Skip to main content

Donor Darah ke-65 kalinya

Ada rasa syukur yang terucap dalam hati setiap kali petugas PMI usai mengambil secuil darah merah dari ujung jari tengah dan memperlihatkan hasil uji HB menunjukkan bahwa saya layak melaksanakan donor darah hari ini. Tidak sia-sia pengorbanan dan rutinitas harian yang dilakoni selama 2.5 bulan terakhir, terbayar lunas begitu sekantong darah selesai ditimbang dan jarum suntik berukuran besar ditarik perlahan dari lengan kanan. Usai sudah tugas saya untuk hari ini. dan besok akan berupaya memulai lagi rutinitas yang sama untuk memberi sekantong darah pada sesama.

Menjaga kadar gula darah dengan rutin berolahraga sebetulnya tidak susah, kalau saja mau dilakoni. Yang paling susah itu, ya Konsisten.
Berupaya konsisten melakukan hal yang sama setiap hari sepanjang bulan dan tahun, setidaknya membutuhkan kesadaran akan kesehatan diri sendiri dan juga kebutuhan darah bagi orang lain. Itu sebabnya selama 2.5 tahun terakhir harus merelakan 3 pasang sepatu lari kualitas kawe, bolong -bolong lantaran rutin dipakai berolahraga setiap hari.
Oke, nyaris setiap hari.

Tidak hanya itu, menjaga pola makan dan banyak mengkonsumsi air putih juga merupakan menu wajib harian, jika kita ingin lolos dari lubang jarum, uji HB.
Tak lupa cukup beristirahat dan jangan lupa bersyukur. Karena saya yakin, hal terakhir inilah yang kelak akan menjaga kita tetap bisa konsisten melakukan hal yang sama tanpa henti. Bahkan ketagihan.
Sama dengan Seks.
Ups Sorry…

Donor Darah yang ke-65 kalinya, saya berikan hari Jumat siang kemarin. Usai apel pagi hari Korpri, iseng meluncur ke PMI Rumah Sakit Kapal untuk mengetahui kondisi tubuh, tanpa berharap banyak bisa menyumbangkan sekantong darah sebelum pulang. Namun Tuhan memberikan kesempatan-Nya sekali lagi.

Tidak ada motivasi apapun yang membebani pikiran untuk menyisihkan sekantong darah secara rutin hingga hari ini. Karena semua sudah dibayar lunas dengan Kesehatan pribadi dan keluarga oleh-Nya.

Ayo ikut mendonorkan darahmu kawan, semua itu sangat berarti bagi kita semua.

Comments

Popular posts from this blog

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

62 Tahun Bang Iwan Fals

Pekan ini Bang Iwan Fals kalau gak salah genap berusia 62 tahun. Umur yang gak muda lagi meski masih sering melahirkan karya-karya baru bareng anak-anak muda milenial.  Saya mengenal lagu-lagu Bang Iwan tepatnya di era Album Wakil Rakyat. Sebuah karya jelang Pemilu 1988 yang mengetengahkan lagu soal para legislatip yang biasa bersafari, dengan keragaman perilaku mereka di jaman itu.  Lirik lagunya tergolong sederhana, dan aransemennya juga mudah diingat. Gak heran di jaman itu pula, saya kerap membawakan lagu Wakil Rakyat sebagai lagu kebanggaan pas didaulat nyanyi didepan kelas, didepan 40an anak kelas 4 atau 5 kalau gak salah.  Dan ada juga beberapa karya sang musisi, yang dibawakan sesekali macam Kereta Tua atau Sore Tugu Pancoran yang bercerita soal si Budi kecil.  Terakhir menyukai karya Bang Iwan kalau ndak salah di album Suara Hati (2002). Yang ada track Untuk Para Pengabdi dan Seperti Matahari. Dua lagu favorit saya di album itu. Setelahnya hanya sebatas suka mendengar sebagian