Skip to main content

#KoleksiJadul Konica Minolta DiMAGE x31

Selfie bisa dikatakan sudah masuk dalam kamus saya sejak memiliki perangkat kamera digital awal tahun 2000an. Saat itu ada penCam yang harganya cukup mahal bagi kantong pengangguran macam saya, dengan memory internal yang hanya 8 MB kalau tidak salah. Lensa kameranya sendiri hanya memiliki resolusi CIF alias setengahnya VGA.

Masuk pertengahan tahun 2005, setelah mendapatkan honor dari beberapa kegiatan, saya memutuskan untuk membeli sebuah kamera digital dengan resolusi 3.2 MP dan 3x Optical Zoom. Daya batere AA 2x, jadi aman kalo pas kehabisan daya di sela pemotretan. Tinggal beli di warung.

Ini kamera kenangan, dibeli saat masih muda, masa pacaran sampai punya anak pertama. Pensiun setelah pindah ke kamera Kodak 5 MP.
Foto-foto pernikahan kalo ndak salah ingat, diambilnya pake kamera ini. ? termasuk foto kami berdua yang dipajang di tembok kamar.
Yang ambil gambar langsung Edit dan cetak ukuran besar, buah karyanya om Mahendra Sila, Kepala Sekolahnya SMK Duta Bangsa.

Sayangnya tidak memiliki memory internal, murni mengandalkan memory card tipe sd/mmc 16 MB bawaan.
16 Megabytes. Bukan Gigabytes. ada yang masih menyimpannya ?

Dulu saat digunakan, tandemnya sama PDA T-Mobile MDA II. Lantaran memiliki jenis memory card yang sama, kalo seumpama kehabisan ruang memory, biasanya kartu memory pda langsung dicabut agar gak sampai kehilangan momen. Edit gambar dan pemindahan file juga cepat. Tinggal masukkan kartu memory ke slot pda, lalu kirim menggunakan port InfraRed.

Ini #koleksipribadi #koleksijadul

Rupanya pas bongkar-bongkar kardus pindahan rumah tempo hari, ketemu lagi ni kamera, dan di test, ternyata masih bisa nyala dan berfungsi dengan baik

#hpjadul #classic #cameradigital #pocketcamera #konicaminolta

Comments

Popular posts from this blog

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

Akhirnya Migrasi Jua, Pulang ke Kampung Blogspot

Gak terasa yang namanya aktifitas menulisi Blog sudah sampai di tahun ke 17. Termasuk ukuran blogger senior kalau kata teman, padahal kalau dilihat dari sisi kualitas tetap saja masuk kelompok junior. Belum pernah menghasilkan tulisan yang keren sejauh ini. Blog bagi saya sudah jadi semacam wadah untuk coli. Ups Maaf kalo mencomot istilah gak baik. Tapi ini seriusan, karena memang digunakan untuk melanjutkan halusinasi tanpa perlu berpikir akan ada yang berkunjung, membaca atau tidak. Setidaknya berguna untuk menjaga pikiran-pikiran negatif agar tidak menjalar keluar mengganggu orang lain, atau melepas lelah dan keluh kesah harian akan segala tekanan bathin di keluarga, kantor maupun sosial masyarakat. Jadi maklumi saja kalau isi blognya gak sesuai ekspektasi kalian. Meski sudah menulis selama 17 tahun, namun laman Blog www.pandebaik.com ini kalau ndak salah baru lahir sekitar tahun 2008. Segera setelah bermasalah dengan media mainstream yang berbarengan dengan tutupnya penyedia hos

Kendala yang ditemui saat Migrasi Blog

Keputusan untuk Migrasi alias pulang kampung ke halaman Blogspot, sebetulnya merupakan satu keputusan yang berat mengingat WordPress sudah jadi pijakan yang mapan untuk ukuran blog yang berusia 17 tahun. Tapi mengingat pemahaman dan kemampuan pribadi akan pengelolaan blog dengan hosting yang teramat minim, sekian kali ditumbangkan oleh script, malware dan lainnya, rasanya malu juga kalau terus-terusan merepotkan orang hanya untuk sebuah blog pribadi yang gak mendatangkan materi apa-apa. Ini diambil, pasca berdiskusi panjang dengan 2-3 rekan yang paham soal proses Migrasi dan apa sisi positif di balik itu semua. Namun demikian, rupanya proses Migrasi yang tempo hari saya coba lakukan dengan hati-hati, tidak semulus harapan atau keinginan yang dibayangkan. Ada beberapa kendala didalamnya yang mana memberikan efek cukup fatal dalam pengarsipan cerita atau postingan blog sebelumnya. Yuk disimak apa saja. 1. Pengurangan jumlah postingan Blog yang cukup signifikan. Postingan Blog www.p