Skip to main content

Megending yuk Kita Megending

‘ngiring je sikiang manahe, sekadi i bungan…’

Liriknya sudah pasti hafal, meski sempat jua agak lupa ingatan pada saat pentas Rabu jelang siang tadi. Tapi yang sulit adalah menghafal gerak tangannya di sela sorak sorai penonton dan gemerlapnya lampu sorot atas panggung. Baru kali ini saya merasakan grogi yang minta ampun. Padahal kalo soal membuka rapat dan memimpinnya sepanjang acara, sudah mulai terbiasa. Tapi untuk yang satu ini ? Heladalah…

Jujur, saya suka dengan aransemen lirik yang dikemas Gung Mayun Narindra, pelatih kami yang masih unyu-unyu itu. Ndak ramai saat dinyanyikan, dan begitu dikombinasikan dengan koreografi dadakan dua hari sebelumnya, sesi Megending ini jadi lebih mengasyikkan untuk dinikmati.

Kegiatan Megending Bali yang kami ikuti ini merupakan bagian dari Lomba Lagu Antar Pegawai dan Perangkat Daerah yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kabupaten Badung, serangkaian Perayaan Hari Ulang Tahun Korps Pegawai Republik Indonesia (Korpri) ke-46 dan perayaan HUT Ibukota Kabupaten Badung Mangupura ke-8. Infonya diikuti oleh 10 kelompok pejabat atau pimpinan perangkat daerah dan 40 kelompok pegawai yang berasal dari masing-masing perangkat daerah dilingkungan Pemkab Badung.

Untuk dinas dimana kami bernaung, audisi eh perekrutan (paksa) peserta paduan suaranya dilakukan kalo ndak salah ingat, akhir September kemarin. Saya sendiri sepertinya dicomot gegara dianggap ndak punya banyak pekerjaan saat jam kantor. Atau bisa juga gegara kerap nyanyi-nyanyi menggumam lewat earpiece bluetooth saban hari jelang apel pagi.
Meski agak berat karena meyakini suara sendiri hanya bagus terdengar saat nyanyi di kamar mandi, namun demi melihat antusiasme 11 calon peserta lainnya yang merupakan orang-orang penuh dedikasi dalam bekerja, sayapun menyetujui bergabung dengan squad Megending DPKP. dan bersikeras menjadi stok cadangan, lantaran tim inti yang dipersyaratkan oleh panitia hanya 10 orang saja, 5 pria dan wanita.

Proses latihan bisa dikatakan berjalan dengan baik, meski amat sangat jarang bisa menghadirkan full team 12 orang peserta dalam sekali waktu, mengingat kesibukan masing-masing yang tak bisa diabaikan.
Saya sendiri baru merasa kewalahan untuk mengatur waktu, pasca ditunjuk kembali mengambil beban tanggung jawab pimpinan yang ditinggalkan awal Oktober kemarin. Sempat bingung juga, mau mengutamakan kepentingan yang mana. Syukurnya kedua pihak bisa memahami, atau bisa jadi terpaksa memahami semua aktifitas tambahan saya.
Eh, gimana maksudnya ?

Sementara itu, proses penguasaan aransemen bisa dikatakan cukup sulit. Mengingat secara pengalaman, sepertinya tak satupun dari kami, 12 peserta yang dilibatkan untuk menanggalkan rasa malunya, pernah melakukan hal yang sama apalagi diatas panggung. Koreksi kali kalo salah. He…
Bahkan hingga hari terakhir latihan, saya sendiri masih suka kelupaan kapan masuknya nada yang ditugaskan oleh pelatih unyu-unyu itu.
Begitu juga dengan koreografinya yang serius, ini beneran hasil kolaborasi si pelatih vokal yang sama, dan peserta. Tanpa ada campur ide dari pelatih koreografi khusus, yang sejatinya memang tidak kami miliki. Ups…
Jadi ya, dimaklumi saja, kalo lantas ada beberapa ide nyeleneh yang masuk dalam cerita dadakan, seperti penggunaan kacamata hitam, pose ngerayu saat lafu kedua atau bahkan lantunan kidung yang kemudian tidak jadi diterapkan hanya karena dianggap bertentangan dengan hasil technical meeting sebelumnya.

Lain lagi dengan dukungan, yang bisa dikatakan ‘ya begitulah…’
Mengingat untuk kebutuhan konsumsi dasar seperti air mineral dan snack ringan, rupanya sebagian besar ditalangi secara pribadi, oleh mereka yang ditugaskan untuk menghandel tim Megending ini.
Sampai-sampai ndak enak hati saat mengetahui fakta tersembunyi ini. Jadinya ya pas sempat, kami pun berupaya menyisihkan sedikit rejeki dari-Nya untuk nambah-nambahin konsumsi harian saban latihan.

Tapi so far so good lah.

Bagi saya pastinya.
Ya mau gimana lagi ?
Memang harus diakui bahwa kami tidak mampu sepenuhnya berkonsentrasi dengan kegiatan Megending ini mengingat tugas dan kewajiban kerja yang tak bisa diabaikan. Saya sendiri pagi tadi, pikiran sempat awut-awutan lantaran ada panggilan pemeriksaan lapangan dari Inspektorat Provinsi terkait kegiatan fisik yang sedang berjalan, secara dadakan pula, tanpa konfirmasi sehari sebelumnya. Edan bener… padahal jelas sudah menyampaikan alasan mau tampil Megending dua nomor urut lagi, tetep saja tim pemeriksa ngotot minta didampingi. Ealah… Syukur ada kolega yang bisa menemani mereka turun ke lapangan pagi tadi. Kalo ndak, bisa macem macem deh nantinya.

Hasil, sebenarnya sudah bisa ditebak. Dari Tiga nominasi Utama, Tiga nominasi Harapan dan Empat nominasi Favorit, tak satupun yang bisa digondol pulang. Widih… kasian banget. Hahaha…

Tapi terlepas dari itu semua, ada banyak kenangan yang bisa disimpan saat kami semua berproses didalamnya. Dari suasana latihan yang penuh tawa canda, hal yang jarang didapatkan dari lintas bidang selama ini, juga official pelatih yang unyu-unyu menjadi hiburan di kala penat mulai melanda.
Yang ndak kalah seru, ya aksi foto-foto candid juga gaya sosialita ibu-ibu, nyaris menghabiskan memory ponsel dengan berbagai aksi terkini. Termasuk ‘boomerang’ yang sering dibuat putri pertama saya di rumah.

Ternyata semua itu bisa cepat berlalu.
Dan besok, kami sudah harus kembali lagi berkutat dengan pekerjaan masing-masing, memasang wajah serius demi menyelesaikan tugas dan kewajiban awal hingga akhir tahun nanti.

Terima Kasih ya kawan-kawan yang sudah mengajak saya serta Megending tahun ini. Semoga semua cerita yang ada bisa menjadi kenangan bagi kita semua.
Tetap semangat !!!

Comments

Postingan Lain

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

Warna Cerah untuk Hidup yang Lebih Indah

Seingat saya dari era remaja kenal baju kaos sampai nganten, isi lemari sekitar 90an persen dipenuhi warna hitam. Apalagi pas jadi Anak Teknik, baju selem sudah jadi keharusan.  Tapi begitu beranjak dewasa -katanya sih masa pra lansia, sudah mulai membuka diri pada warna-warna cerah pada baju atasan, baik model kaos oblong, model berkerah atau kemeja.  Warna paling parah yang dimiliki sejauh ini, antara Peach -mirip pink tapi ada campuran oranye, atau kuning. Warna yang dulu gak bakalan pernah masuk ke lemari baju. Sementara warna merah, lebih banyak digunakan saat mengenal ke-Pandean, nyaruang antara warna parpol atau merahnya Kabupaten Badung.  Selain itu masih ada warna hijau tosca yang belakangan lagi ngetrend, merah marun atau biru navy. Semua warna dicobain, mengingat hidup rasanya terlalu sederhana untuk dipakein baju hitaaaaam melulu.  Harapannya bisa memberikan warna pada hidup yang jauh lebih cerah, secerah senyum istri pas lagi selfie. 

Semua Berakhir di 5 Besar Teruna Teruni Denpasar 2024

Bermula dari coba-coba lalu masuk menjadi 5 Besar Finalis Teruna Teruni Denpasar Tahun 2024, putri kami Pande Putu Mirah Gayatridewi ternyata masih berusia 15 Tahun saat Grand Final dilaksanakan di Gedung Dharma Negara Alaya Lumintang Kota Denpasar, hari Minggu 18 Februari 2024 kemarin. Berhasil menyisihkan puluhan peserta dengan tingkat prestasi berskala Kab/Kota, Provinsi dan Nasional, ia mendapatkan undangan dari Panitia TTD untuk mengikuti perhelatan bergengsi ini, pasca meraih Juara Pertama Teruna Bagus Teruni Jegeg Sisma -SMAN 7 Denpasar Tahun 2023 lalu. Sehingga batas bawah Umur Peserta yang seharusnya 16 Tahun, infonya ditoleransi mengingat usianya sudah jalan menuju angka 16 sebulan kedepan.  Meski hanya sampai di peringkat 5 Besar, kami semua turut bangga mengingat ini adalah kali pertama putri kami mengikuti ajang tingkat Kab/Kota, menjadikannya sebagai Finalis Termuda diantara peserta lainnya. Bahkan kami dengar, merupakan siswa pertama di sekolahnya yang lolos hingga jenja

62 Tahun Bang Iwan Fals

Pekan ini Bang Iwan Fals kalau gak salah genap berusia 62 tahun. Umur yang gak muda lagi meski masih sering melahirkan karya-karya baru bareng anak-anak muda milenial.  Saya mengenal lagu-lagu Bang Iwan tepatnya di era Album Wakil Rakyat. Sebuah karya jelang Pemilu 1988 yang mengetengahkan lagu soal para legislatip yang biasa bersafari, dengan keragaman perilaku mereka di jaman itu.  Lirik lagunya tergolong sederhana, dan aransemennya juga mudah diingat. Gak heran di jaman itu pula, saya kerap membawakan lagu Wakil Rakyat sebagai lagu kebanggaan pas didaulat nyanyi didepan kelas, didepan 40an anak kelas 4 atau 5 kalau gak salah.  Dan ada juga beberapa karya sang musisi, yang dibawakan sesekali macam Kereta Tua atau Sore Tugu Pancoran yang bercerita soal si Budi kecil.  Terakhir menyukai karya Bang Iwan kalau ndak salah di album Suara Hati (2002). Yang ada track Untuk Para Pengabdi dan Seperti Matahari. Dua lagu favorit saya di album itu. Setelahnya hanya sebatas suka mendengar sebagian