Skip to main content

Menikmati Hiburan di kala Pekat

Gula darah saya tiba-tiba meningkat semingguan ini. Maksimal sudah mencapai angka 356 mg/dl pasca maupun pra puasa. Satu hasil yang mengejutkan meskipun selama menjabat di Dinas Cipta Karya Kabupaten Badung sedari satu setengah tahun lalu, yang namanya hasil test acak Gula Darah selalu menghasilkan angka diatas 200 mg/dl. Ada apa gerangan ?

Pertama, beban kerja. Ya. Menghandle 70-an paket kegiatan dengan menyandang tugas sebagai PPK atau Pejabat Pembuat Komitmen tentu bukan pilihan atau keputusan bijak. Namun apa mau dikata jika itu sudah merupakan keputusan pimpinan selama satu tahun anggaran. Belum lagi ditambah dengan kegiatan yang memanfaatkan dana APBN melalui Satuan Kerja dan dua kegiatan yang seharusnya sih gag masuk di bidang yang saya tangani. Selain lelah pikiran, kadang kejadian lelah fisik…

Kedua, rutinitas. Baik keluarga maupun kerjaan kantor dimana selama sebulan terakhir, saya kembali mengalami masa–masa tanpa kehadiran Kabid lantaran Beliau mengikuti Pendidikan Diklat PIM III di Badan Diklat Provinsi Bali. Lokasi Diklat yang sama dengan yang saya lalui beberapa waktu lalu. Belum lagi soal paket lelang yang masih berproses di ULP…

Ketiga ya Beban Tambahan. Untuk yang satu ini, saya belum berani buka apa masalahnya. Nanti deh kalo sudah clear, mungkin bisa saya bagi infonya. Namun sejauh ini ada juga beberapa orang yang sudah paham kisahnya. Yang pasti ini ada kaitannya dengan upaya pemerasan, media dan aparat. Semoga sih jalan kisahnya gag sesuai dengan apa yang saya khawatirkan… dan tak lupa beberapa masalah lapangan yang hadir seakan tanpa jeda…

Dengan sejumlah tekanan yang ada, rasanya cukup membuat pikiran saya menjadi galau dan pekat. Sebagaimana yang ditawarkan oleh Sifat Sifat Dasar Golongan Darah O, rasanya sih sudah masuk akal jika pikiran sudah mulai bermasalah. Maka jadilah hari hari akhir pekan mulai terasa hambar untuk dilewatkan… dan hasrat untuk menulisi blog ini termasuk melanjutkan tugas Diklat PIM IV yang tanggal 23 September depan bakalan ujian pun rasanya gag bersemangat lagi. Bad Mood…

Capek.

Di kala ini, hiburan rasanya pantas saya dapatkan. Namun yang kesampean hanya nonton film yang diunduh sekitar enam delapan bulan lalu, yang hingga kini masih tersimpan di perangkat ponsel tanpa sempat dinikmati. Ada the Lone Ranger, the Hobbit #2, Planes, How to Train Your Dragon #2, Transformers dan juga Godzilla. Serta beberapa film lama yang dibintangi alm.Robin Williams seperti Good Will Hunting maupun Patch Adams. Meskipun gag bisa memuaskan hasrat untuk menikmati liburan dalam arti sesungguhnya, rasanya sih sudah cukup yah untuk menghilangkan penat sejenak.

Harapannya sih kelak bisa liburan lagi, kemana gitu bareng keluarga atau mungkin keliling cek proyek lagi saban sabtu minggu dengan motor tunggangan. Beban sih mungkin gag bakalan hilang lantaran ini berlangsung terus menerus tanpa henti, tapi minimal yang namanya stress bisa menurun sedikit.

Tapi apa iya bakalan sempat ?

Comments

Postingan Lain

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

Warna Cerah untuk Hidup yang Lebih Indah

Seingat saya dari era remaja kenal baju kaos sampai nganten, isi lemari sekitar 90an persen dipenuhi warna hitam. Apalagi pas jadi Anak Teknik, baju selem sudah jadi keharusan.  Tapi begitu beranjak dewasa -katanya sih masa pra lansia, sudah mulai membuka diri pada warna-warna cerah pada baju atasan, baik model kaos oblong, model berkerah atau kemeja.  Warna paling parah yang dimiliki sejauh ini, antara Peach -mirip pink tapi ada campuran oranye, atau kuning. Warna yang dulu gak bakalan pernah masuk ke lemari baju. Sementara warna merah, lebih banyak digunakan saat mengenal ke-Pandean, nyaruang antara warna parpol atau merahnya Kabupaten Badung.  Selain itu masih ada warna hijau tosca yang belakangan lagi ngetrend, merah marun atau biru navy. Semua warna dicobain, mengingat hidup rasanya terlalu sederhana untuk dipakein baju hitaaaaam melulu.  Harapannya bisa memberikan warna pada hidup yang jauh lebih cerah, secerah senyum istri pas lagi selfie. 

Semua Berakhir di 5 Besar Teruna Teruni Denpasar 2024

Bermula dari coba-coba lalu masuk menjadi 5 Besar Finalis Teruna Teruni Denpasar Tahun 2024, putri kami Pande Putu Mirah Gayatridewi ternyata masih berusia 15 Tahun saat Grand Final dilaksanakan di Gedung Dharma Negara Alaya Lumintang Kota Denpasar, hari Minggu 18 Februari 2024 kemarin. Berhasil menyisihkan puluhan peserta dengan tingkat prestasi berskala Kab/Kota, Provinsi dan Nasional, ia mendapatkan undangan dari Panitia TTD untuk mengikuti perhelatan bergengsi ini, pasca meraih Juara Pertama Teruna Bagus Teruni Jegeg Sisma -SMAN 7 Denpasar Tahun 2023 lalu. Sehingga batas bawah Umur Peserta yang seharusnya 16 Tahun, infonya ditoleransi mengingat usianya sudah jalan menuju angka 16 sebulan kedepan.  Meski hanya sampai di peringkat 5 Besar, kami semua turut bangga mengingat ini adalah kali pertama putri kami mengikuti ajang tingkat Kab/Kota, menjadikannya sebagai Finalis Termuda diantara peserta lainnya. Bahkan kami dengar, merupakan siswa pertama di sekolahnya yang lolos hingga jenja

62 Tahun Bang Iwan Fals

Pekan ini Bang Iwan Fals kalau gak salah genap berusia 62 tahun. Umur yang gak muda lagi meski masih sering melahirkan karya-karya baru bareng anak-anak muda milenial.  Saya mengenal lagu-lagu Bang Iwan tepatnya di era Album Wakil Rakyat. Sebuah karya jelang Pemilu 1988 yang mengetengahkan lagu soal para legislatip yang biasa bersafari, dengan keragaman perilaku mereka di jaman itu.  Lirik lagunya tergolong sederhana, dan aransemennya juga mudah diingat. Gak heran di jaman itu pula, saya kerap membawakan lagu Wakil Rakyat sebagai lagu kebanggaan pas didaulat nyanyi didepan kelas, didepan 40an anak kelas 4 atau 5 kalau gak salah.  Dan ada juga beberapa karya sang musisi, yang dibawakan sesekali macam Kereta Tua atau Sore Tugu Pancoran yang bercerita soal si Budi kecil.  Terakhir menyukai karya Bang Iwan kalau ndak salah di album Suara Hati (2002). Yang ada track Untuk Para Pengabdi dan Seperti Matahari. Dua lagu favorit saya di album itu. Setelahnya hanya sebatas suka mendengar sebagian