Skip to main content

Yamaha XMax 250, Kena Batunya

Apes benar hari ini kawan. Hanya gegara kelupaan mematikan motor usai dipanaskan, rutinitas ke proyek saban Sabtu pagi jadi buyar. Geblek bener…

Jadi ceritanya gini.
Jumat pagi kemarin berhubung lagi jarang bawa motor hari raya begini, Yamaha XMax 250 kudu rajin dipanasi, meski yang digondol keluar rumah ya si Veloz. Nah masalahnya pas udah kelar mau berangkat ngantor, motor cuma dimatikan via sakelar kanan, tidak sampai ke kunci utama.

Selang sehari, pas ngebuka cover selubung motor, barulah terkaget-kaget pas liat posisi kontak utama, masih di posisi ON, dan menyadari kesalahan penggunaan dari kemarin pagi. Ampun dah…

Dugaan awal, mengarah ke aki motor. Karena keteledoran sebelumnya saat dialami pada motor Yamaha Scorpio Z juga sama. Ditinggal seharian usai memanaskan motor, dalam posisi kunci kontak menyala, dan diselubungi cover penutup. Goblok !
Padahal motor baru gres 2 bulan, malah sudah berancang-ancang ganti aki.

Kena batunya dah kali ini.

Mana ni motor ndak ada starter kaki lagi… beneran memogong diem begitu, ndak bisa diapa-apain.
Gimana ceritanya kalo ini terjadi di pinggir jalan ya ?
Jadi khawatir. Hohoho…

Tapi yo wes lah, ini memang kesalahan saya selaku pemilik dan pengguna.
Maka demi si gembul, saya melakukan kontak Teknisi on call ke Yamaha Agung Diponegoro yang rupanya baru bisa dilayani sore hari atau dijadwalkan ulang.
Wealah…

Mencoba alternatif kedua, ke Yamaha Arundaya di Gatsu, yang kebetulan ponakan kerja disitu, dapat info terakhir, kalo aki baru sudah disiapkan namun teknisi masih berupaya mencari waktu siang ini. Wiii… Mantap lah.
Meskipun saran dari Bengkel sebenarnya bisa di-Jumper, charge ulang, namun konsekuensinya motor diangkutin. Walah… bisa rame dan lama keknya.

Jadi posisi per detik ini ya gitu. Dijadwalkan siang bentar oleh Yamaha Arundaya. Semoga bisa lebih awal sehingga yang Agung Diponegoro baiknya ya di-cancel.
Liat aja ntar…

[Update]

Ternyata sesuai jadwal, Tim dari Yamaha Arundaya Gatot Subroto nyamperin ke rumah tepat waktu, dan proses pun berjalan lancar. Setidaknya untuk tahapan penggantian aki dan finishingnya. Meski ada beberapa hal yang masih terkendala yaitu pencatatan di Buku Service (yang kalo ndak salah disimpan di lemari baju, cuma ndak ditemukan), set Jam pada Digital Speedometer-nya, dan kwitansi yang menyusul disampaikan. Tapi toh bukan satu masalah besar kalo itu mah, bisa besok ditindaklanjuti.
Yang penting si gembul dah mau sehat lagi.
Cuma sayang, ndak sempat dibawa mroyek, gantian si Veloz yang nemenin.

Terima Kasih ya Tim dari Yamaha Arundaya.

Comments

Postingan Lain

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

Menantu Mertua dan Calon Mertua

Menonton kembali film lama Meet the Parents (2000) yang dibintangi oleh Ben Stiler dan Robert De Niro, mengingatkan saya betapa terjalnya perjalanan seorang calon menantu untuk mendapatkan kepercayaan sang calon mertua, atas putri kesayangan mereka yang kelak akan diambil menjadi seorang istri dan pendamping hidup. Meski ‘kekejaman’ yang ditunjukkan oleh sang calon mertua dalam film tersebut *sosok bapak* jauh lebih parah dari yang saya alami, namun kelihatannya cepat atau lambat, akan saya lakoni pula nantinya. Memiliki tiga putri yang salah satunya sudah masuk usia remaja, adalah saat-saat dimana kami khususnya saya sudah sewajarnya masuk dalam tahapan belajar menjadi seorang kawan bagi putri sulung saya satu ini. Mengingat ia kini sudah banyak bertanya perihal masa lalu yang saya miliki, baik soal pendidikan atau sekolah, pergaulan dan hobi. Memang sih untuk urusan pacar, ia masih menolak berbicara lebih jauh karena berusaha tak memikirkannya, namun sebagai seorang Bapak, ya wajar s

Warna Cerah untuk Hidup yang Lebih Indah

Seingat saya dari era remaja kenal baju kaos sampai nganten, isi lemari sekitar 90an persen dipenuhi warna hitam. Apalagi pas jadi Anak Teknik, baju selem sudah jadi keharusan.  Tapi begitu beranjak dewasa -katanya sih masa pra lansia, sudah mulai membuka diri pada warna-warna cerah pada baju atasan, baik model kaos oblong, model berkerah atau kemeja.  Warna paling parah yang dimiliki sejauh ini, antara Peach -mirip pink tapi ada campuran oranye, atau kuning. Warna yang dulu gak bakalan pernah masuk ke lemari baju. Sementara warna merah, lebih banyak digunakan saat mengenal ke-Pandean, nyaruang antara warna parpol atau merahnya Kabupaten Badung.  Selain itu masih ada warna hijau tosca yang belakangan lagi ngetrend, merah marun atau biru navy. Semua warna dicobain, mengingat hidup rasanya terlalu sederhana untuk dipakein baju hitaaaaam melulu.  Harapannya bisa memberikan warna pada hidup yang jauh lebih cerah, secerah senyum istri pas lagi selfie. 

Semua Berakhir di 5 Besar Teruna Teruni Denpasar 2024

Bermula dari coba-coba lalu masuk menjadi 5 Besar Finalis Teruna Teruni Denpasar Tahun 2024, putri kami Pande Putu Mirah Gayatridewi ternyata masih berusia 15 Tahun saat Grand Final dilaksanakan di Gedung Dharma Negara Alaya Lumintang Kota Denpasar, hari Minggu 18 Februari 2024 kemarin. Berhasil menyisihkan puluhan peserta dengan tingkat prestasi berskala Kab/Kota, Provinsi dan Nasional, ia mendapatkan undangan dari Panitia TTD untuk mengikuti perhelatan bergengsi ini, pasca meraih Juara Pertama Teruna Bagus Teruni Jegeg Sisma -SMAN 7 Denpasar Tahun 2023 lalu. Sehingga batas bawah Umur Peserta yang seharusnya 16 Tahun, infonya ditoleransi mengingat usianya sudah jalan menuju angka 16 sebulan kedepan.  Meski hanya sampai di peringkat 5 Besar, kami semua turut bangga mengingat ini adalah kali pertama putri kami mengikuti ajang tingkat Kab/Kota, menjadikannya sebagai Finalis Termuda diantara peserta lainnya. Bahkan kami dengar, merupakan siswa pertama di sekolahnya yang lolos hingga jenja