Skip to main content

SmartFren Community, Mau Dibawa Kemana ?

Sesuai jadwal jumat sore hari, bus pariwisata yang mengantarkan kami ke Bogor tiba dengan sehat selamat di Taman Bukit Palem Resort, satu area akomodasi yang cukup lengkap dengan berbagai fasilitas hiburan, jalan-jalan dan view yang indah.
Bagi kalian yang berkesempatan main ke Bogor, seandainya bekal mencukupi, resort ini bisa jadi pilihan. Cuma sayangnya, lokasi cukup jauh dari jalan besar atau jalan utama, sehingga akses ke berbagai gerai mini market ya musti jalan agak jauhan, sementara kedua, gak ada air panasnya. Yeah, setidaknya kamar 1208 yang kami tempati demikian keadaannya. Diterima saja, wong semua perjalanan dan akomodasi sudah ditanggung penuh oleh pihak SmartFren kok.

Sesi malam, saya berkenalan dengan satu leader yang punya visi keren buat anak muda generasi milenial Jaman Now dari Serang Banten bernama Mas Purwanto. Secara kebetulan Beliau ini salah satu public speaking di TDA, Tangan Di Atas yang dilakoni pula oleh senior saya di Bali Blogger Community, Mas Hendra.
Dari Mas Purwanto ini memberikan semacam ice breaking, sebelum kemudian mengingatkan kami, ya saya secara pribadi agar bisa menempatkan diri sesuai tugas pokok dan fungsinya. Dalam hal ini sebagai Leader SmartFren Community, yang menurut Jang Ipan, salah satu Leader yang sudah berhasil mengagendakan banyak event di kota asalnya, gak semudah membalikkan tangan. Ini bakalan repot kayaknya.

Sesi malam pertama, dipandu Mas Dani Head of SmartFren Community Development yang meminta semua rekan leaders untuk menyampaikan dulu hal apa yang sudah berjalan dengan Baik di Regional Komunitas masing-masing, dan apa yang Kurang. Lalu memecah semua peserta menjadi 4 kelompok utama diskusi panel guna membahas permasalahan pokok yang nantinya menjadi agenda berikut rekan-rekan Leader SmartFren Community.

Pertama ada Organisasi, yang selama ini dianggap ada dan tiada, sebelumnya dibagi menjadi 2 Leader, Tekno mengurusi soal gadget, produk, knowledge dan komplain, serta Leader Sosial untuk urusan SosMed.
Kali ini, terkait SosMed bakalan dikeluarkan menjadi permasalahan Kedua yaitu Aktifitas Online. Apalagi kalo bukan urusannya FaceBook, IG, Twitter serta WAG.
Lalu ketiga ada Offline Activity yang nantinya bakalan mengagendakan segala macam signature event, macam Kopdar. SF Goes to Campus dan Goes to School dan lainnya. Serta Satu Permasalahan Baru yang Baru dan Terakhir dimunculkan idenya, yaitu SmartFren Community Academy, satu hal yang tempo hari ditekankan oleh Pak Roberto Sapuutra Chief Brand Officer SmartFren Telecom yang menginginkan adanya Influencer Incubator, semacam pembelajaran atau workshop bagi pengguna SmartFren yang ingin maju sebagai generasi Milenial Jaman Now dengan Content Creatornya, serta Digital Enterprenur upaya kewirausahaan yang nantinya didukung penuh oleh SmartFren Telecom.

Lalu lanjut ke sesinya Mbak Atika, yang memperkenalkan SmartFren Club. Sebuah bisnis yang bisa dilakukan oleh Pengguna SmartFren tanpa modal. Nanti akan dipaparkan secara terpisah.
Paparan Mbak Atika ini sebenarnya kata Mas Dani sih merupakan bagian dari upaya pembelajaran Digital Enterprenur yang diujicobakan bagi para Leader SmartFren Community.

Sesi Pamungkas ada Maskira (semoga ejaannya bener), pemilik YouTube Channel TeknoLoGue yang kini sudah punya 82K Subscriber, salah satunya barusan ya dari saya.
Beliau ini share pengalaman sebagai seorang YouTuber yang awalnya berangkat dari sebuah hobi yang kini telah menjadi sebuah cita-cita. Emejing…
Secara garis besarnya sih mirip-mirip dengan topik Menulisi Blog yang pernah saya share tempo hari, namun khusus untuk kerjaan YouTuber, ada tambahan Alat yang wajib dimiliki demi mendukung aktifitas pengambilan video, editing dan render.
Sementara untuk Konsistensi, Jenis Konten dan tata bahasa yang digunakan, kurang lebihnya bisa mengadopsi kumpulan Tips yang saya buat tempo hari dan bisa diakses di halaman berikut.
Jangan lupa mampir ya.

Akhir sesi hari Kedua ini diisi dengan Pemilihan Ketua Leaders SmartFren Community periode 2019-2020 yang berhasil mendaulat Mas Reinaldi Purwanto, senior dari Surabaya Jawa Timur.
Mantap lah Cak…
Selamat Yooo

Comments

Postingan Lain

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

Menantu Mertua dan Calon Mertua

Menonton kembali film lama Meet the Parents (2000) yang dibintangi oleh Ben Stiler dan Robert De Niro, mengingatkan saya betapa terjalnya perjalanan seorang calon menantu untuk mendapatkan kepercayaan sang calon mertua, atas putri kesayangan mereka yang kelak akan diambil menjadi seorang istri dan pendamping hidup. Meski ‘kekejaman’ yang ditunjukkan oleh sang calon mertua dalam film tersebut *sosok bapak* jauh lebih parah dari yang saya alami, namun kelihatannya cepat atau lambat, akan saya lakoni pula nantinya. Memiliki tiga putri yang salah satunya sudah masuk usia remaja, adalah saat-saat dimana kami khususnya saya sudah sewajarnya masuk dalam tahapan belajar menjadi seorang kawan bagi putri sulung saya satu ini. Mengingat ia kini sudah banyak bertanya perihal masa lalu yang saya miliki, baik soal pendidikan atau sekolah, pergaulan dan hobi. Memang sih untuk urusan pacar, ia masih menolak berbicara lebih jauh karena berusaha tak memikirkannya, namun sebagai seorang Bapak, ya wajar s

Warna Cerah untuk Hidup yang Lebih Indah

Seingat saya dari era remaja kenal baju kaos sampai nganten, isi lemari sekitar 90an persen dipenuhi warna hitam. Apalagi pas jadi Anak Teknik, baju selem sudah jadi keharusan.  Tapi begitu beranjak dewasa -katanya sih masa pra lansia, sudah mulai membuka diri pada warna-warna cerah pada baju atasan, baik model kaos oblong, model berkerah atau kemeja.  Warna paling parah yang dimiliki sejauh ini, antara Peach -mirip pink tapi ada campuran oranye, atau kuning. Warna yang dulu gak bakalan pernah masuk ke lemari baju. Sementara warna merah, lebih banyak digunakan saat mengenal ke-Pandean, nyaruang antara warna parpol atau merahnya Kabupaten Badung.  Selain itu masih ada warna hijau tosca yang belakangan lagi ngetrend, merah marun atau biru navy. Semua warna dicobain, mengingat hidup rasanya terlalu sederhana untuk dipakein baju hitaaaaam melulu.  Harapannya bisa memberikan warna pada hidup yang jauh lebih cerah, secerah senyum istri pas lagi selfie. 

Semua Berakhir di 5 Besar Teruna Teruni Denpasar 2024

Bermula dari coba-coba lalu masuk menjadi 5 Besar Finalis Teruna Teruni Denpasar Tahun 2024, putri kami Pande Putu Mirah Gayatridewi ternyata masih berusia 15 Tahun saat Grand Final dilaksanakan di Gedung Dharma Negara Alaya Lumintang Kota Denpasar, hari Minggu 18 Februari 2024 kemarin. Berhasil menyisihkan puluhan peserta dengan tingkat prestasi berskala Kab/Kota, Provinsi dan Nasional, ia mendapatkan undangan dari Panitia TTD untuk mengikuti perhelatan bergengsi ini, pasca meraih Juara Pertama Teruna Bagus Teruni Jegeg Sisma -SMAN 7 Denpasar Tahun 2023 lalu. Sehingga batas bawah Umur Peserta yang seharusnya 16 Tahun, infonya ditoleransi mengingat usianya sudah jalan menuju angka 16 sebulan kedepan.  Meski hanya sampai di peringkat 5 Besar, kami semua turut bangga mengingat ini adalah kali pertama putri kami mengikuti ajang tingkat Kab/Kota, menjadikannya sebagai Finalis Termuda diantara peserta lainnya. Bahkan kami dengar, merupakan siswa pertama di sekolahnya yang lolos hingga jenja