Skip to main content

Review Aplikasi RUMI Rumah Indonesia dari Kementrian PUPR

Dalam upaya menjalankan program kerja Pembiayaan Perumahan bagi ASN, Dirjen Pembiayaan Perumahan dari Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat membuat satu aplikasi berbasis Android untuk mempermudah pendataan kebutuhan rumah bagi ASN secara khusus dan MBR atau Masyarakat Berpenghasilan Rendah secara umum, termasuk TNI/Polri guna mendapatkan informasi program pembiayaan perumahan. Hingga saat postingan ini diturunkan, aplikasi RUMI ini telah diinstalasi sebanyak 50.000+ dengan persyaratan versi Android 4.4 atau lebih tinggi.

Aplikasi yang dikembangkan oleh Klinik Rumah Indonesia dengan update aplikasi terakhir pada tanggal 17 September 2018 lalu, menyajikan 12 menu akses pada halaman utama, meliputi Program Perumahan, Data Statistik, Pewraturan Perundangan hingga beberapa file multimedia yang dapat memberikan gambaran lebih jauh terkait pembiayaan rumah termasuk teknologi Risha atau Rumah Instant Sederhana Sehat yang diklaim lebih tahan pada gempa.

Jika ditilik lebih dalam, sekurangnya terdapat 7 program pembiayaan perumahan yang dapat diakses melalui aplikasi RUMI ini yaitu BP2BT, FLPP, NHAP, PSMP, SBUM, SSB dan tentu saja BSPS. Dimana masing-masing memiliki skema, kriteria dan pola pemberian bantuan yang berbeda satu sama lainnya namun memiliki sasaran yang sama. Yaitu MBR dan tentu saja ASN.

Adapun form isian yang harus dilengkapi meliputi data pribadi, kependudukan, status pernikahan, status pekerjaan, data rumah dan tentu saja finansial. Yang secara garis besarnya, kurang lebih merupakan isian yang sama dengan aplikasi wajib para ASN yaitu PUPNS.

Untuk satu aplikasi RUMI, rupanya tidak mengikat akun pengguna atau User tertentu yang notabene bisa digunakan input data banyak ASN oleh satu orang pemilik ponsel. Hal ini memang memberikan kemudahan , namun demikian apabila tidak mengunci pada salah satu form isian terlampir seperti NIK atau NIP, kelihatannya akan membuka peluang data ganda bahkan lebih akibat kesalahan input pada nama ASN, yang bisa jadi mencantumkan gelar depan, mengubah pola nama belakang terlebih dulu atau pengetikan nama tanpa embel-embel pola diatas.

Hal lain yang kemudian menjadi catatan untuk Aplikasi RUMI secara sudut pandang saya pribadi adalah, adanya potensi kesulitan input data dalam jumlah banyak, mengingat kemampuan input data sendiri hanya dibatasi pada pengguna ponsel berbasis Android saja. Tidak berbasis web seperti halnya aplikasi PUPNS, LHKPN ataupun Indeks Profesionalitas tempo hari. Termasuk bagi ASN yang menggunakan ponsel pintar di luar Android. iPhone misalkan. Hal ini tentu akan menghambat proses mengingat jumlah ASN di masing-masing Pemerintah Daerah bukan hanya ratusan atau ribuah. Tapi puluhan ribu jumlahnya.

Bisa saja dibuatkan Surat Edaran khusus Input Data oleh Admin di masing-masing Bidang/Seksi per SKPD untuk memudahkan input, dengan batasan ‘harus menggunakan ponsel Android’. Karena berdasarkan sanggahan dari Tim Ahli IT yang mengatakan bahwa aplikasi bisa diakses melalui layar PC dengan menggunakan bantuan aplikasi emulator semacam BlueStack, lagi-lagi secara sudut pandang saya pribadi, mendatangkan banyak resiko lainnya. Seperti kegagalan instalasi lantaran aplikasi BlueStack membutuhkan sistem operasi 64bit, RAM dan Storage besar lantaran harus membagi dua isi PC atau peluang masuknya Malware seperti yang saya alami beberapa waktu lalu, bila PC yang digunakan tidak dibentengi dengan AntiVirus dan Defender lainnya yang mumpuni.

Sudah begitu, dengan form isian yang lumayan banyak untuk dilengkapi, mengapa tidak mengintegrasikan form kebutuhan data diatas dengan aplikasi yang sudah ada seperti PUPNS misalkan ? toh isian data terkait pribadi, keluarga, pekerjaan, finansial dan lainnya kurang lebihnya sama. Mengapa harus dibuatkan aplikasi tambahan lain lagi ?

Comments

Popular posts from this blog

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

Akhirnya Migrasi Jua, Pulang ke Kampung Blogspot

Gak terasa yang namanya aktifitas menulisi Blog sudah sampai di tahun ke 17. Termasuk ukuran blogger senior kalau kata teman, padahal kalau dilihat dari sisi kualitas tetap saja masuk kelompok junior. Belum pernah menghasilkan tulisan yang keren sejauh ini. Blog bagi saya sudah jadi semacam wadah untuk coli. Ups Maaf kalo mencomot istilah gak baik. Tapi ini seriusan, karena memang digunakan untuk melanjutkan halusinasi tanpa perlu berpikir akan ada yang berkunjung, membaca atau tidak. Setidaknya berguna untuk menjaga pikiran-pikiran negatif agar tidak menjalar keluar mengganggu orang lain, atau melepas lelah dan keluh kesah harian akan segala tekanan bathin di keluarga, kantor maupun sosial masyarakat. Jadi maklumi saja kalau isi blognya gak sesuai ekspektasi kalian. Meski sudah menulis selama 17 tahun, namun laman Blog www.pandebaik.com ini kalau ndak salah baru lahir sekitar tahun 2008. Segera setelah bermasalah dengan media mainstream yang berbarengan dengan tutupnya penyedia hos

Kendala yang ditemui saat Migrasi Blog

Keputusan untuk Migrasi alias pulang kampung ke halaman Blogspot, sebetulnya merupakan satu keputusan yang berat mengingat WordPress sudah jadi pijakan yang mapan untuk ukuran blog yang berusia 17 tahun. Tapi mengingat pemahaman dan kemampuan pribadi akan pengelolaan blog dengan hosting yang teramat minim, sekian kali ditumbangkan oleh script, malware dan lainnya, rasanya malu juga kalau terus-terusan merepotkan orang hanya untuk sebuah blog pribadi yang gak mendatangkan materi apa-apa. Ini diambil, pasca berdiskusi panjang dengan 2-3 rekan yang paham soal proses Migrasi dan apa sisi positif di balik itu semua. Namun demikian, rupanya proses Migrasi yang tempo hari saya coba lakukan dengan hati-hati, tidak semulus harapan atau keinginan yang dibayangkan. Ada beberapa kendala didalamnya yang mana memberikan efek cukup fatal dalam pengarsipan cerita atau postingan blog sebelumnya. Yuk disimak apa saja. 1. Pengurangan jumlah postingan Blog yang cukup signifikan. Postingan Blog www.p