Skip to main content

Bedah Rumah Tainsiat, Akhirnya Selesai Juga

Capek dan Lelah, kurang lebih begitu yang kami rasakan semingguan terakhir, utamanya sebelum dan sesudah agenda Melaspas hari Selasa beberapa waktu lalu. Capek pindahan rumah, mulai dari pengembalian isi dan furniture lama dari gudang yang statusnya disewakan kemarin, juga Lelah karena harus mengatur semuanya dari titik Nol. Pula mengupayakan agar upacara dan prosesi bisa berjalan dengan baik.

Namun demikian, ada rasa senang dan gembira karena mencapai progress minggu ke 39 akhirnya proyek Bedah Rumah Tainsiat, selesai juga. fiuh…

Tidak hanya mengumpulkan mood buat menuliskannya kembali ke halaman blog dan berbagi cerita pada kalian, tapi juga kesempatan untuk sedikit bersantai di sela kesibukan agar ide menulis mengalir, dan tentu saja kemauan. Damn… yang terakhir ini kalau bukan karena sudah lamany blog belum diUpdate, mungkin yang satu ini ndak bakalan muncul ke permukaan.

Setelah Rumah selesai, ternyata masih harus menyisihkan sejumlah bekal untuk membeli dan mencari beberapa kebutuhan rumah tangga yang mendesak seperti sapu dan rekan-rekannya, ac untuk menyejukkan panasnya cuaca akhir-akhir ini, hingga tempat tidur karena jujur saja kami kekurangan akibat tempat tidur terdahulu berpindah kepemilkkan ke saudara lain.

Berkahnya, ada beberapa barang yang dahulu kebingungan dicari, kini malah bisa ditemukan lagi dan disimpan di tempat yang mudah terlihat. Demikian halnya ada pula beberapa barang yang sebetulnya sudah tak terpakai lagi, namun masih ditimbun dan disimpan oleh kakek dan neneknya anak-anak dengan harapan kelak masih bisa dipakai lagi. Malah menuh-menuhin satu ruangan.

Lain lagi dengan pola keseharian, jadi berubah banyak. Terutama saat pulang kerja, kami biasanya langsung menuju rumah utara dimana selama ini tinggal, dan saat sadar malah ngetawain diri sendiri dan ngeloyor ke selatan. Begitu juga aktifitas menyapu lantai ruang tamu jadi lebih sering karena debu begitu mudah masuk melalui kisi-kisi lubang pada pintu gebyog. Kaki juga jadi mudah pegal karena kerap naik turun tangga untuk membuka jendela, menyalakan lampu, menutup gorden, hingga bongkar packing. Ya pelan-pelan saja lah dijalaninya.

Sejauh ini sih masih menikmati penyesuaian demi penyesuaian yang harus dilakoni. Belum mampu untuk bersantai lebih jauh baik di teras depan, belakang maupun atas. Semoga dalam waktu dekat, bisa terwujud…

Video progress dari awal pembongkaran dan pembangunan hingga finishing bisa dipantau melalui akun YouTube saya di PlayList Bedah Rumah Tainsiat.

Comments

Postingan Lain

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dil...

Menantu Mertua dan Calon Mertua

Menonton kembali film lama Meet the Parents (2000) yang dibintangi oleh Ben Stiler dan Robert De Niro, mengingatkan saya betapa terjalnya perjalanan seorang calon menantu untuk mendapatkan kepercayaan sang calon mertua, atas putri kesayangan mereka yang kelak akan diambil menjadi seorang istri dan pendamping hidup. Meski ‘kekejaman’ yang ditunjukkan oleh sang calon mertua dalam film tersebut *sosok bapak* jauh lebih parah dari yang saya alami, namun kelihatannya cepat atau lambat, akan saya lakoni pula nantinya. Memiliki tiga putri yang salah satunya sudah masuk usia remaja, adalah saat-saat dimana kami khususnya saya sudah sewajarnya masuk dalam tahapan belajar menjadi seorang kawan bagi putri sulung saya satu ini. Mengingat ia kini sudah banyak bertanya perihal masa lalu yang saya miliki, baik soal pendidikan atau sekolah, pergaulan dan hobi. Memang sih untuk urusan pacar, ia masih menolak berbicara lebih jauh karena berusaha tak memikirkannya, namun sebagai seorang Bapak,...

Pengetahuan kecil tentang soroh PANDE

Sekali-sekali saya selaku penulis seluruh isi blog ini pengen juga ber-Narzis-ria, satu hal yang jarang saya lakukan belakangan ini, sejak dikritik oleh seorang rekan kantor yang kini jadi malas berkunjung lantaran Narzis tadi itu.  Tentu saja postingan ini bakalan berlanjut ke posting berikutnya yang isinya jauh lebih Narzis. Mohon untuk dimaklumi. *** PANDE merupakan salah satu dari empat soroh yang terangkum dalam Catur Lawa (empat daun teratai) Pasek, Pande, Penyarikan dan Dukuh- yang memiliki keahlian dalam urusan Teknologi dan Persenjataan. Ini bisa dilihat eksistensi pura masing-masing di Besakih, yang memiliki tugas dan fungsi yang berbeda-beda dalam berbagai kegiatan Ritual dan Spiritual. Dimana Pura Pasek menyediakan dan menata berbagai keperluan upakara, Pura Pande menata segala peralatannya. Pura Penyarikan menata segala kebutuhan tata usaha administrasi agar segala sesuatu berjalan dengan teratur. Sedangkan Pura Dukuh Sakti sebagai penata berbagai keperluan sandang pan...

Warna Cerah untuk Hidup yang Lebih Indah

Seingat saya dari era remaja kenal baju kaos sampai nganten, isi lemari sekitar 90an persen dipenuhi warna hitam. Apalagi pas jadi Anak Teknik, baju selem sudah jadi keharusan.  Tapi begitu beranjak dewasa -katanya sih masa pra lansia, sudah mulai membuka diri pada warna-warna cerah pada baju atasan, baik model kaos oblong, model berkerah atau kemeja.  Warna paling parah yang dimiliki sejauh ini, antara Peach -mirip pink tapi ada campuran oranye, atau kuning. Warna yang dulu gak bakalan pernah masuk ke lemari baju. Sementara warna merah, lebih banyak digunakan saat mengenal ke-Pandean, nyaruang antara warna parpol atau merahnya Kabupaten Badung.  Selain itu masih ada warna hijau tosca yang belakangan lagi ngetrend, merah marun atau biru navy. Semua warna dicobain, mengingat hidup rasanya terlalu sederhana untuk dipakein baju hitaaaaam melulu.  Harapannya bisa memberikan warna pada hidup yang jauh lebih cerah, secerah senyum istri pas lagi selfie.