya saat berhasil menggenggam perangkat T-Mobile Sidekick Hiptop 2 tempo hari, rasa yang sama juga hadir saat 2 seri Sony Clie, perangkat genggam jaman old, bisa sampai di pintu rumah. Untuk waktu yang sangat lama, seri Clie ini sempat menjadi angan-angan lantaran bingung mau mencarinya dimana.

Sony Clie sendiri merupakan perangkat genggam yang lazimnya saat itu dikenal dengan nama PDA atau Personal Digital Asisstant, mengadopsi sistem operasi Palm dan diluncurkan di pasar Jepang tahun 2000 hingga 2005. Memiliki setidaknya 11 seri dengan bentukannya yang unik, dan sistem navigasi masih mengandalkan jog wheel, atau roda kecil yang menghias sisi samping perangkat, macam seri BlackBerry di kelahiran awal.

Disandingkan dengan ponsel-ponsel jaman sekarang, teknologi ataupun desain Clie series bisa dikatakan gak banyak berubah. Yaitu keberadaan layar sentuh yang masih murni mengandalkan stylus sebagai metode input, dimensi tipis nan besar, begitu nyaman digenggam untuk tangan ukuran yang saya miliki, kamera putar yang resolusinya tentu sama untuk pengambilan dari sudut manapun. Serta kemampuan office apps dan multimedia meskipun hanya menyediakan opsi storage ukuran MegaBytes saja.

Clie series yang saya dapatkan sebagai bagian dari misi #HPjadul ini, hadir dalam desain yang berbeda.

Sony Clie NX70v merupakan perangkat genggam dengan desain clamshell atau bentukan kerang alias lipat, dimana konstruksi atas murni mengadopsi area layar tok yang dapat pula diputar laiknya camcoder atau desain ala Nokia N90, dan konstruksi bawah, untuk barisan thumbboard dan tombol pilihan lainnya.
Lensa kamera dibenamkan pada konstruksi pojokan lipat, dan dapat diputar secara manual sesuai kebutuhan pengguna.

Sementara itu untuk Sony Clie TG50 mengambil bentukan pda murni dengan tambahan thumbboard dalam satu konstruksi dan fungsi clamshell hanya digunakan untuk menutupi layar. Seri ini mengingatkan saya pada Benq P50, atau iPaq 6500 yang memiliki desain sama persis namun tanpa penutup.

Kedua seri Sony Clie ini mengobati rasa rindu saya akan perangkat pda konvergensi jaman old yang sudah semakin sedikit jumlahnya.

Comments

Popular posts from this blog

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

Akhirnya Migrasi Jua, Pulang ke Kampung Blogspot

Gak terasa yang namanya aktifitas menulisi Blog sudah sampai di tahun ke 17. Termasuk ukuran blogger senior kalau kata teman, padahal kalau dilihat dari sisi kualitas tetap saja masuk kelompok junior. Belum pernah menghasilkan tulisan yang keren sejauh ini. Blog bagi saya sudah jadi semacam wadah untuk coli. Ups Maaf kalo mencomot istilah gak baik. Tapi ini seriusan, karena memang digunakan untuk melanjutkan halusinasi tanpa perlu berpikir akan ada yang berkunjung, membaca atau tidak. Setidaknya berguna untuk menjaga pikiran-pikiran negatif agar tidak menjalar keluar mengganggu orang lain, atau melepas lelah dan keluh kesah harian akan segala tekanan bathin di keluarga, kantor maupun sosial masyarakat. Jadi maklumi saja kalau isi blognya gak sesuai ekspektasi kalian. Meski sudah menulis selama 17 tahun, namun laman Blog www.pandebaik.com ini kalau ndak salah baru lahir sekitar tahun 2008. Segera setelah bermasalah dengan media mainstream yang berbarengan dengan tutupnya penyedia hos

Kendala yang ditemui saat Migrasi Blog

Keputusan untuk Migrasi alias pulang kampung ke halaman Blogspot, sebetulnya merupakan satu keputusan yang berat mengingat WordPress sudah jadi pijakan yang mapan untuk ukuran blog yang berusia 17 tahun. Tapi mengingat pemahaman dan kemampuan pribadi akan pengelolaan blog dengan hosting yang teramat minim, sekian kali ditumbangkan oleh script, malware dan lainnya, rasanya malu juga kalau terus-terusan merepotkan orang hanya untuk sebuah blog pribadi yang gak mendatangkan materi apa-apa. Ini diambil, pasca berdiskusi panjang dengan 2-3 rekan yang paham soal proses Migrasi dan apa sisi positif di balik itu semua. Namun demikian, rupanya proses Migrasi yang tempo hari saya coba lakukan dengan hati-hati, tidak semulus harapan atau keinginan yang dibayangkan. Ada beberapa kendala didalamnya yang mana memberikan efek cukup fatal dalam pengarsipan cerita atau postingan blog sebelumnya. Yuk disimak apa saja. 1. Pengurangan jumlah postingan Blog yang cukup signifikan. Postingan Blog www.p