Skip to main content

Pembayaran via Mobile ? Siapa takut ?

Jika melihat dari perkembangan teknologi belakangan ini, rasa-rasanya tidak hanya menggerus lini-lini konvensional dan digantikan dengan proses yang jauh lebih cepat dan mudah, meski masih banyak yang meragukan soal keamanannya.
Termasuk dalam konteks yang ingin disinggung kali ini, Transaksi Pembayaran dari bentuk Cash ke Online.

Bicara Transaksi tentu sebelumnya pasti ada pembelian atau penjualan. Transaksi akan dilakukan saat kedua belah pihak yang menyetujui proses diatas, dimana dahulu dilakukan dengan cara pertemuan langsung, wesel atau transfer. Kini sudah berkembang lagi lewat transaksi online, pembayaran melalui ponsel yang kita gunakan.
Belum pernah melakukannya ?

Oke, soal keamanan memang tidak bisa diabaikan, karena ini menyangkut soal uang. Soal sesuatu yang begitu berarti saat terjadi hal tak diinginkan. Kalau demikian adanya, kenapa tidak dicoba dari satu hal yang kecil, murah atau terjangkau. Patokan 100-250ribu misalkan.

Pembayaran via Mobile, bisa dilakukan melalui sms banking, atau transfer dan semacamnya yang saya yakin sudah dikenal jauh hari, dan pemotongan pulsa. Simpel bukan ?

Adapun transaksi pembelian bisa mencakup barang konsumtif yang kita gunakan dan butuhkan sehari-hari, atau berupa aplikasi demi mendukung pekerjaan atau hobi, bahkan bonus atau penawaran khusus di dalam aplikasi dan permainan sekalipun.
Caranya ? Bisa dipantau dari halaman masing-masing Operator yang digunakan tentu saja.

IM3 misalkan. Operator besutan Indosat yang kini berganti nama dengan Oreo eh Oore… apalah itu, bisa di-apply apabila proses pembayaran memenuhi persyaratan kecukupan Pulsa yang tersisa pada nomor ponsel terkait dengan penambahan sebesar pajak 10% dan jasa 2%.
Jadi cermati. Jika proses Transaksi membutuhkan biaya sebesar 70ribu misalkan, konsumen akan dikenai biaya tambahan sekitar 8.400 rupiah. Sehingga pulsa yang tersedia sebelum dilakukannya proses transaksi lebih lanjut adalah sebesar 78.400 rupiah untuk transaksi sebesar 70ribu. He… jangan salah hitung yah.

Proses transaksi pembayaran via mobile model begini lagak lagunya sih bakalan mulai trend di tahun besok. Karena kelihatannya sudah mulai diadopsi di sejumlah perangkat ponsel dan tabletpc  berjenis smartphone.
Khusus perangkat Android sebagaimana spesialisasi yang saya pahami, apabila kelak kalian ingin mencoba melakukannya namun ternyata tidak menemukan opsi pembayaran akibat perubahan penggunaan operator atau nomor, bisa menemukan opsi dimaksud dengan menghapus data cache ‘Google Play Service’ yang bisa ditemukan pada Pengaturan Aplikasi. Setelah itu restart perangkat lalu ulangi proses pembayarannya.

Apabila proses pembayaran berhasil dilakukan, pengguna akan diinfokan melalui 2 jalur yaitu sms dan email. Rupa notifikasi pemberitahuannya bisa dilihat pada ilustrasi diatas.

Comments

Postingan Lain

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

Warna Cerah untuk Hidup yang Lebih Indah

Seingat saya dari era remaja kenal baju kaos sampai nganten, isi lemari sekitar 90an persen dipenuhi warna hitam. Apalagi pas jadi Anak Teknik, baju selem sudah jadi keharusan.  Tapi begitu beranjak dewasa -katanya sih masa pra lansia, sudah mulai membuka diri pada warna-warna cerah pada baju atasan, baik model kaos oblong, model berkerah atau kemeja.  Warna paling parah yang dimiliki sejauh ini, antara Peach -mirip pink tapi ada campuran oranye, atau kuning. Warna yang dulu gak bakalan pernah masuk ke lemari baju. Sementara warna merah, lebih banyak digunakan saat mengenal ke-Pandean, nyaruang antara warna parpol atau merahnya Kabupaten Badung.  Selain itu masih ada warna hijau tosca yang belakangan lagi ngetrend, merah marun atau biru navy. Semua warna dicobain, mengingat hidup rasanya terlalu sederhana untuk dipakein baju hitaaaaam melulu.  Harapannya bisa memberikan warna pada hidup yang jauh lebih cerah, secerah senyum istri pas lagi selfie. 

Semua Berakhir di 5 Besar Teruna Teruni Denpasar 2024

Bermula dari coba-coba lalu masuk menjadi 5 Besar Finalis Teruna Teruni Denpasar Tahun 2024, putri kami Pande Putu Mirah Gayatridewi ternyata masih berusia 15 Tahun saat Grand Final dilaksanakan di Gedung Dharma Negara Alaya Lumintang Kota Denpasar, hari Minggu 18 Februari 2024 kemarin. Berhasil menyisihkan puluhan peserta dengan tingkat prestasi berskala Kab/Kota, Provinsi dan Nasional, ia mendapatkan undangan dari Panitia TTD untuk mengikuti perhelatan bergengsi ini, pasca meraih Juara Pertama Teruna Bagus Teruni Jegeg Sisma -SMAN 7 Denpasar Tahun 2023 lalu. Sehingga batas bawah Umur Peserta yang seharusnya 16 Tahun, infonya ditoleransi mengingat usianya sudah jalan menuju angka 16 sebulan kedepan.  Meski hanya sampai di peringkat 5 Besar, kami semua turut bangga mengingat ini adalah kali pertama putri kami mengikuti ajang tingkat Kab/Kota, menjadikannya sebagai Finalis Termuda diantara peserta lainnya. Bahkan kami dengar, merupakan siswa pertama di sekolahnya yang lolos hingga jenja

62 Tahun Bang Iwan Fals

Pekan ini Bang Iwan Fals kalau gak salah genap berusia 62 tahun. Umur yang gak muda lagi meski masih sering melahirkan karya-karya baru bareng anak-anak muda milenial.  Saya mengenal lagu-lagu Bang Iwan tepatnya di era Album Wakil Rakyat. Sebuah karya jelang Pemilu 1988 yang mengetengahkan lagu soal para legislatip yang biasa bersafari, dengan keragaman perilaku mereka di jaman itu.  Lirik lagunya tergolong sederhana, dan aransemennya juga mudah diingat. Gak heran di jaman itu pula, saya kerap membawakan lagu Wakil Rakyat sebagai lagu kebanggaan pas didaulat nyanyi didepan kelas, didepan 40an anak kelas 4 atau 5 kalau gak salah.  Dan ada juga beberapa karya sang musisi, yang dibawakan sesekali macam Kereta Tua atau Sore Tugu Pancoran yang bercerita soal si Budi kecil.  Terakhir menyukai karya Bang Iwan kalau ndak salah di album Suara Hati (2002). Yang ada track Untuk Para Pengabdi dan Seperti Matahari. Dua lagu favorit saya di album itu. Setelahnya hanya sebatas suka mendengar sebagian