Skip to main content

Berangkat (lagi)

Sambil menikmati segelas Cappucino di Gate 2 ruang tunggu bandara Ngurah Rai, setelah memeriksa kembali tiket keberangkatan kali ini, sayapun mulai menuangkan isi kepala seperti biasanya,  menunggu jadwal yang telah ditetapkan Garuda Indonesia, minggu siang 2 November 2014.

Untuk ketiga kalinya saya meninggalkan keluarga, demi menjalankan tugas dinas dengan tujuan Kota Manado Sulawesi Utara. Adapun agenda yang akan diikuti berkaitan dengan kegiatan Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan atau yang lebih dikenal dengan PPIP.

Sendirian (lagi)

Sebetulnya melihat dari undangan yang disampaikan, tugas keluar daerah ini harusnya diemban 2 (dua) orang. Yaitu Kepala Satuan Kerja PIP Kabupaten Badung bersama Pejabat Pembuat Komitmen atau PPKnya. Sayang, ibu Kepala Bidang Permukiman dan Penyehatan Lingkungan yang ditunjuk sebagai Kasatker PIP Badung berdasarkan SK Kementrian PU per Oktober lalu, gag bisa ikut serta lantaran masih harus menyelesaikan Diklat PIM III serta menghadapi Pemeriksaan dari BPK terkait kegiatan Air Bersih. Maka, lantaran secara pertanggungjawaban Keuangan tidak memungkinkan untuk mengajak salah satu staf di ruangan, ya mau gag mau, suka gag suka… musti berangkat Sendirian (lagi).

Meski begitu, bersyukur bahwa di bandara saya bersua dengan kawan-kawan Kasatker dan PPK PIP Provinsi Bali yang rupanya berada di pesawat yang sama. Jadi minimal ya ada temannya.

Dengan tujuan keberangkatan ke Kota Manado Sulawesi Utara, kami menjalani dua kali penerbangan dengan menggunakan pesawat Garuda Indonesia GA653 tujuan Jakarta bandara Cengkareng jadwal pukul 14.30 wita (transit) dan berlanjut dengan penerbangan GA606 tujuan Manado jadqal pukul 18.10 wib. Waktu luang yang panjang tentu saja. Tapi gag apa, jadi gag terburu-buru nantinya.

Suasana ruang tunggu sudah semakin ramai. Keberangkatanpun sudah dipanggil. Jadi ya sampai nanti… Doakan saya, tiba di tujuan dengan Selamat. Tentu dengan janji, ceritanya saya lanjutkan setiba di Jakarta.

Comments

Postingan Lain

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

Warna Cerah untuk Hidup yang Lebih Indah

Seingat saya dari era remaja kenal baju kaos sampai nganten, isi lemari sekitar 90an persen dipenuhi warna hitam. Apalagi pas jadi Anak Teknik, baju selem sudah jadi keharusan.  Tapi begitu beranjak dewasa -katanya sih masa pra lansia, sudah mulai membuka diri pada warna-warna cerah pada baju atasan, baik model kaos oblong, model berkerah atau kemeja.  Warna paling parah yang dimiliki sejauh ini, antara Peach -mirip pink tapi ada campuran oranye, atau kuning. Warna yang dulu gak bakalan pernah masuk ke lemari baju. Sementara warna merah, lebih banyak digunakan saat mengenal ke-Pandean, nyaruang antara warna parpol atau merahnya Kabupaten Badung.  Selain itu masih ada warna hijau tosca yang belakangan lagi ngetrend, merah marun atau biru navy. Semua warna dicobain, mengingat hidup rasanya terlalu sederhana untuk dipakein baju hitaaaaam melulu.  Harapannya bisa memberikan warna pada hidup yang jauh lebih cerah, secerah senyum istri pas lagi selfie. 

Semua Berakhir di 5 Besar Teruna Teruni Denpasar 2024

Bermula dari coba-coba lalu masuk menjadi 5 Besar Finalis Teruna Teruni Denpasar Tahun 2024, putri kami Pande Putu Mirah Gayatridewi ternyata masih berusia 15 Tahun saat Grand Final dilaksanakan di Gedung Dharma Negara Alaya Lumintang Kota Denpasar, hari Minggu 18 Februari 2024 kemarin. Berhasil menyisihkan puluhan peserta dengan tingkat prestasi berskala Kab/Kota, Provinsi dan Nasional, ia mendapatkan undangan dari Panitia TTD untuk mengikuti perhelatan bergengsi ini, pasca meraih Juara Pertama Teruna Bagus Teruni Jegeg Sisma -SMAN 7 Denpasar Tahun 2023 lalu. Sehingga batas bawah Umur Peserta yang seharusnya 16 Tahun, infonya ditoleransi mengingat usianya sudah jalan menuju angka 16 sebulan kedepan.  Meski hanya sampai di peringkat 5 Besar, kami semua turut bangga mengingat ini adalah kali pertama putri kami mengikuti ajang tingkat Kab/Kota, menjadikannya sebagai Finalis Termuda diantara peserta lainnya. Bahkan kami dengar, merupakan siswa pertama di sekolahnya yang lolos hingga jenja

Tengah Malam nyambangi Graha Sewaka Dharma

Ini pengalaman pertama set alarm pada pukul 01.15 wita dini hari, atau bisa dikatakan masih tengah malam, untuk membangunkan si sulung, menyiapkan diri terkait agenda photoshoot Teruna Teruni Denpasar 2024, yang rencana berhiasnya dilakukan di gedung Sewaka Dharma, Dinas Pariwisata Kota Denpasar Lumintang. Auto dah gak bisa tidur lagi setelahnya.  Kami berangkat dari rumah sekitar pukul 02.20 wita. Dan langsung meluncur ke area belakang, pemerajan di lokasi setempat untuk matur uning terkait kegiatan hari ini. Jadi ingat suasana jaga kantor di puspem era pemilu. Sepi dan gelap. Bersyukur sudah ada beberapa kawannya yang mendahului di lokasi.  Pantesan aja pengumumannya diwajibkan bawa Autan. Banyak nyamuk disini ternyata. Sukses bikin bentol dan gatal pada kaki.  Setelah yakin semua siap, saya meninggalkan Sewaka Dharma mendekati pukul 03.00 wita. Berjalan lambat di sepanjang jalan Gatot Subroto Tengah, membiarkan satu dua truk besar yang melaju kencang dari arah barat. Sembari memperh