Skip to main content

Selamat Berbagi di Hari kasih Sayang

Aura Pink sepertinya sudah mulai melanda seputaran Kota Denpasar, dari supermarket hingga pedagang bunga, dari toko boneka hingga status facebook milik teman. Terhitung hari Senin kejepit depan, ratusan ribuan pasang anak muda bahkan lebih bakalan melaksanakan ritual tahunan bersama orang tercinta atau dikasihi. Lantas bagaimana dengan yang telah menikah ?

Valentine’s Day merupakan hari dimana para kekasih dan mereka yang sedang jatuh cinta menyatakan cintanya. Diwujudkan dengan saling berkirim benda baik kartu, boneka, cokelat yang bernuansa cinta, jantung hati, cupid kepada orang yang diharapkan. Belakangan makin berkembang menjadi sms, email bahkan status Facebook pun bernuansakan cinta.

Hari Valentine atau yang lebih dikenal sebagai hari kasih sayang inipun kabarnya berasal muasal datang dari sebuah hari raya Katolik Roma. Mungkin itu sebabnya baik para alim ulama umat Muslim sempat mengharamkan Valentine’s Day untuk dirayakan, demikian pula tokoh Hindu yang sempat pula mengatakan bahwa dalam Agama Hindu tidak ada yang namanya tradisi Valentine’s Day ini. Tapi apa boleh buat, kalangan generasi muda sudah kadung terpaku ingatannya (termasuk saya) bahwa setiap tanggal 14 Februari merupakan hari yang patut dinanti.

Bila melintas ke masa lalu, Valentine’s Day selalu merupakan nightmare bagi saya. Maklum, di masa remaja saya tergolong Nerd, kuper bahkan kurang dikenal oleh teman sekolah. Salah satu penyebab utamanya adalah rasa minder akibat kurang ‘berpunya’. Jangankan mobil, motorpun tidak saya miliki hingga masa SMA kelas dua. Masih berpeluh mengayuh sepeda balap pulang pergi sekolah yang jaraknya cukup jauh dari rumah.

Valentine’s Day baru mulai terasa bermakna ketika pernikahan itu ada. Mewujudkan Cinta dalam arti sebenarnya kepada Istri, makin bertambah dengan kehadiran buah hati kami yang sudah makin meninggi, MiRah GayatriDewi. Tak hanya itu, rasa cinta dan bhakti kepada kedua orang tuapun tumbuh dengan sendirinya, karena memang hanya mereka yang masih saya miliki hingga hari ini.

Berbagi kepada sesama di Hari Valentine pun baru dua tahun terakhir ini saya lakoni. Sekantong darah saya coba sumbangkan di PMI untuk mereka yang membutuhkan. Mencoba konsisten dengan apa yang telah saya mulai, pagi inipun rencana untuk mendonorkan darah tetap ditepati. Meski tidak tepat di hari Kasih Sayang lantaran merupakan Hari Kerja, setidaknya pemikiran untuk tetap berbagi dapat terlaksana.

Berbagi kasih kepada orang yang dicintai ataupun kepada sesama memang sudah sepatutnya tidak hanya dilakukan saat Valentine’s Day. Jika boleh saya sarankan, lakukan setiap hari dan teruskan semampunya. Cara ataupun jalan yang dilakukan ya terserah pada keahliannya. Seperti menulis lewat BLoG inipun saya rasa sah-sah saja.

Ayo, lebih rajin untuk berbagi… dan Selamat berHari Kasih Sayang…

Comments

Postingan Lain

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

Warna Cerah untuk Hidup yang Lebih Indah

Seingat saya dari era remaja kenal baju kaos sampai nganten, isi lemari sekitar 90an persen dipenuhi warna hitam. Apalagi pas jadi Anak Teknik, baju selem sudah jadi keharusan.  Tapi begitu beranjak dewasa -katanya sih masa pra lansia, sudah mulai membuka diri pada warna-warna cerah pada baju atasan, baik model kaos oblong, model berkerah atau kemeja.  Warna paling parah yang dimiliki sejauh ini, antara Peach -mirip pink tapi ada campuran oranye, atau kuning. Warna yang dulu gak bakalan pernah masuk ke lemari baju. Sementara warna merah, lebih banyak digunakan saat mengenal ke-Pandean, nyaruang antara warna parpol atau merahnya Kabupaten Badung.  Selain itu masih ada warna hijau tosca yang belakangan lagi ngetrend, merah marun atau biru navy. Semua warna dicobain, mengingat hidup rasanya terlalu sederhana untuk dipakein baju hitaaaaam melulu.  Harapannya bisa memberikan warna pada hidup yang jauh lebih cerah, secerah senyum istri pas lagi selfie. 

Semua Berakhir di 5 Besar Teruna Teruni Denpasar 2024

Bermula dari coba-coba lalu masuk menjadi 5 Besar Finalis Teruna Teruni Denpasar Tahun 2024, putri kami Pande Putu Mirah Gayatridewi ternyata masih berusia 15 Tahun saat Grand Final dilaksanakan di Gedung Dharma Negara Alaya Lumintang Kota Denpasar, hari Minggu 18 Februari 2024 kemarin. Berhasil menyisihkan puluhan peserta dengan tingkat prestasi berskala Kab/Kota, Provinsi dan Nasional, ia mendapatkan undangan dari Panitia TTD untuk mengikuti perhelatan bergengsi ini, pasca meraih Juara Pertama Teruna Bagus Teruni Jegeg Sisma -SMAN 7 Denpasar Tahun 2023 lalu. Sehingga batas bawah Umur Peserta yang seharusnya 16 Tahun, infonya ditoleransi mengingat usianya sudah jalan menuju angka 16 sebulan kedepan.  Meski hanya sampai di peringkat 5 Besar, kami semua turut bangga mengingat ini adalah kali pertama putri kami mengikuti ajang tingkat Kab/Kota, menjadikannya sebagai Finalis Termuda diantara peserta lainnya. Bahkan kami dengar, merupakan siswa pertama di sekolahnya yang lolos hingga jenja

62 Tahun Bang Iwan Fals

Pekan ini Bang Iwan Fals kalau gak salah genap berusia 62 tahun. Umur yang gak muda lagi meski masih sering melahirkan karya-karya baru bareng anak-anak muda milenial.  Saya mengenal lagu-lagu Bang Iwan tepatnya di era Album Wakil Rakyat. Sebuah karya jelang Pemilu 1988 yang mengetengahkan lagu soal para legislatip yang biasa bersafari, dengan keragaman perilaku mereka di jaman itu.  Lirik lagunya tergolong sederhana, dan aransemennya juga mudah diingat. Gak heran di jaman itu pula, saya kerap membawakan lagu Wakil Rakyat sebagai lagu kebanggaan pas didaulat nyanyi didepan kelas, didepan 40an anak kelas 4 atau 5 kalau gak salah.  Dan ada juga beberapa karya sang musisi, yang dibawakan sesekali macam Kereta Tua atau Sore Tugu Pancoran yang bercerita soal si Budi kecil.  Terakhir menyukai karya Bang Iwan kalau ndak salah di album Suara Hati (2002). Yang ada track Untuk Para Pengabdi dan Seperti Matahari. Dua lagu favorit saya di album itu. Setelahnya hanya sebatas suka mendengar sebagian