Skip to main content

Satu Bulan Pemakaian Samsung Galaxy M30s, Kesannya Gimana Aja ya ?

Mengubah kebiasaan dan pola penggunaan ponsel dari si besar Samsung Galaxy A9 Pro (2016) ke si ramping M30s, tentu memberikan banyak warna dan pengalaman baru selama nyaris satu bulan ini. Meski secara resminya sih belum sampai 2 mingguan.
Pengen tau apa aja ? Yuk, simak.

Keseringan Typo

Entah karena ukuran lebar layar ponsel cukup signifikan dibandingkan dengan seri A9 Pro, saya kerap mengalami typo saat melakoni proses pengetikan draft blog hingga berkirim pesan lewat whatsapp group. Agak mengganggu sebenarnya, karena terkadang saat membutuhkan kecepatan penyelesaian, jadi tambah lama gegara typo tadi.
Maklum, untuk proses pengetikan, murni mengandalkan kedua jempol tangan, kanan dan kiri. Apes bener…
Apalagi kalo sampai ada percikan air meski sedikit yang hinggap di permukaan layar. Dijamin slingsut deh pengetikannya.

Licin dan kerap terlepas
Yang satu ini memang paling mengganggu selain typo tadi. Permukaan layar ponsel M30s bisa dikatakan licin banget bila disandingkan dengan penggunaan ponsel lama, termasuk saat menggunakan case atau sarung ponselnya sekalipun. Slip paling sering terjadi sih pada saat mengetik draft blog, ponsel selalu jatuh turun melewati jari tangan lainnya. Sepertinya harus mulai mempertimbangkan penggunaan ring yang nempel di badan belakang ponsel.

Wake Up dua kali ketukan
Awalnya merasa terganggu, karena sempat heran bagaimana mungkin layar ponsel bisa langsung aktif ketika diambil dan dilihat dari posisi layar off.
Ada sedikit kekhawatiran, persoalan batere bakalan cepat habis hanya untuk penggunaan harian. Syukurnya sih gak sampai sejauh itu.
Ternyata kelihatannya wake up phone bisa dilakukan dengan 2 cara. Menghadapkan layar ponsel ke wajah secara langsung, atau bisa juga dengan mengetuk layar ponsel dua kali. Tampilan Lock Screen akan hadir tanpa perlu menekan tombol power lagi. Lumayan menghemat usia tombol power untuk jangka panjang sih.

ScreenShot agak merepotkan
Entah saya yang masih katrokan saat berupaya mengambil rekaman gambar pada layar atau sebetulnya ada cara lain yang lebih mudah, namun bilamana dipaksakan dengan menekan bersamaan dua tombol power dan volume down, agak payah juga ternyata. Karena terkadang gak bisa berhasil dalam sekali coba.
Hilangnya tombol Home secara fisik dan berganti dengan tampilan layar menyebabkan opsi lama pengambilan screenshot gak lagi bisa dilakukan dengan mudah. Atau kalian nemu cara yang jauh lebih soft tanpa harus menekan tombol fisik ?

Storage Leluasa
Biasanya sih pas penggunaan ponsel terdahulu, persoalan internal storage kerap jadi masalah. Mengingat hasil unduhan video, ataupun tangkapan layar dan juga Whatsapp media, secara default tersimpan di internal storage. Sehingga dengan sedikitnya space tersisa, musti rajin mengelola file, mana yang layak dihapus, mana yang dipertahankan.
Sekarang mah sudah gak lagi.
Apalagi dengan adanya slot memory tambahan diluar 2 sim card, memberi tambahan keleluasaan untuk menyimpan banyak file saat melakukan proses unduhan. Gak perlu khawatir lagi.
Malah sebenarnya pas pesan seri M30s kemarin, berharap banget ada versi lebihnya, yang 128 GB. Sayangnya lokalan Indonesia hanya mengakomodir seri 64/4 ini saja.

Ketagihan ambil Gambar
Begitu melihat hasil jadi jepret gambar, baik foto ataupun video, saya tak segan mengulanginya untuk mendapatkan pilihan yang jauh lebih baik lagi. Meski hasil pengambilan gambar pertama, secara pendapat pribadi sudah sangat bagus untuk ukuran saya. Kemampuan foto untuk mengambil gambar secara wide meluaskan pandangan dan memberikan banyak pilihan tanpa perlu repot mengambil jarak jauh ke belakang.
Sementara itu, hasil video shoot dengan dukungan stabilizer nya, sudah macam beraksi dengan gimbal saja. Maka itu, Gimbal Moza yang tempo hari kerap digunakan, kini malah nganggur di atas lemari, karena hasil video yang diambil sejauh ini sudah smooth banget perpindahan adegannya.

Lock Home Screen
Terakhir ini mah, fitur tambahan untuk UI Samsung saat ini sudah memenuhi keinginan banget. Karena selama ini jujur aja, saya lebih suka menggunakan launcher Apex Pro ketimbang UI milik Samsung terdahulu.
Yang mana punya kelebihan mengunci layar depan secara permanen agar tidak sampai memindah hapuskan icon aplikasi saat digunakan oleh anak-anak di rumah.
Kini fitur itu ada dalam One UI milik Samsung yang dibekali dalam setiap ponsel terkini untuk memudahkan penggunaan layar besar hanya dengan satu tangan.

Jadi overall sih memuaskan banget…

Comments

Postingan Lain

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

Warna Cerah untuk Hidup yang Lebih Indah

Seingat saya dari era remaja kenal baju kaos sampai nganten, isi lemari sekitar 90an persen dipenuhi warna hitam. Apalagi pas jadi Anak Teknik, baju selem sudah jadi keharusan.  Tapi begitu beranjak dewasa -katanya sih masa pra lansia, sudah mulai membuka diri pada warna-warna cerah pada baju atasan, baik model kaos oblong, model berkerah atau kemeja.  Warna paling parah yang dimiliki sejauh ini, antara Peach -mirip pink tapi ada campuran oranye, atau kuning. Warna yang dulu gak bakalan pernah masuk ke lemari baju. Sementara warna merah, lebih banyak digunakan saat mengenal ke-Pandean, nyaruang antara warna parpol atau merahnya Kabupaten Badung.  Selain itu masih ada warna hijau tosca yang belakangan lagi ngetrend, merah marun atau biru navy. Semua warna dicobain, mengingat hidup rasanya terlalu sederhana untuk dipakein baju hitaaaaam melulu.  Harapannya bisa memberikan warna pada hidup yang jauh lebih cerah, secerah senyum istri pas lagi selfie. 

Semua Berakhir di 5 Besar Teruna Teruni Denpasar 2024

Bermula dari coba-coba lalu masuk menjadi 5 Besar Finalis Teruna Teruni Denpasar Tahun 2024, putri kami Pande Putu Mirah Gayatridewi ternyata masih berusia 15 Tahun saat Grand Final dilaksanakan di Gedung Dharma Negara Alaya Lumintang Kota Denpasar, hari Minggu 18 Februari 2024 kemarin. Berhasil menyisihkan puluhan peserta dengan tingkat prestasi berskala Kab/Kota, Provinsi dan Nasional, ia mendapatkan undangan dari Panitia TTD untuk mengikuti perhelatan bergengsi ini, pasca meraih Juara Pertama Teruna Bagus Teruni Jegeg Sisma -SMAN 7 Denpasar Tahun 2023 lalu. Sehingga batas bawah Umur Peserta yang seharusnya 16 Tahun, infonya ditoleransi mengingat usianya sudah jalan menuju angka 16 sebulan kedepan.  Meski hanya sampai di peringkat 5 Besar, kami semua turut bangga mengingat ini adalah kali pertama putri kami mengikuti ajang tingkat Kab/Kota, menjadikannya sebagai Finalis Termuda diantara peserta lainnya. Bahkan kami dengar, merupakan siswa pertama di sekolahnya yang lolos hingga jenja

62 Tahun Bang Iwan Fals

Pekan ini Bang Iwan Fals kalau gak salah genap berusia 62 tahun. Umur yang gak muda lagi meski masih sering melahirkan karya-karya baru bareng anak-anak muda milenial.  Saya mengenal lagu-lagu Bang Iwan tepatnya di era Album Wakil Rakyat. Sebuah karya jelang Pemilu 1988 yang mengetengahkan lagu soal para legislatip yang biasa bersafari, dengan keragaman perilaku mereka di jaman itu.  Lirik lagunya tergolong sederhana, dan aransemennya juga mudah diingat. Gak heran di jaman itu pula, saya kerap membawakan lagu Wakil Rakyat sebagai lagu kebanggaan pas didaulat nyanyi didepan kelas, didepan 40an anak kelas 4 atau 5 kalau gak salah.  Dan ada juga beberapa karya sang musisi, yang dibawakan sesekali macam Kereta Tua atau Sore Tugu Pancoran yang bercerita soal si Budi kecil.  Terakhir menyukai karya Bang Iwan kalau ndak salah di album Suara Hati (2002). Yang ada track Untuk Para Pengabdi dan Seperti Matahari. Dua lagu favorit saya di album itu. Setelahnya hanya sebatas suka mendengar sebagian