Skip to main content

#HPjadul BlackBerry Torch 9810

Ini adalah BlackBerry pertama yang saya miliki… Emulatornya. He… Becanda.
dan berhasil menipu banyak orang yang ‘prejani’ meminta pin BBM dan kebingungan saat gak bisa di add/invite lantaran ‘hanya sebuah ilusi semata’.

BlackBerry yang begitu tenar pasca kehadiran seri Bold 9000, di akhir era 2010an mengambil pangsa pasar Nokia dan berhasil pula mengubah wajah ponsel menjadi full qwerty dan bulky. Meski saat ini popularitasnya sudah jauh tergilas oleh pasar Android dan Samsung, tapi nama BlackBerry masih tetap awet. Bahkan infonya beberapa seri terakhir masih berusaha diluncurkan namun tanpa penggunaan BlackBerry OS yang sudah lama dihentikan pengembangannya. Termasuk BBM atau BlackBerry Messenger pun harus mengaku kalah jauh disanding Whatsapp.

Saya sendiri bukan pengguna BlackBerry di jamannya. Mungkin karena sudah terlanjur jatuh cinta dengan perangkat sentuh Android, yang saat itu masih dalam tahap pengembangan. Kalimat ‘maaf ya saya gak punya BBM’ kepada semua kawan yang meminta PIN BB dan bersikeras mengundang saya ke Grup BBM, sebenarnya dilontarkan sebagai bentuk cibiran mengingat BlackBerry adalah histeria yang gak pernah saya alami, namun dipandang sebagai sebuah ketidakmampuan untuk mengikuti perkembangan teknologi. Hehehe…

Meski demikian, Tahun 2014/2015 pada akhirnya saya ngikut juga instalasi BBM tanpa membeli perangkat BlackBerry. Tepatnya diinstalasi pada perangkat Android Samsung Galaxy Note 3 yang saya gunakan saat itu. Alasannya sederhana. Agar bisa memberikan komando pada semua Staf di Seksi Permukiman Dinas Cipta Karya, yang semuanya masih betah menggunakan perangkat BlackBerry. Hadeeeh…

Perlahan tapi pasti, semua kawan toh meng-Android juga. Hanya sebagian kecil yang mampu berpindah ke IOS. dan nama BlackBerry-pun kini masuk kategori ke #HPjadul.

#BlackBerry #BB #BBM #BlackBerryMessenger
#HPjadul

Comments

Popular posts from this blog

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

Akhirnya Migrasi Jua, Pulang ke Kampung Blogspot

Gak terasa yang namanya aktifitas menulisi Blog sudah sampai di tahun ke 17. Termasuk ukuran blogger senior kalau kata teman, padahal kalau dilihat dari sisi kualitas tetap saja masuk kelompok junior. Belum pernah menghasilkan tulisan yang keren sejauh ini. Blog bagi saya sudah jadi semacam wadah untuk coli. Ups Maaf kalo mencomot istilah gak baik. Tapi ini seriusan, karena memang digunakan untuk melanjutkan halusinasi tanpa perlu berpikir akan ada yang berkunjung, membaca atau tidak. Setidaknya berguna untuk menjaga pikiran-pikiran negatif agar tidak menjalar keluar mengganggu orang lain, atau melepas lelah dan keluh kesah harian akan segala tekanan bathin di keluarga, kantor maupun sosial masyarakat. Jadi maklumi saja kalau isi blognya gak sesuai ekspektasi kalian. Meski sudah menulis selama 17 tahun, namun laman Blog www.pandebaik.com ini kalau ndak salah baru lahir sekitar tahun 2008. Segera setelah bermasalah dengan media mainstream yang berbarengan dengan tutupnya penyedia hos

Kendala yang ditemui saat Migrasi Blog

Keputusan untuk Migrasi alias pulang kampung ke halaman Blogspot, sebetulnya merupakan satu keputusan yang berat mengingat WordPress sudah jadi pijakan yang mapan untuk ukuran blog yang berusia 17 tahun. Tapi mengingat pemahaman dan kemampuan pribadi akan pengelolaan blog dengan hosting yang teramat minim, sekian kali ditumbangkan oleh script, malware dan lainnya, rasanya malu juga kalau terus-terusan merepotkan orang hanya untuk sebuah blog pribadi yang gak mendatangkan materi apa-apa. Ini diambil, pasca berdiskusi panjang dengan 2-3 rekan yang paham soal proses Migrasi dan apa sisi positif di balik itu semua. Namun demikian, rupanya proses Migrasi yang tempo hari saya coba lakukan dengan hati-hati, tidak semulus harapan atau keinginan yang dibayangkan. Ada beberapa kendala didalamnya yang mana memberikan efek cukup fatal dalam pengarsipan cerita atau postingan blog sebelumnya. Yuk disimak apa saja. 1. Pengurangan jumlah postingan Blog yang cukup signifikan. Postingan Blog www.p