Skip to main content

Menunggu Akhir Perjalanan di Kota Batam

Matahari ternyata sudah tinggi saat kamar 289 kutinggalkan dalam kondisi berantakan. Sementara perut sudah mulai keroncongan minta diisi. Tapi aku masih saja meragu di kursi panjang lobby hotel sambil memikirkan rencana berikutnya, mengingat waktu yang tersisa masih cukup lama hingga jadwal penerbangan tiba.

Kucoba membuangnya sedikit dengan menulisi blog, tulisan tentang Kota Batam tadi. Sambil mengobrol panjang dengan Satker PIP dari Klaten Yogyakarya, yang mengisahkan betapa banyaknya mereka mendapatkan dana bantuan BLM untuk kegiatan PNPM Mandiri Perkotaan tahun ini. Rp. 32 Milyar, untuk sekitaran 200an Desa di 15 Kecamatan. Buseeet dah. Malah kini merasa belum apa-apa dibanding kesibukan Beliau mengurusi itu semua. Mih… gimana capeknya yah ?

Rasa lapar makin menggila. Gag ingin kondisi menurun, aku putuskan untuk jalan-jalan sebentar di seputaran hotel, sekedar mencari tempat makan dan juga obat sakit kepala. Lumayanlah, nemu penjual soto ayam di area food court, seberang hotel. Nikmat tentu saja…

rps20140913_164720

Sakit kepala mulai agak berkurang setelah aktifitas jalan-jalan (jalan kaki beneran sambil gendong tas ransel PNPM) dijalani setengah jam lamanya. Keringat mulai muncul, hal langka selama tiga hari berada di Kota Batam yang dingin. Sebutir Bodrex kutelan untuk menghilangkannya. Yah harapan kan boleh saja…

Sekembalinya ke lobby hotel, aku mulai membuang sedikit lagi waktu menunggu untuk membuat Notulen (perjalanan) Pertemuan Regional PNPM Mandiri Perkotaan, ditemani pak Jeffry, Satker dari kota Maluku yang sejak tadi asyik ber-socmed di ponselnya yang sudah mendapatkan penambahan daya di counter penitipan tas, dekat tempat duduk yang kami tempati. Kesamaan nasib membuat kami sepakat menunggui akhir perjalanan Kota Batam di lobby hotel. Sama-sama mendapat jadwal penerbangan dari Garuda Airways pukul 19.05 waktu setempat.

Usai mengirimkan Notulen pada pimpinan, kulanjutkan lagi dengan draft tulisan Jurnal terkait materi Proyek Perubahan Diklat PIM IV dan pula dikirimkan pada coach untuk mengurangi beban pikiran yang sudah menggelayut dari minggu lalu.
Dan hey… sakit kepala tadi sudah hilang rupanya. Pantas saja suasana lobby hotel jadi sedikit lebih cerah. dan gag terasa, waktupun sudah mendekati pukul lima sore. Terima Kasih ya Tuhan…

Sambil bersiap-siap untuk memesan kendaraan menuju bandara, aku sempatkan lagi mampir ke tempat penjualan oleh oleh untuk mencarikan buah tangan bagi kedua orang tuaku yang sepertinya jarang sekali kubelikan sesuatu tiap kali tugas dinas keluar kota. dan biarlah, aku gag membeli apa-apa untuk diri sendiri, terpenting ada untuk mereka yang kucintai. Rasanya sudah cukup memuaskan dengan semua pengalaman dan kisah yang kujumpai di Kota Batam ini.

Comments

Popular posts from this blog

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

Akhirnya Migrasi Jua, Pulang ke Kampung Blogspot

Gak terasa yang namanya aktifitas menulisi Blog sudah sampai di tahun ke 17. Termasuk ukuran blogger senior kalau kata teman, padahal kalau dilihat dari sisi kualitas tetap saja masuk kelompok junior. Belum pernah menghasilkan tulisan yang keren sejauh ini. Blog bagi saya sudah jadi semacam wadah untuk coli. Ups Maaf kalo mencomot istilah gak baik. Tapi ini seriusan, karena memang digunakan untuk melanjutkan halusinasi tanpa perlu berpikir akan ada yang berkunjung, membaca atau tidak. Setidaknya berguna untuk menjaga pikiran-pikiran negatif agar tidak menjalar keluar mengganggu orang lain, atau melepas lelah dan keluh kesah harian akan segala tekanan bathin di keluarga, kantor maupun sosial masyarakat. Jadi maklumi saja kalau isi blognya gak sesuai ekspektasi kalian. Meski sudah menulis selama 17 tahun, namun laman Blog www.pandebaik.com ini kalau ndak salah baru lahir sekitar tahun 2008. Segera setelah bermasalah dengan media mainstream yang berbarengan dengan tutupnya penyedia hos

Kendala yang ditemui saat Migrasi Blog

Keputusan untuk Migrasi alias pulang kampung ke halaman Blogspot, sebetulnya merupakan satu keputusan yang berat mengingat WordPress sudah jadi pijakan yang mapan untuk ukuran blog yang berusia 17 tahun. Tapi mengingat pemahaman dan kemampuan pribadi akan pengelolaan blog dengan hosting yang teramat minim, sekian kali ditumbangkan oleh script, malware dan lainnya, rasanya malu juga kalau terus-terusan merepotkan orang hanya untuk sebuah blog pribadi yang gak mendatangkan materi apa-apa. Ini diambil, pasca berdiskusi panjang dengan 2-3 rekan yang paham soal proses Migrasi dan apa sisi positif di balik itu semua. Namun demikian, rupanya proses Migrasi yang tempo hari saya coba lakukan dengan hati-hati, tidak semulus harapan atau keinginan yang dibayangkan. Ada beberapa kendala didalamnya yang mana memberikan efek cukup fatal dalam pengarsipan cerita atau postingan blog sebelumnya. Yuk disimak apa saja. 1. Pengurangan jumlah postingan Blog yang cukup signifikan. Postingan Blog www.p