Skip to main content

Mungkin Harus : Que Sera Sera sebagai pijakan narasi Bligungyudha

“Jangan Lebay” merupakan idiom yang muncul dari kebanyakan lawan bicara saat merespon kegelisahan individu yang menurutnya terlihat sepele. Sebagai lawan bicara yang hanya mendengar sepintas lalu, tentunya, tanpa merasakan seperti orang yang terkena masalahnya, idiom ini seolah memberikan semangat untuk si sakit hati. Alih – alih menjadi membaik yang ada malah menjadi pelik. Maunya semangat malah terasa menyengat. Tanpa sadar kita melakukan Toxic Positivity. Entah karena peduli atau agar dia cepat melupakan masalahnya yang, yah, menurut beberapa orang biasa saja.

Perlu untuk diketahui. Batasan manusia dalam menghadapi masalah berbeda-beda. Satu hal yang bisa dipercayai. Kapasitas manusia dalam menyelesaikan permasalahan kehidupannya juga sudah berada di takaran yang sesuai pada diri setiap manusia. Memang dalam proses, kita perlu jeda hanya untuk beristirahat atau menangis tatkala merasa apa yang telah diperjuangkan masih menemui jalan buntu. Layaknya langkah kaki yang berderap semangat di awal, akan ada momentum untuk berhenti sejenak agar selanjutnya bisa berlari.

Namun tidak semua memiliki kapasitas untuk memikirkan semuanya dengan sadar. Maka secara refleks, tubuh akan memberikan cara agar kesakitan keluar dengan semestinya. Membantu membersihkan mental agar tetap menjadi kuat. Mencerahkan otak agar tetap berfikir logis di tengah kekeruhan akibat rasa sakit yang di dera. Ada yang menangis. Ada yang berteriak. Ada yang berlari tanpa arah. Ada yang bercerita. Mencurahkan semua kepedihan pada orang yang dipercaya. Semoga kepada siapa yang diceritakannya, mau mendengarkan dengan sabar dan berfokus untuk membantu meringankan beban tanpa harus memberikan saran yang menyakiti.

“Lewat single ke dua berjudul Mungkin Harus, saya ingin mengajak untuk menerima kepedihan hati dengan semestinya. Bukan dengan berpura – pura kuat. Bukan dengan melupakan karena rasa pedih akan meledak suatu hari nanti. Tapi dengan merespon dengan jujur pada apa yang seharusnya terjadi,“ Ungkap Bligungyudha selaku pembuat lagu ini. Kehidupan sosial kadang membentuk stigma pada kita untuk selalu menjadi kuat dan memberi solusi pada setiap permasalahan yang dihadapi. Itu bagus. Bahkan sangat baik memberikan kepercayaan yang membangun. Tapi tidak dipungkiri banyak yang justru terberangus akan aturan sosial yang tidak serta merta menguatkan semua pihak.

“Mungkin Harus” bisa menjadi pengingat bahwa semua terjadi untuk sebuah alasan. Jika ikhlas dianggap terlalu naif, menganggap semua yang terjadi adalah bagian dari yang seharusnya ada mungkin akan membantu memberikan pandangan lain untuk meringankan beban diri. Karena saat telah menerima dan kita meluapkan kepedihan dengan seharusnya, fisik dan mental akan menjadi lebih siap untuk beranjak menuju tatanan kehidupan yang lebih baik. “Apapun yang terjadi, terjadilah. Que Sera Sera!”

“Mungkin Harus” tercipta dari beberapa pengalaman kawan dalam menghadapi permasalahan yang menimpa. Mengambil sudut pandang seorang anak manusia yang berlari di penghujung malam, Bligungyudha mencoba menarasikannya menjadi rangkaian lirik yang menggambarkan pengembaraan makna singkat untuk mencari jalan keluar dengan merasa tidak apa – apa untuk menangis, berlari maupun cara refleks lainnya berdasarkan pengalaman pribadi setiap individu. Masih menggandeng Adit Onox untuk menerjemahkannya menjadi sebuah artwork bertema sama sebagai padanan visual dari Mungkin Harus.

Setelah dengan single perdananya dengan judul Rehat, Single kedua Bligungyudha dengan judul Mungkin Harus dapat diintip dengar di beberapa platform musik online. Spotify, Itunes, Apple Music, Deezer maupun Youtube Music secara gratis di bit.ly/MHbligungyudha “Merayakan kegembiraan adalah hak kita semua. Merayakan kepedihan dengan semestinya adalah pilihan kita juga. Rayakan dengan sadar. Semoga setelahnya kita menjadi lebih baik seperti apa yang telah kita panjatkan,” tutup Bligungyudha dengan memberikan penggalan lagu Mungkin harus lewat laman Instagram.com/bligungyudha.

Lirik MUNGKIN HARUS

Cipt : Bligungyudha

Dimanakah kamu malam ini?
Masihkah menatap belenggu langit malam?
Yang mengharu biru?
Beberapa jam lalu
Kamu lari dari rumah
Berurai
Air mata dan sumpah serapah

Lampu kendaraan silaukan fokusmu
Seakan menarik ingatan ke belakang
Saat kalian berbahagia
Tertawa dan menangis bersama
Semua terasa sempurna

Hingga emosi bersahut
Dan kau memilih mengalah dan pergi

Apa yang salah dari hidupku? Kau bertanya
Aku tak memilih dilahirkan di mana
Mengapa semua terasa menyebalkan? Kau bertanya
Mungkin semua harus seperti ini
Mungkin semua harus seperti ini
Mungkin harus seperti ini

Malam ini kau melihat langit
Yang sama dengan pendar bulan dan bintang
Bintang biasanya
Biasanya dengan isak tangis
Biasanya dengan sakit hati
Memuncak di malam hari

Mencoba tertawa dalam pedih
Berusaha bercanda dengan perih
Tidak apa – apa
Habiskan semua tangismu
Mungkin semua harus seperti ini
Mungkin harus seperti ini

Setelah berapa lama
Angin dingin menyapa kulit menggigil
Dalam sepi
Menyepi dalam ramai yang kau cari
Seutas senyum terangkat
Dalam bayang lampu merkuri jalan
Kau seka hidung yang terluka
Kau seka beban yang berakar

Mungkin semua harus seperti ini
Mungkin harus seperti ini
Mungkin harus

Comments

Postingan Lain

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

Warna Cerah untuk Hidup yang Lebih Indah

Seingat saya dari era remaja kenal baju kaos sampai nganten, isi lemari sekitar 90an persen dipenuhi warna hitam. Apalagi pas jadi Anak Teknik, baju selem sudah jadi keharusan.  Tapi begitu beranjak dewasa -katanya sih masa pra lansia, sudah mulai membuka diri pada warna-warna cerah pada baju atasan, baik model kaos oblong, model berkerah atau kemeja.  Warna paling parah yang dimiliki sejauh ini, antara Peach -mirip pink tapi ada campuran oranye, atau kuning. Warna yang dulu gak bakalan pernah masuk ke lemari baju. Sementara warna merah, lebih banyak digunakan saat mengenal ke-Pandean, nyaruang antara warna parpol atau merahnya Kabupaten Badung.  Selain itu masih ada warna hijau tosca yang belakangan lagi ngetrend, merah marun atau biru navy. Semua warna dicobain, mengingat hidup rasanya terlalu sederhana untuk dipakein baju hitaaaaam melulu.  Harapannya bisa memberikan warna pada hidup yang jauh lebih cerah, secerah senyum istri pas lagi selfie. 

Semua Berakhir di 5 Besar Teruna Teruni Denpasar 2024

Bermula dari coba-coba lalu masuk menjadi 5 Besar Finalis Teruna Teruni Denpasar Tahun 2024, putri kami Pande Putu Mirah Gayatridewi ternyata masih berusia 15 Tahun saat Grand Final dilaksanakan di Gedung Dharma Negara Alaya Lumintang Kota Denpasar, hari Minggu 18 Februari 2024 kemarin. Berhasil menyisihkan puluhan peserta dengan tingkat prestasi berskala Kab/Kota, Provinsi dan Nasional, ia mendapatkan undangan dari Panitia TTD untuk mengikuti perhelatan bergengsi ini, pasca meraih Juara Pertama Teruna Bagus Teruni Jegeg Sisma -SMAN 7 Denpasar Tahun 2023 lalu. Sehingga batas bawah Umur Peserta yang seharusnya 16 Tahun, infonya ditoleransi mengingat usianya sudah jalan menuju angka 16 sebulan kedepan.  Meski hanya sampai di peringkat 5 Besar, kami semua turut bangga mengingat ini adalah kali pertama putri kami mengikuti ajang tingkat Kab/Kota, menjadikannya sebagai Finalis Termuda diantara peserta lainnya. Bahkan kami dengar, merupakan siswa pertama di sekolahnya yang lolos hingga jenja

62 Tahun Bang Iwan Fals

Pekan ini Bang Iwan Fals kalau gak salah genap berusia 62 tahun. Umur yang gak muda lagi meski masih sering melahirkan karya-karya baru bareng anak-anak muda milenial.  Saya mengenal lagu-lagu Bang Iwan tepatnya di era Album Wakil Rakyat. Sebuah karya jelang Pemilu 1988 yang mengetengahkan lagu soal para legislatip yang biasa bersafari, dengan keragaman perilaku mereka di jaman itu.  Lirik lagunya tergolong sederhana, dan aransemennya juga mudah diingat. Gak heran di jaman itu pula, saya kerap membawakan lagu Wakil Rakyat sebagai lagu kebanggaan pas didaulat nyanyi didepan kelas, didepan 40an anak kelas 4 atau 5 kalau gak salah.  Dan ada juga beberapa karya sang musisi, yang dibawakan sesekali macam Kereta Tua atau Sore Tugu Pancoran yang bercerita soal si Budi kecil.  Terakhir menyukai karya Bang Iwan kalau ndak salah di album Suara Hati (2002). Yang ada track Untuk Para Pengabdi dan Seperti Matahari. Dua lagu favorit saya di album itu. Setelahnya hanya sebatas suka mendengar sebagian