Skip to main content

Uber atau Grab ?

“Kalo Bapak pake Grab, masuk mobil, ponsel disimpen, trus Tidur…
Nah kalo pake Uber, masuk mobil, ambil ponsel, trus Buka GPS…”

Anekdot macam gitu disampaikan oleh mas Deddy, driver Grab yang saya coba di pengalaman pertama kemarin, meluncur ke Bandara Cengkareng dari Harris Hotel dimana menginap selama di Jakarta.
Unik dan Lucu.
Tapi apa iya ?

Uber, menurut driver Fortuner yang ditumpangi semalam, ketika Rider mengajukan pemesanan, driver tidak dinfo lebih lanjut terkait rute tujuan dan tarif yang nantinya akan dibayarkan.
Hal ini berbeda dengan Grab yang sejak awal pemesanan, si driver bisa melihat kedua informasi tersebut sebelum mengambil penumpang dan mengantarkannya.

Tapi sebelum lanjut, diantara kalian ada yang belum tau Uber atau Grab ?

Keduanya merupakan alternatif transportasi yang dapat dimanfaatkan melalui aplikasi online pada ponsel calon pengguna, dan belakangan (utamanya di Bali) masih menjadi perdebatan terkait boleh tidaknya mereka beroperasi karena dianggap mengancam kelangsungan hidup para pekerja jasa taksi konvensional.
Istilah Driver untuk mereka yang berstatus pengemudi Uber ataupun Grab, dan Rider untuk pengguna atau penumpangnya.
Gitu siy keknya…

Lanjut ke topik terkait,
Berhubung dalam aplikasi Uber tidak tertera biaya perjalanan secara pasti (hanya perkiraan awal yang kalo nda salah muncul di layar ponsel calon pengguna), yang dibayarkan biasanya akan berbeda bergantung dari rute jalan yang akan dilalui nantinya.
Sebaliknya, Grab yang sejak awal sudah menyepakati biaya perjalanan yang terpampang jelas pada layar ponsel di kedua pihak, mau tidak mau memaksa Driver untuk memilih jalur jalan tercepat ke lokasi tujuan demi menghemat pengeluaran bahan bakar.
Jadi masuk akal kan ya ?

Yang bikin makin Unik, disadari atau tidak, meski kedua Driver menyatakan kedua moda transportasi online ini memiliki perhitungan tarif yang nyaris sama, secara saya pada akhirnya meyakini bahwa benar adanya, memanfaatkan Grab jauh lebih irit ketimbang Uber, baik secara perhitungan dalam memilih jalur perjalanan tadi ataupun biaya total yang nantinya akan dibayarkan, sesuai perkiraan informasi di awal pemesanan.
Gak percaya ?

Dalam percobaan pertama hari ini, saya mendapati biaya perjalanan Grab dari Harris Hotel Tebet menuju Bandara Cengkareng pada pukul 12 siang tadi adalah sebesar 99ribu. dan itu disetujui oleh mas Deddy, driver kendaraan Datsun Go yang langsung memberikan banyak pengalaman baru dalam aksi tersebut.
Sementara Uber yang dalam hal ini saya coba ambil informasi di dua jenis kendaraan, yaitu UberX untuk kendaraan miniVan macam Avanza, Xenia atau Mobilio dikenai perkiraan sekitar 205ribuan, sementara Uber Black dengan kendaraan paling minim berupa Innova (kemarin malam saya beruntung mendapatkan Fortuner) memberi perkiraan biaya sekitar 320ribuan. Mahal ya ?

Seandainya saja dari perkiraan awal sudah sedemikian besarnya ? Bagaimana jika dalam perjalanan Driver Uber mengambil jalan memutar terlebih dahulu mengingat secara Rider macam saya yang tak paham rute, bisa jadi menyebabkan tambahan pada biaya awal tadi ?
Sedang Grab ?
Owh, sudah nda ada nego lagi. Mau dibawa kemanapun oleh Driver, tetep segitu. Hehehe…

Bener gak ya, pemikiran diatas ?
Kalian yang sudah pernah mencoba atau membandingkan keduanya, boleh sharing pengalaman disini.

Comments

Popular posts from this blog

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

Akhirnya Migrasi Jua, Pulang ke Kampung Blogspot

Gak terasa yang namanya aktifitas menulisi Blog sudah sampai di tahun ke 17. Termasuk ukuran blogger senior kalau kata teman, padahal kalau dilihat dari sisi kualitas tetap saja masuk kelompok junior. Belum pernah menghasilkan tulisan yang keren sejauh ini. Blog bagi saya sudah jadi semacam wadah untuk coli. Ups Maaf kalo mencomot istilah gak baik. Tapi ini seriusan, karena memang digunakan untuk melanjutkan halusinasi tanpa perlu berpikir akan ada yang berkunjung, membaca atau tidak. Setidaknya berguna untuk menjaga pikiran-pikiran negatif agar tidak menjalar keluar mengganggu orang lain, atau melepas lelah dan keluh kesah harian akan segala tekanan bathin di keluarga, kantor maupun sosial masyarakat. Jadi maklumi saja kalau isi blognya gak sesuai ekspektasi kalian. Meski sudah menulis selama 17 tahun, namun laman Blog www.pandebaik.com ini kalau ndak salah baru lahir sekitar tahun 2008. Segera setelah bermasalah dengan media mainstream yang berbarengan dengan tutupnya penyedia hos

Kendala yang ditemui saat Migrasi Blog

Keputusan untuk Migrasi alias pulang kampung ke halaman Blogspot, sebetulnya merupakan satu keputusan yang berat mengingat WordPress sudah jadi pijakan yang mapan untuk ukuran blog yang berusia 17 tahun. Tapi mengingat pemahaman dan kemampuan pribadi akan pengelolaan blog dengan hosting yang teramat minim, sekian kali ditumbangkan oleh script, malware dan lainnya, rasanya malu juga kalau terus-terusan merepotkan orang hanya untuk sebuah blog pribadi yang gak mendatangkan materi apa-apa. Ini diambil, pasca berdiskusi panjang dengan 2-3 rekan yang paham soal proses Migrasi dan apa sisi positif di balik itu semua. Namun demikian, rupanya proses Migrasi yang tempo hari saya coba lakukan dengan hati-hati, tidak semulus harapan atau keinginan yang dibayangkan. Ada beberapa kendala didalamnya yang mana memberikan efek cukup fatal dalam pengarsipan cerita atau postingan blog sebelumnya. Yuk disimak apa saja. 1. Pengurangan jumlah postingan Blog yang cukup signifikan. Postingan Blog www.p