Skip to main content

Ogoh-Ogoh Gagah Dahulu dan Kini

Mengunjungi Bali belumlah lengkap jika belum menyempatkan diri untuk menonton arak-arakan Ogoh-Ogoh yang dilaksanakan setiap Tilem Sasih Kesanga atau Malam sebelum Umat Hindu merayakan Tahun Baru Caka yang dikenalpula dengan istilah Nyepi. Sebagai sa;ah satu produk seni Budaya Bali, Ogoh-ogoh hingga kini telah banyak mengalami perkembangan. Baik dari bahan dan cara pembuatannya, hingga penokohan atau makna yang dibawakannya.

Jika pada era tahun 90an, Ogoh-ogoh yang dibuat umumnya berwujud makhluk-makhluk menyeramkan dimana rangkanya dibuat dari dari bambu lalu dibungkus dengan kertas, kain atau benang pada bagian-bagian tertentu, maka pada tahun terakhir, jelas sangat jauh berbeda. Tak hanya dari segi rangka, bahkan secara keseluruhan Ogoh-ogoh lebih banyak dibuat dari bahan Gabus. Selain ringan, Kelebihannya lantaran Gabus lebih mudah dipahat dan dibuat menjadi macam-macam bentuk yang diinginkan tanpa memerlukan banyak waktu dan tenaga seperti halnya merakit bambu. Sayangnya secara finansial, penggunaan Gabus tentu jauh lebih banyak memerlukan modal ketimbang merakit bambu dan kertas.

Secara penokohan pun bisa dikatakan sangat jauh berbeda. Siapa sih masyarakat Bali seputaran Kota Denpasar ataupun Sekaa Teruna Teruni yang bisa melupakan Ogoh-ogoh dengan figur Shincan tiga atau empat tahun yang lalu ? atau bahkan figur kenakalan anak-anak Negeri Tetangga Upin & Ipin ? ada juga yang mengambil figur Sangut Delem bahkan sang pedangdut ngeborpun ada.

Padahal secara makna, Ogoh-ogoh yang biasanya diarak keliling desa ini tidak lepas dari aktifitas Ritual, dalam hal ini kaitan upacara Bhutayadnya menjelang hari suci Nyepi. Ogoh-ogoh baru akan dihadirkan segera setelah usai pelaksanaan upacara. Diiringi suara gambelan –musik tradisional Bali- yang bertalu-talu ditingkah riuh rendah suara para pengarak. Semua itu mengandung makna untuk mengusir roh-roh jahat dari Desa yang bersangkutan. Maka itu sebabnya, perwujudan dari Ogoh-ogoh dibuat menyeramkan sebagai simbolisasi sifat-sifat keserakahan, ketamakan dan keangkaramurkaan.

Seiring perkembangan jaman, memang tidak salah sih jika profil ogoh-ogoh dibuat agak melenceng. Bahkan ada juga yang diselipi sindiran bagi para penguasa atau pejabat yang korup hingga yang berusaha untuk menyampaikan keluh kesah masyarakat secara vulgar. Wong roh jahat jaman edan begini tak lagi berbentuk menyeramkan, ada juga yang gagah, perlente bahkan berdasi. Hehehe…

Sayangnya Image ogoh-ogoh perlahan makin memudar seiring perilaku pengarak yang kerap bersentuhan dengan minum minuman keras atau bahkan kerap memicu perkelahian antar pengarak. Jiwa muda lebih banyak berbicara disini. Meski pada tahun lalu, Ogoh-ogoh sempat pula dilombakan oleh Walikota Denpasar untuk menarik minat wisatawan dan juga kreatifitas para generasi muda yang diharapkan tidak melulu berlaku negatif.

Sekedar Informasi, untuk tahun 2011 prosesi pengarakan ogoh-ogoh sedianya jatuh pada hari Jumat malam tanggal 4 Maret mendatang. Jadi, bagi kalian yang penasaran dan ingin menyaksikannya langsung, silahkan meluangkan waktunya dari sekarang.

(sebagian kecil dari sumber materi diatas saya ambil  dari buku Pesta Kesenian Bali Copyright Cita Budaya 1991 dan Ilustrasi Foto saya ambil dari besutannya Pak Ian Sumantika via FaceBook)

Comments

Popular posts from this blog

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

Kalian masi ingat, kapan mulai gabung ke Sosial Media ?

Saya ingatnya pertama kenal FaceBook November 2008. Era kampanye Mister Barrack Obama yang kabarnya waktu itu make sarana FB untuk merangkul generasi muda. Sempat penasaran di awal, gegara tumben kenal yang namanya Media Sosial.  Padahal di era yang sama, sudah ada FriendSter, MySpace atau Hi5. Rupanya saya bukan generasi itu.  Yang jadi gara-gara ya Blogging.  Keasikan nulisin Blog, keenakan onani, lalu kesandung orang deh.  Start awal di laman Blogspot 25 Mei 2006, pake nama pandebaik.blogspot.com lalu diberi hadiah Domain pribadi oleh RakhaHost di agenda gabung bareng Bali Blogger Community Februari 2008, berubah nama jadi pandeividuality.net yang terinspirasi dari album PAS Indieviduality, menggunakan mesin Wordpress. dan pas kesandung media mainstream, pindah hosting ke Bali Orange jadi www.pandebaik.com pada November 2008. Pindah hosting juga gegara Rakhahost trouble cukup lama.  Balik ke Blogspot lagi pada 16 April 2023 lalu lantaran capek mengelola Wordpress, yang kerap disampe