Skip to main content

Tanggapan atas Post Facebook akun Bapak Made Astra yang Viral perihal Bangunan Rusak di Desa Taman dan Bantuan Bedah Rumah dari Pemerintah

Jadi gini…

Semua sebenarnya berawal dari post di halaman pribadi akun FaceBook milik Bapak Made Astra, seorang Jurnalis media Radar Bali-Jawa Pos Group, yang beralamat kalau tidak salah, di banjar Jempeng Desa Taman Kecamatan Abiansemal, diunggah pada tanggal 10 Desember 2019 pukul 5.40 sore dengan judul tegas ‘SUDAH DISURVEY’ yang diShare pula ke akun Group FaceBook Suara Badung pada tanggal yang sama, pukul 6.00 sore. selang 20 menit berarti.
Isinya kalau boleh saya capture kurang lebih seperti ini :

‘Jangan kaget. Kalau masih ada bangunan Krama Kab. Badung yang rusak berat. Salah satunya bangunan milik I Ny. Semadi di Banjar Tabah, Desa Taman, Kec. AbiansemL Katanya sih sudah disurvey sekitar lima bulan oleh aparat pemerintah.
“Nak Suba disurvey Bli, kurang lebih lima bulan lalu,” jelas pemilik rumah dalam perbincangan Senin, 10 Desember 2019 siang.
Kalau bisa tidak sebatas disurvey, tetapi lanjut direalisasikan dana bantuan bedah rumah. Baik oleh Pemerintah Desa, Pemkab Badung, Pemprov Bali maupun Pemerintah Pusat. Yang kesemuanya punya program Bedah Rumah. Semoga. (*)
Foto_foto: I Made Astra

Link terkait : https://www.facebook.com/made.astraimade/posts/3071397329540411

Tanggapannya cukup ramai, yaitu sekitar 238 comment dan 38 share untuk post di halaman pribadi, dan 163 komentar di group Suara Badung.

Kalau tidak salah, saking viralnya post diatas, dinaikcetakkan pula ke Denpost halaman 1, Nusa Bali halaman 2 dan Bali Post halaman 3, pada tanggal 12 Desember lalu.

Atas permintaan pimpinan, sayapun berupaya untuk mengkounter informasi diatas dengan memberikan post yang diunggah pada tanggal 12 Desember pukul 5.55 sore di FaceBook group Suara Badung.

Untuk waktu yang sebentar, keriuhan tanggapan dan komentar yang sejauh ini mencaci aparat di kantor desa maupun dinas, perlahan mereda setelah mendapatkan penjelasan pada post diatas.

Namun rupanya, proses pembelajaran tidak berhenti sampai disini.
Karena per 17 Desember tengah hari kemarin, Bapak Made Astra kembali menurunkan post tanggapan atas post yang bersangkutan terdahulu. Isinya sebagai berikut :

‘TERIMAKASIH…
Saya senang postingan bangunan rusak milik warga Br. Tabah, Ds Taman, Kec. Abiansemal, Kab. Badung dpat respons luas.
Itu fakta, bukan mengada-ada. Banyak yg mendukung, ada juga yg kebakaran jenggot. Ada komen yg emosional, menggurui, tdk beretika, ngawur hingga yg bernada intimidasi atau ancaman.
Benar diantara empat kepala keluarga (KK) di situ, ada yg sdh pernah mendapat bantuan perbaikan rumah. Faktanya masih ada bangunan seperti itu. Tidak ada salahnya kalau bisa dibantu. Karena di tempat lain ada tiga KK atau lebih dapat bantuan. Kalau memenuhi syarat, kreteria dan pemerintah mampu, mengapa tidak? Apa pun jenis bangunan itu. Rumah, dapur, bale delod, bale dauh, wc/kamar mandi dst.
Bangunan -bangunan yg sudah disurvey, mestinya hasilnya segera disampaikan pd warga. Agar mereka tidak menunggu tanpa kepastian. Apa lolos (memenuhi syarat) dan kapan bantuan cair. Atau tdk memenuhi syarakat, dg alasan-alasan tertentu. Agar ada kepastian.
Terima kasih kepada saudara/i, bapak/ibu yg sdh menanggapi.postingan saya itu. Termasuk pada aparatur pemerintah yg malu-malu menunjukkan jatidirinya. Terimakasih juga pd Bpk Kelian Dinas Tabah yg sudah datang ke lokasi malam-malam bersama seorang “pengawalnya”. Semoga postingan itu membawa hikmah dan dampak positif pada semua pihak. (*)

Link terkait : https://www.facebook.com/made.astraimade/posts/3086983757981768

Yang kali ini, saya share kembali Post tersebut ke FaceBook Group Suara Badung dengan tambahan caption :

Selesai ?

Ternyata belum…

Per siang ini, 18 Desember 2019 pukul 11.30an siang, Bapak Made Astra kembali menurunkan tanggapannya.
dengan isi sebagai berikut :

‘Luar Biasa, Banyak Informasi…
Tidak dinyana tidak diduga. Postingan Bangunan Rusak Berat milik warga Br. Tabah, Desa Taman, Kec. Abiansemal. Kab. Badung 10 Desember 2019, mendapat sambutan luar biasa. Sepertinya postingan itu menjadi kunci pembuka. Dan ternyata masyarakat rata-rata sudah melek informasi, termasuk yang diunggah di media sosial.
Setelah postingan itu muncul, bikin heboh, viral, silang pendapat, pro kontra terjadi. Sampai Rabu 18 Desember 2019, masih ramai dikomentari. Kehebohan juga terjadi di kantor, di warung-warung, di rumah -rumah, jalan -jalan dan sebagainya. Karena viral dan dianggap penting -menarik, tiga media cetak mainstream turut memberitakan (Bali Post, Nusa Bali dan Den Post). Banyak masukan, informasi, penjelasan masuk dari warga. Tentang banyak hal. Tentunya perlu dicroscek dan pendalaman lebih lanjut. Untuk mengetahui dan memguji validits informaso itu. Informasi baik lmelalui media sosial (fb, massanger, wa), via telpon maupun langsung. Semua itu sangat positif dan penting untuk sebuah perubahan dan kemajuan.
Memang butuh waktu dan keberanian bagi warga secara umum. Untuk mengungkapkan persoalan yang dirasakan, dialami, dilihat, didengar, ke salurann yg ada. Walau masih dugaan. Mungkin selain faktor keberanian dan ewuh pakewuh, barangkali ada kendala teknis juga. Pun ada konskwensi-konskwensi yg harus ditanggung, bila membongkar penyimpangan yg diduga ada di instansi tertenu. Tdk apa-apa semuanya tahap berproses. Satu hal yang harus dipegang teguh~Partisifasi.masyakat mutlak dibutuhkan dalam.pembangunan. Wujudnya bisa macam-macam. Kalau warga cuek, jelas warga akan rugi. (*)

*kesalahan penulisan/typo, saya biarkan apa adanya sesuai isi post

Link terkait : https://www.facebook.com/made.astraimade/posts/3089245484422262

Panjang dan melelahkan juga ya perjalanannya ?

He…

Tapi overall, saya gak lagi mempermasalahkan post diatas lebih jauh.
Karena yang dituju sejak awal toh bukan mengarah ke saya pribadi atau institusi dimana saya bertugas, atau tupoksi yang kami tangani.
Mengingat ada 3 poin penting yang disampaikan dalam post pertama, yaitu :
‘Bangunan Rusak’ bukan ‘Rumah Rusak’
‘Sudah disurvey oleh aparat pemerintah’ namun tidak menyebutkan Pemerintah yang mana, karena jelang akhir post ada bahasa ‘Baik oleh Pemerintah Desa, Pemkab Badung, Pemprov Bali maupun Pemerintah Pusat’
‘bantuan bedah rumah’ yang lagi-lagi memang tidak menyebutkan bantuan bedah rumah oleh siapa, mengingat ada kalimat ‘Yang kesemuanya punya program Bedah Rumah’. Berhubung ada banyak program bantuan rumah yang masuk ke masyarakat, berasal dari beragam sumber dana, baik kabupaten, pusat, csr hingga apbdes.

Yang kebetulan diShare ke FaceBook Group Suara Badung, diartikan oleh sebagian besar masyarakat Kabupaten Badung, sebagai ‘Rumah Rusak’, yang tidak ditindaklanjuti oleh ‘Tim Survey Kabupaten’ beserta aparat kantor desa, minimal Kelihan ikut kena getahnya, dan program ‘Bedah Rumah Kabupaten Badung’.
Makanya jadi riuh, heboh dan viral.

Namun demikian, secara penugasan, berdasarkan apa yang disampaikan oleh Bapak Made Astra sejauh ini, dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Perihal Bangunan Rusak dimaksud adalah bangunan Dapur lama yang sudah tidak digunakan lagi, mengingat semua KK yang ada di halaman rumah Banjar Tabah, Desa Taman Kecamatan Abiansemal tersebut sudah memiliki rumah yang layak huni, lengkap dengan dapur masing-masing, yang secara kriteria Pemberian Bantuan Rumah Layak Huni di Kabupaten Badung memang tidak bisa dibantu. Sejauh ini hanya menyasar bangunan Rumah yang ditinggali dan ditiduri.

2. Bahwa untuk Bangunan yang Rusak, di Banjar Tabah, di Desa Taman atau di Kabupaten Badung, bisa saja atau layak diberikan bantuan, namun tidak menggunakan dana bantuan rumah layak huni yang menggunakan dana apbd Kabupaten Badung. Kemungkinan beda mata anggaran dan program, yang pertanyaan saya, apakah program dan dasar hukum pemberian bantuannya sudah ada ?

3. Bahwa sebenarnya inti penting dari semua keriuhan ini adalah kemauan untuk bertanya lebih dulu, apakah ke aparat desa terkait atau opd yang menangani, sebelum menindaklanjutinya di Media Sosial atau Media Cetak. Berhubung sebenarnya semua pertanyaan itu bisa terjawab jika saja mau bertanya.
Seperti pepatah lama mengatakan ‘malu bertanya, ya tidak jadi bertanya…’

Padahal…
‘kena deh’
hehehe…

Maka gak heran, ketika banyak orang yang menduga-duga, ada apa dibalik semua ini.
Udang di balik bakwan kah ?

Jadi gitu aja sih…

*Post ini saya simpan sebagai catatan pribadi, makanya di-post di halaman blog pribadi, seandainya kelak ada hal-hal yang perlu dijelaskan lebih jauh.

Matur Suksema

Comments

Postingan Lain

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

Warna Cerah untuk Hidup yang Lebih Indah

Seingat saya dari era remaja kenal baju kaos sampai nganten, isi lemari sekitar 90an persen dipenuhi warna hitam. Apalagi pas jadi Anak Teknik, baju selem sudah jadi keharusan.  Tapi begitu beranjak dewasa -katanya sih masa pra lansia, sudah mulai membuka diri pada warna-warna cerah pada baju atasan, baik model kaos oblong, model berkerah atau kemeja.  Warna paling parah yang dimiliki sejauh ini, antara Peach -mirip pink tapi ada campuran oranye, atau kuning. Warna yang dulu gak bakalan pernah masuk ke lemari baju. Sementara warna merah, lebih banyak digunakan saat mengenal ke-Pandean, nyaruang antara warna parpol atau merahnya Kabupaten Badung.  Selain itu masih ada warna hijau tosca yang belakangan lagi ngetrend, merah marun atau biru navy. Semua warna dicobain, mengingat hidup rasanya terlalu sederhana untuk dipakein baju hitaaaaam melulu.  Harapannya bisa memberikan warna pada hidup yang jauh lebih cerah, secerah senyum istri pas lagi selfie. 

Semua Berakhir di 5 Besar Teruna Teruni Denpasar 2024

Bermula dari coba-coba lalu masuk menjadi 5 Besar Finalis Teruna Teruni Denpasar Tahun 2024, putri kami Pande Putu Mirah Gayatridewi ternyata masih berusia 15 Tahun saat Grand Final dilaksanakan di Gedung Dharma Negara Alaya Lumintang Kota Denpasar, hari Minggu 18 Februari 2024 kemarin. Berhasil menyisihkan puluhan peserta dengan tingkat prestasi berskala Kab/Kota, Provinsi dan Nasional, ia mendapatkan undangan dari Panitia TTD untuk mengikuti perhelatan bergengsi ini, pasca meraih Juara Pertama Teruna Bagus Teruni Jegeg Sisma -SMAN 7 Denpasar Tahun 2023 lalu. Sehingga batas bawah Umur Peserta yang seharusnya 16 Tahun, infonya ditoleransi mengingat usianya sudah jalan menuju angka 16 sebulan kedepan.  Meski hanya sampai di peringkat 5 Besar, kami semua turut bangga mengingat ini adalah kali pertama putri kami mengikuti ajang tingkat Kab/Kota, menjadikannya sebagai Finalis Termuda diantara peserta lainnya. Bahkan kami dengar, merupakan siswa pertama di sekolahnya yang lolos hingga jenja

62 Tahun Bang Iwan Fals

Pekan ini Bang Iwan Fals kalau gak salah genap berusia 62 tahun. Umur yang gak muda lagi meski masih sering melahirkan karya-karya baru bareng anak-anak muda milenial.  Saya mengenal lagu-lagu Bang Iwan tepatnya di era Album Wakil Rakyat. Sebuah karya jelang Pemilu 1988 yang mengetengahkan lagu soal para legislatip yang biasa bersafari, dengan keragaman perilaku mereka di jaman itu.  Lirik lagunya tergolong sederhana, dan aransemennya juga mudah diingat. Gak heran di jaman itu pula, saya kerap membawakan lagu Wakil Rakyat sebagai lagu kebanggaan pas didaulat nyanyi didepan kelas, didepan 40an anak kelas 4 atau 5 kalau gak salah.  Dan ada juga beberapa karya sang musisi, yang dibawakan sesekali macam Kereta Tua atau Sore Tugu Pancoran yang bercerita soal si Budi kecil.  Terakhir menyukai karya Bang Iwan kalau ndak salah di album Suara Hati (2002). Yang ada track Untuk Para Pengabdi dan Seperti Matahari. Dua lagu favorit saya di album itu. Setelahnya hanya sebatas suka mendengar sebagian