Skip to main content

AADC aja Reuni... Kok kalian enggak ?

Setelah melepas kalimat sebagaimana judul diatas di Group BBM Alumni Kelas III Fisika A1 SMAN 6 Denpasar tamatan tahun 1995, yang baru dibuat semingguan ini, ternyata responnya lumayan rame. Gag nyangka, padahal cuma iseng aja.

Tapi yah wajar sih kalo mereka sudah pada kangen ngumpul. Terakhir kami makan dan cerita bareng itu kalo gag salah pertengahan tahun 2010 lalu, tepatnya beberapa hari pasca Reuni SMA Angkatan 92. Waktu itu saya baru gabung di LPSE Badung.

Kini berselang empat tahun, ide buat ngumpulin kawan-kawan datangnya pas saya bersua om Wisna, penglingsir Tarung Drajat Boxer yang kini sudah sukses luar binasa eh biasa *mahap om, pas upacara Nyekah di Pura Batur Pande Tonja beberapa waktu lalu. Tapi lama gag saya tindaklanjuti lantaran kesibukan kerja.

Baru pas waktu istirahat di Manado kemarin kepikiran lagi buat ngumpulin sebatas di Group BBM, satu persatu dimulai dari om Wisna tadi yang pin BB nya saya todong waktu ketemuan dulu itu. Plus sodara saya yang punya hobi gosok-gosok debu di tembok sekolah, yang kini telah beranak dua. *eh

Kenapa ngumpulnya di Group BBM ? aplikasi yang sejak dulu Anti saya gunakan, karena memiliki pertimbangan yang sama ketika memutuskan untuk membuat Group BBM bagi staf dan kawan-kawan di Seksi Permukiman, tempat kerja baru dimana saya ditugaskan per Mei 2013 lalu. Sederhana saja. Karena rata-rata teman dan staf saya itu ponsel gadgetnya itu masih betah menggunakan handset BlackBerry yang jadul, kelas Gemini 8520 yang notabene masih sangat terbatas spek memory RAM nya, sehingga akan sangat menyusahkan -potensi hang – apabila saya paksakan menggunakan aplikasi Whatsapp yang belakangan punya fitur dan kemampuan mirip dengan BBM. Selain itu, menggunakan aplikasi Whatsapp tentu akan membebani anggaran bulanan mereka yang tidak masuk dalam paket BIS, sehingga dikenai biaya charge tambahan. Ini tidak berlaku bagi aplikasi BBM yang bisa digunakan lintas ponsel pintar, baik kelas ponsel lokal murahan sekalipun. Jadi ya… apa boleh buat.

Nah, ternyata usaha saya untuk mengumpulkan nomor pin BB yang ditodong via akun FaceBook dan nomor ponsel yang masih tersimpan berbuah manis. Dari 40 siswa yang tercatat di ingatan saya beberapa waktu lalu, sudah ada 20an kawan yang di-invite dan bergabung di Group BBM Alumni ini. Sedang yang lainnya, masih belum ada tanggapan atau jawaban. Mungkin mereka takut jika saya ingin memanfaatkan pin BB mereka untuk menawarkan jualan MLM. *Modus lama yang mudah ditebak.

Jadi ya… kini Group sudah mulai rame dengan aksi caci maki dan guyonan antar kawan lama, plus tanggapan atas ide Reunian layaknya judul dan komentar iseng tadi. Entah apakah ini akan terwujud dalam waktu dekat, ataukah masih perlu waktu panjang mengingat saya menolak untuk didaulat menjadi Ketua Panitia-nya. Mih med be puk ngerunguang keto. Hehehe…

*maaf kawan, kerjaan saya masih amat sangat padat akhir tahun ini hingga awal tahun depan. Mungkin nanti bisa tunggu sekalian jadwal Soft Opening pembangunan Hotel miliknya om Wisna atau Soft Opening Peresmian Restoran pinggir pantainya om Made Suardika Jimbaran. Saya tunggu kelanjutannya. :p

Comments

Postingan Lain

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

Warna Cerah untuk Hidup yang Lebih Indah

Seingat saya dari era remaja kenal baju kaos sampai nganten, isi lemari sekitar 90an persen dipenuhi warna hitam. Apalagi pas jadi Anak Teknik, baju selem sudah jadi keharusan.  Tapi begitu beranjak dewasa -katanya sih masa pra lansia, sudah mulai membuka diri pada warna-warna cerah pada baju atasan, baik model kaos oblong, model berkerah atau kemeja.  Warna paling parah yang dimiliki sejauh ini, antara Peach -mirip pink tapi ada campuran oranye, atau kuning. Warna yang dulu gak bakalan pernah masuk ke lemari baju. Sementara warna merah, lebih banyak digunakan saat mengenal ke-Pandean, nyaruang antara warna parpol atau merahnya Kabupaten Badung.  Selain itu masih ada warna hijau tosca yang belakangan lagi ngetrend, merah marun atau biru navy. Semua warna dicobain, mengingat hidup rasanya terlalu sederhana untuk dipakein baju hitaaaaam melulu.  Harapannya bisa memberikan warna pada hidup yang jauh lebih cerah, secerah senyum istri pas lagi selfie. 

Semua Berakhir di 5 Besar Teruna Teruni Denpasar 2024

Bermula dari coba-coba lalu masuk menjadi 5 Besar Finalis Teruna Teruni Denpasar Tahun 2024, putri kami Pande Putu Mirah Gayatridewi ternyata masih berusia 15 Tahun saat Grand Final dilaksanakan di Gedung Dharma Negara Alaya Lumintang Kota Denpasar, hari Minggu 18 Februari 2024 kemarin. Berhasil menyisihkan puluhan peserta dengan tingkat prestasi berskala Kab/Kota, Provinsi dan Nasional, ia mendapatkan undangan dari Panitia TTD untuk mengikuti perhelatan bergengsi ini, pasca meraih Juara Pertama Teruna Bagus Teruni Jegeg Sisma -SMAN 7 Denpasar Tahun 2023 lalu. Sehingga batas bawah Umur Peserta yang seharusnya 16 Tahun, infonya ditoleransi mengingat usianya sudah jalan menuju angka 16 sebulan kedepan.  Meski hanya sampai di peringkat 5 Besar, kami semua turut bangga mengingat ini adalah kali pertama putri kami mengikuti ajang tingkat Kab/Kota, menjadikannya sebagai Finalis Termuda diantara peserta lainnya. Bahkan kami dengar, merupakan siswa pertama di sekolahnya yang lolos hingga jenja

62 Tahun Bang Iwan Fals

Pekan ini Bang Iwan Fals kalau gak salah genap berusia 62 tahun. Umur yang gak muda lagi meski masih sering melahirkan karya-karya baru bareng anak-anak muda milenial.  Saya mengenal lagu-lagu Bang Iwan tepatnya di era Album Wakil Rakyat. Sebuah karya jelang Pemilu 1988 yang mengetengahkan lagu soal para legislatip yang biasa bersafari, dengan keragaman perilaku mereka di jaman itu.  Lirik lagunya tergolong sederhana, dan aransemennya juga mudah diingat. Gak heran di jaman itu pula, saya kerap membawakan lagu Wakil Rakyat sebagai lagu kebanggaan pas didaulat nyanyi didepan kelas, didepan 40an anak kelas 4 atau 5 kalau gak salah.  Dan ada juga beberapa karya sang musisi, yang dibawakan sesekali macam Kereta Tua atau Sore Tugu Pancoran yang bercerita soal si Budi kecil.  Terakhir menyukai karya Bang Iwan kalau ndak salah di album Suara Hati (2002). Yang ada track Untuk Para Pengabdi dan Seperti Matahari. Dua lagu favorit saya di album itu. Setelahnya hanya sebatas suka mendengar sebagian