Skip to main content

Mengubah Pola Makan, Memperbaiki Gaya Hidup

Gak terasa sudah hampir dua minggu ini saya mengkonsumsi beras merah untuk menggantikan kentang dan nasi sebagai asupan karbohidrat baik pagi, siang maupun makan malam. Rasanya sedikit hambar dan kering dari nasi umumnya. Mirip ketan kalo ndak salah.

Tidak hanya itu, lauk mulai dikurangi khususnya daging dari hewan berkaki empat dan sayur diperbanyak. Menurut aturannya sih minimal seperempat piring atau porsi makan. Pula mengubah jenis cemilan seperti roti dan kopi juga berhenti total dari minum minuman kemasan.

Berikutnya, pola makan pun menjadi sasaran. Sedikit demi sedikit namun dalam kurun waktu berkali kali atau berdekatan. Diselingi buah apel, tomat atau jagung ketan.

Hasilnya joss.

Gula Darah saya terpantau normal sejauh ini.
Pemeriksaan terakhir menunjukkan angka 138 mg/dl untuk Gula Darah puasa di pagi hari, dan 126 mg/dl untuk 2 jam setelah makan.
Kaget juga.
Ini adalah hasil pengukuran terbaik selama 4 tahun mengidap Diabetes.

Selain mengubah Pola Makan, untuk bisa menjaga stamina tetap fit dan mencegah masuknya gejala Kolesterol, saya pun akhirnya mulai memperbaiki gaya hidup dengan menyempatkan diri berolahraga sekitar 30 menit di alun alun saban sore sepulang kantor.
Berbekal baju kaos pengganti dan sepatu kets yang kini saya simpan di kendaraan, aksi jalan cepat dilakoni dengan hanya bersalin dua item itu saja. Praktis celana panjang ya menyesuaikan dengan seragam harian. Giliran celana kain ya ayo aja pake celana kain. Ketimbang mampir pulang dan menyisakan sedikit waktu untuk bergerak.

Memutari lapangan sebanyak 4 kali, rasanya sudah mendekati jika saya harus jalan kaki dari rumah bolak balik serta mengelilingi lapangan sebanyak 2 kali. Kalopun masih belum berkeringat, saya akan tambahkan sekali lagi dengan tempo yang sedikit lebih lambat dan memperbanyak gerakan tangan.

Efeknya, selain baju kaos menjadi sekali pakai lantaran basah oleh keringat, rambut kepala juga wajib keramas setiap malam untuk mencegah bau.
Ditemani gedoran mantap musik Sepultura dan System of a Down atau Linkin Park, rasanya akan ada yang kurang jika sampai olahraga ringan ini absen saya lakoni gegara capek bekerja seharian.
Terkait ini, sayapun mencoba mengurangi rutinitas dan tingkat stress, mulai EGP / Emang Gue Pikirin / pada pekerjaan atau apapun itu bentuknya. Dibawa ringan dan pasrah pada-NYA.

Perkembangannya jadi lumayan membaik. Luka di kaki sudah sedikit lebih berkurang, menyisakan permukaan yang belum tampak sembuh, dan ditutup jaringan. Agak lama dari biasanya. Tapi minimal sudah ndak terasa sakit lagi apalagi sampai menyeret kaki hanya untuk berjalan.

Duh, doakan saya ya Kawan.
Semoga makin dikuatkan, baik iman maupun upayanya.
Menyitir gambar pesan bagi pengidap Diabetes dan lingkungannya yang saya dapat dari akun sebuah komunitas bagi pengidap Kencing Manis di Instagram, ini adalah perjuangan saya yang tiada henti dalam kesehariannya. Berhubung Diabetes tidak akan mampu untuk sembuh total.
Minimal bisa menjaganya agar tetap rendah.

Comments

Postingan Lain

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

Warna Cerah untuk Hidup yang Lebih Indah

Seingat saya dari era remaja kenal baju kaos sampai nganten, isi lemari sekitar 90an persen dipenuhi warna hitam. Apalagi pas jadi Anak Teknik, baju selem sudah jadi keharusan.  Tapi begitu beranjak dewasa -katanya sih masa pra lansia, sudah mulai membuka diri pada warna-warna cerah pada baju atasan, baik model kaos oblong, model berkerah atau kemeja.  Warna paling parah yang dimiliki sejauh ini, antara Peach -mirip pink tapi ada campuran oranye, atau kuning. Warna yang dulu gak bakalan pernah masuk ke lemari baju. Sementara warna merah, lebih banyak digunakan saat mengenal ke-Pandean, nyaruang antara warna parpol atau merahnya Kabupaten Badung.  Selain itu masih ada warna hijau tosca yang belakangan lagi ngetrend, merah marun atau biru navy. Semua warna dicobain, mengingat hidup rasanya terlalu sederhana untuk dipakein baju hitaaaaam melulu.  Harapannya bisa memberikan warna pada hidup yang jauh lebih cerah, secerah senyum istri pas lagi selfie. 

Semua Berakhir di 5 Besar Teruna Teruni Denpasar 2024

Bermula dari coba-coba lalu masuk menjadi 5 Besar Finalis Teruna Teruni Denpasar Tahun 2024, putri kami Pande Putu Mirah Gayatridewi ternyata masih berusia 15 Tahun saat Grand Final dilaksanakan di Gedung Dharma Negara Alaya Lumintang Kota Denpasar, hari Minggu 18 Februari 2024 kemarin. Berhasil menyisihkan puluhan peserta dengan tingkat prestasi berskala Kab/Kota, Provinsi dan Nasional, ia mendapatkan undangan dari Panitia TTD untuk mengikuti perhelatan bergengsi ini, pasca meraih Juara Pertama Teruna Bagus Teruni Jegeg Sisma -SMAN 7 Denpasar Tahun 2023 lalu. Sehingga batas bawah Umur Peserta yang seharusnya 16 Tahun, infonya ditoleransi mengingat usianya sudah jalan menuju angka 16 sebulan kedepan.  Meski hanya sampai di peringkat 5 Besar, kami semua turut bangga mengingat ini adalah kali pertama putri kami mengikuti ajang tingkat Kab/Kota, menjadikannya sebagai Finalis Termuda diantara peserta lainnya. Bahkan kami dengar, merupakan siswa pertama di sekolahnya yang lolos hingga jenja

62 Tahun Bang Iwan Fals

Pekan ini Bang Iwan Fals kalau gak salah genap berusia 62 tahun. Umur yang gak muda lagi meski masih sering melahirkan karya-karya baru bareng anak-anak muda milenial.  Saya mengenal lagu-lagu Bang Iwan tepatnya di era Album Wakil Rakyat. Sebuah karya jelang Pemilu 1988 yang mengetengahkan lagu soal para legislatip yang biasa bersafari, dengan keragaman perilaku mereka di jaman itu.  Lirik lagunya tergolong sederhana, dan aransemennya juga mudah diingat. Gak heran di jaman itu pula, saya kerap membawakan lagu Wakil Rakyat sebagai lagu kebanggaan pas didaulat nyanyi didepan kelas, didepan 40an anak kelas 4 atau 5 kalau gak salah.  Dan ada juga beberapa karya sang musisi, yang dibawakan sesekali macam Kereta Tua atau Sore Tugu Pancoran yang bercerita soal si Budi kecil.  Terakhir menyukai karya Bang Iwan kalau ndak salah di album Suara Hati (2002). Yang ada track Untuk Para Pengabdi dan Seperti Matahari. Dua lagu favorit saya di album itu. Setelahnya hanya sebatas suka mendengar sebagian