Skip to main content

Human Race Shoes, Ringan Eye Catching

Memiliki tubuh yang tinggi besar biasanya berbanding lurus dengan ukuran kaki dan tentu saja sepatu yang wajib dimiliki. Entah apakah itu dalam bentuk casual, resmi ataupun sporty. dan dua tiga tahun lalu, saat belanja online belum begitu terasa manfaatnya, perburuan sepatu rasanya masih menjadi momok setiap tahunnya. Berhubung tidak banyak gerai toko sepatu seputaran kota Denpasar yang menyediakan ukuran besar, sementara Kuta biasanya terkendala urusan harga yang dijamin sudah naik sekian kali lipatnya.

Ukuran sepatu 47/48 bisa dikatakan langka. Sekalinya Pemkab Badung, tempat dimana saya bekerja berkesempatan memberikan sepatu kantor tahun 2010an, hanya saya yang saat itu tidak mendapatkan jatah mengingat persoalan sol bawah yang memang masih sulit ditemukan ukuran lokal sini. Maka ketika aktifitas belanja online kemudian banyak membantu, ada rasa syukur bisa berkenalan dengan teknologi jaman now satu ini.

Dilihat dari kualitas sepatu yang dikirimkan, packing dari negeri China, saya meyakini bahwa pesanan adalah sebuah produk KW1 sehingga bisa ditebus dengan harga yang cukup terjangkau. Mengingat jika ditilik dari desain sepatu seperti ini, info dari ponakan yang merupakan salah satu generasi milenial jaman now, berasal dari salah satu brand sport ternama kelas internesyenel. Harga jual versi orinya pun saya lihat di akun IG mereka sekitaran sepuluh kali lipatnya. Kaget juga jadinya.

Dari semua sepatu olah raga yang saya punya, baru kali ini bisa memiliki spesifikasi unik.
Selain ringan, dengan bahan sol yang mirip-mirip material gabus, kain yang menutupi semua permukaan kaki juga memiliki warna warni yang eye catching. dan untuk momen pertama ini saya memilih warna biru muda yang mencolok agar bisa selaras dengan beberapa baju juga celana casual yang sudah ada dalam lemari.
Hasilnya, semua mata tiba-tiba jadi memandang ke satu titik.

Human Race.

Pembelian pertama sekitar bulan Januari 2018, nyaris setahun sudah umurnya berarti. Diambil melalui gerai online Lazada, yang hingga hari ini sudah mengoyak lapisan sol bawahnya gegara dibawa jalan cepat setiap hari minimal 2 KM jauhnya. Daya tahan secara keseluruhan cukup kuat, dan yang penting sol tidak tembus genangan air, banyak membantu saat melintasi jalan yang ada genangannya.
Sementara untuk yang versi merah menyala, saya melakukan pembelian dua bulan setelahnya. Memilih warna semacam ini lantaran saat itu, PemKab Badung lagi getol-getolnya mengubah warna pernak pernik kantor dengan warna serupa. Hanya ketika disandingkan dengan seragam olah raga krida hari jumat, jadi agak meleng dari pakemnya. Ya, lebih cocok jika menggunakan sepatu yang biru muda itu sebenarnya.

Nyaman banged. Saat saya menggunakannya untuk beraktifitas di pagi atau sore hari. Mengejar target langkah harian, di seputaran lapangan dan taman kota, ataupun ke luar jalur jalan raya sesuai mood dan stamina yang ada.
Maka, dua warna sepatu yang saya pilih di tahun 2018 ini cukup memberikan banyak pengalaman baru dalam upaya menjaga kesehatan dan kestabilan gula darah, diabetes yang saya derita selama enam tahun belakangan ini. Memberi banyak semangat dalam melangkah dan berkeringat.

Per minggu ini, jelang akhir tahun tiba, pembelian sepatu sejenis saya lakukan kembali. Kali ini mengambil opsi warna kalem yaitu hitam, pasca melihat penampilan pak Presiden Jokowi yang rajin menggunakan sepatu kets saat blusukan ke lapangan meski dalam seragam resmi putih hitam celana kainnya. Keliatan asyik kalo sesekali saya gunakan juga untuk aktifitas harian khusus disandingkan dengan seragam saban rabu nih…

Comments

Postingan Lain

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

Warna Cerah untuk Hidup yang Lebih Indah

Seingat saya dari era remaja kenal baju kaos sampai nganten, isi lemari sekitar 90an persen dipenuhi warna hitam. Apalagi pas jadi Anak Teknik, baju selem sudah jadi keharusan.  Tapi begitu beranjak dewasa -katanya sih masa pra lansia, sudah mulai membuka diri pada warna-warna cerah pada baju atasan, baik model kaos oblong, model berkerah atau kemeja.  Warna paling parah yang dimiliki sejauh ini, antara Peach -mirip pink tapi ada campuran oranye, atau kuning. Warna yang dulu gak bakalan pernah masuk ke lemari baju. Sementara warna merah, lebih banyak digunakan saat mengenal ke-Pandean, nyaruang antara warna parpol atau merahnya Kabupaten Badung.  Selain itu masih ada warna hijau tosca yang belakangan lagi ngetrend, merah marun atau biru navy. Semua warna dicobain, mengingat hidup rasanya terlalu sederhana untuk dipakein baju hitaaaaam melulu.  Harapannya bisa memberikan warna pada hidup yang jauh lebih cerah, secerah senyum istri pas lagi selfie. 

Semua Berakhir di 5 Besar Teruna Teruni Denpasar 2024

Bermula dari coba-coba lalu masuk menjadi 5 Besar Finalis Teruna Teruni Denpasar Tahun 2024, putri kami Pande Putu Mirah Gayatridewi ternyata masih berusia 15 Tahun saat Grand Final dilaksanakan di Gedung Dharma Negara Alaya Lumintang Kota Denpasar, hari Minggu 18 Februari 2024 kemarin. Berhasil menyisihkan puluhan peserta dengan tingkat prestasi berskala Kab/Kota, Provinsi dan Nasional, ia mendapatkan undangan dari Panitia TTD untuk mengikuti perhelatan bergengsi ini, pasca meraih Juara Pertama Teruna Bagus Teruni Jegeg Sisma -SMAN 7 Denpasar Tahun 2023 lalu. Sehingga batas bawah Umur Peserta yang seharusnya 16 Tahun, infonya ditoleransi mengingat usianya sudah jalan menuju angka 16 sebulan kedepan.  Meski hanya sampai di peringkat 5 Besar, kami semua turut bangga mengingat ini adalah kali pertama putri kami mengikuti ajang tingkat Kab/Kota, menjadikannya sebagai Finalis Termuda diantara peserta lainnya. Bahkan kami dengar, merupakan siswa pertama di sekolahnya yang lolos hingga jenja

62 Tahun Bang Iwan Fals

Pekan ini Bang Iwan Fals kalau gak salah genap berusia 62 tahun. Umur yang gak muda lagi meski masih sering melahirkan karya-karya baru bareng anak-anak muda milenial.  Saya mengenal lagu-lagu Bang Iwan tepatnya di era Album Wakil Rakyat. Sebuah karya jelang Pemilu 1988 yang mengetengahkan lagu soal para legislatip yang biasa bersafari, dengan keragaman perilaku mereka di jaman itu.  Lirik lagunya tergolong sederhana, dan aransemennya juga mudah diingat. Gak heran di jaman itu pula, saya kerap membawakan lagu Wakil Rakyat sebagai lagu kebanggaan pas didaulat nyanyi didepan kelas, didepan 40an anak kelas 4 atau 5 kalau gak salah.  Dan ada juga beberapa karya sang musisi, yang dibawakan sesekali macam Kereta Tua atau Sore Tugu Pancoran yang bercerita soal si Budi kecil.  Terakhir menyukai karya Bang Iwan kalau ndak salah di album Suara Hati (2002). Yang ada track Untuk Para Pengabdi dan Seperti Matahari. Dua lagu favorit saya di album itu. Setelahnya hanya sebatas suka mendengar sebagian