Skip to main content

Tentang Ida Betara Ratu Gede Sungsungan Krama Banjar Tainsiat dan rahina Kajeng Kliwon

Ida Betara Ratu Gede yang sampai saat ini masih tetap dipertahankan keberadaannya sebagai sungsungan krama Banjar Tainsiat, diyakini pula menjadi perekat sekaligus pelindung di wilayah pekraman Banjar Adat Tainsiat.

Awalnya diceritakan bahwa untuk upakara sehari-hari atau disebut juga dengan istilah rayunan, dipersiapkan dan dihatur oleh krama banjar secara bergiliran. Sampai pada saat semua kepala keluarga adat mendapat penugasan, proses tersebut lalu kembali ke siklus semula.
Namun sayang, hal ini diinformasikan banyak mengalami hambatan dalam pelaksanaannya.
Yang kemudian mengubah keputusan agar penyediaan sarana upakara sehari-hari ini dipersiapkan oleh Jro Mangku bersama Prajuru Adat secara terpusat, dan biayanya dibebankan kepada krama banjar dalam bentuk iuran tahunan dan punia.
Cara ini dianggap lebih efektif efisien sehingga tetap digunakan hingga saat ini.

Sebagai sungsungan krama serta pelindung pekraman, Ida Betara Ratu Gede dahulu secara rutin melancaran atau berkeliling di wilayah adat Banjar Tainsiat setiap rahina Kajeng Kliwon atau 15 hari sekali. Dalam prosesi ini para krama istri biasanya menghaturkan sajen atau blabaran kehadapan Ida Betara Ratu Gede di depan halaman rumah masing-masing.

Yang mana seiring dengan perkembangan jaman dan padatnya lalu lintas, tradisi unik di masa lalu ini hanya dilaksanakan bilamana dibutuhkan, atau setiap Kajeng Kliwon Pemelastali yang jatuh setiap 6 bulan sekali.
Sehingga di jaman now, setiap 15 hari sekali atau pada rahina Kajeng Kliwon, Krama Banjar Tainsiat secara bersama-sama menghaturkan sembah bhakti kepada Ida Betara Ratu Gede yang berada atau melinggih di Pura Maspahit.

#DokumentasiKelihanAdat #BanjarTainsiat

Comments

Popular posts from this blog

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

Akhirnya Migrasi Jua, Pulang ke Kampung Blogspot

Gak terasa yang namanya aktifitas menulisi Blog sudah sampai di tahun ke 17. Termasuk ukuran blogger senior kalau kata teman, padahal kalau dilihat dari sisi kualitas tetap saja masuk kelompok junior. Belum pernah menghasilkan tulisan yang keren sejauh ini. Blog bagi saya sudah jadi semacam wadah untuk coli. Ups Maaf kalo mencomot istilah gak baik. Tapi ini seriusan, karena memang digunakan untuk melanjutkan halusinasi tanpa perlu berpikir akan ada yang berkunjung, membaca atau tidak. Setidaknya berguna untuk menjaga pikiran-pikiran negatif agar tidak menjalar keluar mengganggu orang lain, atau melepas lelah dan keluh kesah harian akan segala tekanan bathin di keluarga, kantor maupun sosial masyarakat. Jadi maklumi saja kalau isi blognya gak sesuai ekspektasi kalian. Meski sudah menulis selama 17 tahun, namun laman Blog www.pandebaik.com ini kalau ndak salah baru lahir sekitar tahun 2008. Segera setelah bermasalah dengan media mainstream yang berbarengan dengan tutupnya penyedia hos

Kendala yang ditemui saat Migrasi Blog

Keputusan untuk Migrasi alias pulang kampung ke halaman Blogspot, sebetulnya merupakan satu keputusan yang berat mengingat WordPress sudah jadi pijakan yang mapan untuk ukuran blog yang berusia 17 tahun. Tapi mengingat pemahaman dan kemampuan pribadi akan pengelolaan blog dengan hosting yang teramat minim, sekian kali ditumbangkan oleh script, malware dan lainnya, rasanya malu juga kalau terus-terusan merepotkan orang hanya untuk sebuah blog pribadi yang gak mendatangkan materi apa-apa. Ini diambil, pasca berdiskusi panjang dengan 2-3 rekan yang paham soal proses Migrasi dan apa sisi positif di balik itu semua. Namun demikian, rupanya proses Migrasi yang tempo hari saya coba lakukan dengan hati-hati, tidak semulus harapan atau keinginan yang dibayangkan. Ada beberapa kendala didalamnya yang mana memberikan efek cukup fatal dalam pengarsipan cerita atau postingan blog sebelumnya. Yuk disimak apa saja. 1. Pengurangan jumlah postingan Blog yang cukup signifikan. Postingan Blog www.p