Seorang oknum mengaku wartawan sebuah media yang mengkhususkan diri menjadi pengamat korupsi di lingkungan pemerintah daerah tiba-tiba datang dan menyambangi meja kerja seorang Oknum PPK pagi 8 Desember 2015. Tanpa basa basi ia memberikan sebuah majalah bertajuk nama media yang ia kelola sembari mengatakan bahwa ‘ini edisi terbaru Pak, dan topik yang saya klarifikasi kemarin ndak ada masuk disini… jadi jangan khawatir.’
‘Jangan khawatir gimana ? Wong langsung diperiksa Tipikor begini pasca laporan kamu tempo hari ?’ ‘Sebagai masyarakat, kami kan wajib menyampaikan hal-hal yang mencurigakan pada aparat.’ Timpalnya.
‘Tapi kan sudah di klarifikasi Pak, buktinya sekarang Pak ndak ada menyampaikan tuduhan kemarin itu di media Bapak. Nah sekarang maunya apa ?’
‘Berkaitan dengan itu kami minta bantuan Bapak untuk bisa memasang iklan di media kami dalam rangka Hari Natal dan Tahun Baru’ cerocosnya berlanjut. ‘Gratis? ‘ tanya si PPK. ‘Ho ho… ya ndak lah Pak. Se-relanya Bapak.’ Ungkapnya sambil tersenyum.
‘Trus ambil dana dari mana?’ Tanya si PPK balik. ‘Bukankah PPK biasanya mendapat jatah 10 % dari nilai proyek yang dikelola?’ Si oknum yang mengaku Wartawan itu mencoba memancing. ‘Wih, yang benar pak? Kalo serius dapat jatah 10% yakin banget hari ini gak bakalan ada di ruangan pak… minimal plesiran…’
‘Bayangkan. Tahun ini saja mengelola dana 70 Milyar Pak. Kalo benar PPK dapat jatah 10% artinya bisa dapat 7 Milyar. Gitu kan Pak ?’ ‘Ya kan dibagi-bagi Pak… termasuk saya.’ Tambahnya.
‘Heleh… ini sih Bapak ngajari untuk Korupsi dong ?’ PPK memancing balik. ‘Ya ndak juga Pak. Kalopun ndak dapat 10% itu ya minimal kan dapat Terima Kasih dari Rekanan ?’
‘Nah trus Pak minta berapa untuk pasang iklan Nataru ? Minimal Media biasanya punya standar harga baik untuk halaman depan, dalam, ukuran dan lainnya’ ‘Sekitar 7,5 Juta Pak.’ *wah wah wah akhirnya keluar juga kalimat itu, bathin si PPK. Sembari mengatakan itu si oknum mengeluarkan proposal permohonan yang resmi menggunakan kop media ybs dan ditandatangan pimpinannya. ‘Saya minta tolong ini pak.’ Ia setengah memaksa.
‘Trus kalo di berikan 7,5 juta ini, apa ada jaminan bahwa pemeriksaan di Tipikor sebagaimana tuduhan Pak terdahulu bisa clear ?’ ‘Ya endak pak. Itu kan sudah masuk ranah aparat. Saya hanya melaporkan saja.’
‘Oh ya sudah. Kalo gitu ya ndak usah kompromi… Buat apa ?’
Dalam hati si PPK berkata ‘rasain deh lu. Mangkel Mangkel deh sekalian. Ini kacrut benar hidup ini kawan. Dikelilingi orang macam begini saat berusaha untuk lurus dan jujur bekerja’
*ini bukan skrip percakapan MKD loh ya, hanya percakapan seorang PPK dengan Oknum yang mengaku sebagai wartawan media pengamat korupsi. Saking geregetannya si PPK dengan upaya sumbangan bagi media tak jelas ini, percakapan sempat direkam dalam durasi 30 menitan. Tentu saja tidak bisa diPublikasi di halaman ini. Bisa kebakaran jenggot si Oknum kalo sampe terungkap. Yang ada malahan si PPK yang dihadapkan pada Yang Mulia Dagelan itu. He…
Tapi bagi yang merasa, silahkan berdiri
Comments
Post a Comment