Skip to main content

Nokia 1508 our next CDMA phone

Ada beberapa kriteria yang diberikan Istri saat kami memutuskan untuk membeli sebuah handset ponsel jaringan CDMA setelah handset yang digunakannya selama ini mengalami masalah dengan daya baterenya. Drop, musti di charge dua kali sehari sehingga akan sangat merepotkan apabila kami berada dalam kondisi mobile. Solusi yang kami gunakan sebelumnya adalah mengaktifkan pengalihan panggilan ke nomor GSM miliknya, sayang ini tidak berlaku bagi pengiriman sms.

Daya tahan batere minimal 2 hari (artinya beli baru), kontak nama pada ponsel bisa tetap seperti sebelumnya (minimal ada koneksi atau kabel data), bandel (artinya tahan lama untuk digunakan) dan tentu saja mudah digunakan (artinya langsung mengarah pada merk Nokia). Kriteria selanjutnya sebetulnya opsional alias kalopun bisa ya sangat bersyukur sekali, yaitu layar warna agar bisa menampilkan foto putri kami dan nada dering yang fleksibel (artinya ya minimal ponsel yang dimaksudkan punya sedikit memori internal).

Sayangnya, setelah mencari informasi di beberapa konter ponsel termasuk langsung dari Manajer Distributornya Nokia, hanya ada 2 (dua) seri ponsel yang memenuhi syarat yaitu 2505 dan 1508. Spesifikasi dan harganya tidak jauh berbeda, yang paling kentara tentu saja dari bentuknya. 2505 merupakan ponsel flip atau clamshell (yang menurut pengalaman biasanya bermasalah pada kabel fleksibel alias berumur pendek) sedangkan 1508 merupakan ponsel batangan atau candybar.

Secara kriteria utama, sebenarnya seri 1508 sangat memenuhi syarat, hanya saja saya tidak memiliki teman yang bisa dipinjami barang beberapa hari untuk mengetahui jeroannya lebih jauh. Tujuannya tentu saja untuk mengetahui apakah kriteria opsional bisa dipenuhi atau tidak. Mengingat seri 1508 secara dimensi layar merupakan ponsel standar low end atau untuk pangsa pasar paling bawah. Menggunakan resolusi 128×128 pixel demikian pula dengan keterbatasan memori internalnya yang kabarnya hanya bisa digunakan kisaran 700 kb, mengingatkan saya pada seri jadul Nokia 3105.

Keputusanpun diambil, kami memilih 1508 sebagai our next CDMA phone… mau tahu bagaimana pendapat saya ketika mencoba ponsel ini lebih jauh ? tunggu tulisan saya berikutnya.

Comments

Postingan Lain

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

Warna Cerah untuk Hidup yang Lebih Indah

Seingat saya dari era remaja kenal baju kaos sampai nganten, isi lemari sekitar 90an persen dipenuhi warna hitam. Apalagi pas jadi Anak Teknik, baju selem sudah jadi keharusan.  Tapi begitu beranjak dewasa -katanya sih masa pra lansia, sudah mulai membuka diri pada warna-warna cerah pada baju atasan, baik model kaos oblong, model berkerah atau kemeja.  Warna paling parah yang dimiliki sejauh ini, antara Peach -mirip pink tapi ada campuran oranye, atau kuning. Warna yang dulu gak bakalan pernah masuk ke lemari baju. Sementara warna merah, lebih banyak digunakan saat mengenal ke-Pandean, nyaruang antara warna parpol atau merahnya Kabupaten Badung.  Selain itu masih ada warna hijau tosca yang belakangan lagi ngetrend, merah marun atau biru navy. Semua warna dicobain, mengingat hidup rasanya terlalu sederhana untuk dipakein baju hitaaaaam melulu.  Harapannya bisa memberikan warna pada hidup yang jauh lebih cerah, secerah senyum istri pas lagi selfie. 

Semua Berakhir di 5 Besar Teruna Teruni Denpasar 2024

Bermula dari coba-coba lalu masuk menjadi 5 Besar Finalis Teruna Teruni Denpasar Tahun 2024, putri kami Pande Putu Mirah Gayatridewi ternyata masih berusia 15 Tahun saat Grand Final dilaksanakan di Gedung Dharma Negara Alaya Lumintang Kota Denpasar, hari Minggu 18 Februari 2024 kemarin. Berhasil menyisihkan puluhan peserta dengan tingkat prestasi berskala Kab/Kota, Provinsi dan Nasional, ia mendapatkan undangan dari Panitia TTD untuk mengikuti perhelatan bergengsi ini, pasca meraih Juara Pertama Teruna Bagus Teruni Jegeg Sisma -SMAN 7 Denpasar Tahun 2023 lalu. Sehingga batas bawah Umur Peserta yang seharusnya 16 Tahun, infonya ditoleransi mengingat usianya sudah jalan menuju angka 16 sebulan kedepan.  Meski hanya sampai di peringkat 5 Besar, kami semua turut bangga mengingat ini adalah kali pertama putri kami mengikuti ajang tingkat Kab/Kota, menjadikannya sebagai Finalis Termuda diantara peserta lainnya. Bahkan kami dengar, merupakan siswa pertama di sekolahnya yang lolos hingga jenja

62 Tahun Bang Iwan Fals

Pekan ini Bang Iwan Fals kalau gak salah genap berusia 62 tahun. Umur yang gak muda lagi meski masih sering melahirkan karya-karya baru bareng anak-anak muda milenial.  Saya mengenal lagu-lagu Bang Iwan tepatnya di era Album Wakil Rakyat. Sebuah karya jelang Pemilu 1988 yang mengetengahkan lagu soal para legislatip yang biasa bersafari, dengan keragaman perilaku mereka di jaman itu.  Lirik lagunya tergolong sederhana, dan aransemennya juga mudah diingat. Gak heran di jaman itu pula, saya kerap membawakan lagu Wakil Rakyat sebagai lagu kebanggaan pas didaulat nyanyi didepan kelas, didepan 40an anak kelas 4 atau 5 kalau gak salah.  Dan ada juga beberapa karya sang musisi, yang dibawakan sesekali macam Kereta Tua atau Sore Tugu Pancoran yang bercerita soal si Budi kecil.  Terakhir menyukai karya Bang Iwan kalau ndak salah di album Suara Hati (2002). Yang ada track Untuk Para Pengabdi dan Seperti Matahari. Dua lagu favorit saya di album itu. Setelahnya hanya sebatas suka mendengar sebagian