Skip to main content

#HPjadul Palm Tungsten W

Di Jaman Old, kalau tidak salah hanya ada 2 os atau sistem operasi yang cukup digjaya merangsek pasar. Windows PocketPC dan Palm.
Perbedaan pasti keduanya adalah soal spesifikasi minimal yang dibutuhkan untuk bisa dijalankan pada perangkat mobile. PocketPC seperti biasa, membutuhkan perangkat yang lebih canggih ketimbang kompetitornya, Palm.

Palm sendiri sayangnya gak berkembang pesat laiknya PocketPC, baik dari segi penjualan perangkat maupun pembaharuan aplikasi. Meski di akhir masa masih sempat menelurkan seri Palm Pre, ketenarannya bisa dikatakan kalah jauh dibanding seri PocketPC.

Jika melihat lini PocketPC maka perangkat pertama yang membuat saya jatuh hati untuk melirik adalah O2 XDA IIs, sementara itu dari lini Palm ada seri Tungsten W yang membuat saya terkagum-kagum di masa dimana Nokia menjadi raja di pasaran global maupun lokal.

Bentukannya yang ‘tidak biasa’ disandingkan perangkat ponsel di jamannya, menjadi daya tarik utama tentu saja. Sayangnya bisa dikatakan teramat susah untuk bisa mendapatkan seri Palm di pasaran Indonesia khususnya Bali saat itu. Kalaupun ada, Harga yang ditebus rasanya belum mampu dijangkau oleh kantong ukuran pemuda biasa.

Palm Tungsten W.

Hadir di awal tahun 2003 silam dengan penampilan bulky laiknya seri BlackBerry, lengkap dengan thumboard qwerty dan antenna pipih di sisi kanan atas. Kemampuannya sudah tergolong hybrid alias mendukung fungsi telepon seperti halnya seri pocketpc di jaman itu.
OS yang diusung masih seri 4.1.

Fungsi utamanya lebih pantas masuk di kategori PDA atau Personal Digital Asssistant. Memiliki 16 MB memory internal diperkuat dengan prosessor 33 Mhz milik Motorola yang diklaim mengkonsumsi daya batere yang rendah. Diharapkan bisa memperpanjang usia penggunaan perangkat.

Meskipun mendukung fungsi telepon, namun perangkat ini belum didukung oleh microphone built in, dan speaker out yang ada tidak dapat difungsikan untuk menerima panggilan. Itu sebabnya pada paket penjualan, disertakan tambahan asesoris berupa headset yang dapat difungsikan untuk kebutuhan tersebut. Mirip Audiovox Thera kalo ndak salah.

Masih dalam paket penjualannya, disediakan pula opsi tambahan penutup atau flip wajah depan perangkat keseluruhan, bagi pengguna yang menginginkan tampilan laiknya ponsel jaman old.

Kehadiran Palm Tungsten W ini diikuti dengan seri Tungsten C yang menghilangkan bentukan antenna dan pembaharuan lainnya.

Comments

Postingan Lain

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Pengetahuan kecil tentang soroh PANDE

Sekali-sekali saya selaku penulis seluruh isi blog ini pengen juga ber-Narzis-ria, satu hal yang jarang saya lakukan belakangan ini, sejak dikritik oleh seorang rekan kantor yang kini jadi malas berkunjung lantaran Narzis tadi itu.  Tentu saja postingan ini bakalan berlanjut ke posting berikutnya yang isinya jauh lebih Narzis. Mohon untuk dimaklumi. *** PANDE merupakan salah satu dari empat soroh yang terangkum dalam Catur Lawa (empat daun teratai) Pasek, Pande, Penyarikan dan Dukuh- yang memiliki keahlian dalam urusan Teknologi dan Persenjataan. Ini bisa dilihat eksistensi pura masing-masing di Besakih, yang memiliki tugas dan fungsi yang berbeda-beda dalam berbagai kegiatan Ritual dan Spiritual. Dimana Pura Pasek menyediakan dan menata berbagai keperluan upakara, Pura Pande menata segala peralatannya. Pura Penyarikan menata segala kebutuhan tata usaha administrasi agar segala sesuatu berjalan dengan teratur. Sedangkan Pura Dukuh Sakti sebagai penata berbagai keperluan sandang pan...

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dil...

Menantu Mertua dan Calon Mertua

Menonton kembali film lama Meet the Parents (2000) yang dibintangi oleh Ben Stiler dan Robert De Niro, mengingatkan saya betapa terjalnya perjalanan seorang calon menantu untuk mendapatkan kepercayaan sang calon mertua, atas putri kesayangan mereka yang kelak akan diambil menjadi seorang istri dan pendamping hidup. Meski ‘kekejaman’ yang ditunjukkan oleh sang calon mertua dalam film tersebut *sosok bapak* jauh lebih parah dari yang saya alami, namun kelihatannya cepat atau lambat, akan saya lakoni pula nantinya. Memiliki tiga putri yang salah satunya sudah masuk usia remaja, adalah saat-saat dimana kami khususnya saya sudah sewajarnya masuk dalam tahapan belajar menjadi seorang kawan bagi putri sulung saya satu ini. Mengingat ia kini sudah banyak bertanya perihal masa lalu yang saya miliki, baik soal pendidikan atau sekolah, pergaulan dan hobi. Memang sih untuk urusan pacar, ia masih menolak berbicara lebih jauh karena berusaha tak memikirkannya, namun sebagai seorang Bapak,...

PimPro, Apaan sih Itu ?

PimPro Kalian yang sudah masuk dunia kerja, utamanya yang bergerak di bidang konstruksi, saya yakin pasti pernah dengar istilah Pimpro. Baik yang berkonotasi Negatif ataupun Positif. Demikian halnya saya. Pertama kali mendengar istilah PimPro kalo ndak salah ya pas baru-baru jadi Pe eN eS. Yang saat diceritakan oleh pimpinan saat itu, apa tugas, kewenangan dan kekuasaan yang dimiliki oleh seorang Pimpro, Bagi saya pribadi sih lebih banyak Negatifnya. Ini jika dilihat dari kaca mata kebenaran. Bukan pembenaran. Image besarnya Power seorang Pimpro makin dikuatkan saat saya mengobrol ngalor ngidul bersama seorang pejabat fungsional di tingkat Provinsi saat berkesempatan menginap sekamar *bukan seranjang ya* sewaktu ditugaskan ke Indonesia Timur berkaitan dengan pemanfaatan dana ABPN dua tahun lalu. Dari ceritanya, ya memang benar bahwa seorang PimPro apalagi di era Pak Harto menjabat dulu sebagai Presiden RI ke-2, punya kekuatan besar yang begitu memanjakan hidup dan keseharian yang bersa...