Skip to main content

Nubia N1 Lite, Standar Bawah ponsel Low-End

Berbeda dengan dua seri M lainnya, ponsel Nubia N1 Lite dihadirkan untuk menyasar segmen low end yang belakangan ramai diserbu oleh beragam vendor dengan harga yang amat sangat terjangkau.
Sepintas lalu cover belakang ponsel ini mengingatkan saya pada seri Asus yang hadir dengan grafir khasnya yang dapat dibuka laiknya ponsel murah jaman sekarang.

Menilik sisi depan, sama sekali tak ditemukan tombol fisik ataupun haptic sebagaimana dua seri M. Sehingga bisa ditebak, bila tiga tombol pengoperasian Home, Back dan Pilihan baru bisa diakses ketika layar diaktifkan. Ini mirip dengan beberapa seri ponsel vendor lokal yang memiliki spesifikasi pula harga jual yang setara.

Kemiripan ini rupanya tak hanya dapat dikenali dari konsep layar yang digunakan. Tapi juga opsi Menu dan Pengaturan. Yang meskipun sama-sama menggunakan Nubia UI sebagaimana seri M, namun kesamaan isinya mengingatkan betul pada menu standar vendor lokal tadi. Dari fitur Turbo Download yang mampu menggabungkan dua jaringan, wifi dan 4G saat mengunduh file dengan besaran tertentu dalam waktu bersamaan.
Juga fitur Auto Schedule On/Off yang tak saya temukan di kedua seri M lainnya.

Mengingat banyaknya perbedaan antara seri Nubia N1 Lite dengan dua seri M lainnya, praktis semua fitur yang ada pada seri M, tidak akan kalian temukan disini. Baik Screen Projection, Edge Gestures, Lock, hingga Cleaner dan Super Screenshot.
Tidak juga dengan belasan filter kamera DSLR maupun menu pengaturan kamera Profesional.
Hanya Pengaturan Manual saja yang disematkan pada kamera bawaan yang ada.

Meski demikian, secara spesifikasi hardware yang dibekali bisa dikatakan cukup mumpuni untuk harga ponsel di rentang 1,5 Jutaan. Internal storage 16 GB dan RAM 2 GB merupakan standar bawah ponsel low end masa kini. Meskipun rata-rata ponsel lain masih mengadopsi internal storage setengahnya.

Selebihnya, dengan mengandalkan prosesor empat inti, kamera belakang 8 MP dan depan 5 MP, ditambah fitur FM Radio yang tak ada pada kedua seri M, rasanya cukup layak diberikan pada mereka yang memiliki aktifitas standar pengguna Pemula.

Dari Tiga seri Nubia yang sudah saya tuliskan sejauh ini, Nubia N1 Lite, Nubia M2 Lite dan Nubia M2, kalian pilih yang mana ?

Comments

Popular posts from this blog

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

Akhirnya Migrasi Jua, Pulang ke Kampung Blogspot

Gak terasa yang namanya aktifitas menulisi Blog sudah sampai di tahun ke 17. Termasuk ukuran blogger senior kalau kata teman, padahal kalau dilihat dari sisi kualitas tetap saja masuk kelompok junior. Belum pernah menghasilkan tulisan yang keren sejauh ini. Blog bagi saya sudah jadi semacam wadah untuk coli. Ups Maaf kalo mencomot istilah gak baik. Tapi ini seriusan, karena memang digunakan untuk melanjutkan halusinasi tanpa perlu berpikir akan ada yang berkunjung, membaca atau tidak. Setidaknya berguna untuk menjaga pikiran-pikiran negatif agar tidak menjalar keluar mengganggu orang lain, atau melepas lelah dan keluh kesah harian akan segala tekanan bathin di keluarga, kantor maupun sosial masyarakat. Jadi maklumi saja kalau isi blognya gak sesuai ekspektasi kalian. Meski sudah menulis selama 17 tahun, namun laman Blog www.pandebaik.com ini kalau ndak salah baru lahir sekitar tahun 2008. Segera setelah bermasalah dengan media mainstream yang berbarengan dengan tutupnya penyedia hos

Kendala yang ditemui saat Migrasi Blog

Keputusan untuk Migrasi alias pulang kampung ke halaman Blogspot, sebetulnya merupakan satu keputusan yang berat mengingat WordPress sudah jadi pijakan yang mapan untuk ukuran blog yang berusia 17 tahun. Tapi mengingat pemahaman dan kemampuan pribadi akan pengelolaan blog dengan hosting yang teramat minim, sekian kali ditumbangkan oleh script, malware dan lainnya, rasanya malu juga kalau terus-terusan merepotkan orang hanya untuk sebuah blog pribadi yang gak mendatangkan materi apa-apa. Ini diambil, pasca berdiskusi panjang dengan 2-3 rekan yang paham soal proses Migrasi dan apa sisi positif di balik itu semua. Namun demikian, rupanya proses Migrasi yang tempo hari saya coba lakukan dengan hati-hati, tidak semulus harapan atau keinginan yang dibayangkan. Ada beberapa kendala didalamnya yang mana memberikan efek cukup fatal dalam pengarsipan cerita atau postingan blog sebelumnya. Yuk disimak apa saja. 1. Pengurangan jumlah postingan Blog yang cukup signifikan. Postingan Blog www.p