PanDe Baik Masuk Koran…
merupakan satu hal yang barangkali gag pernah dibayangkan sebelumnya. Apalagi sampai menampilkan foto dan pendapat pribadi didalamnya. Tapi itulah kenyataannya.
Sejak bergabung dengan komunitas Bali Blogger tahun 2008 lalu, bisa dikatakan sangat banyak pengalaman baru yang bisa saya dapat disela hobi menulis yang kini sudah menjadi kewajiban sekaligus terapi berpikir setiap harinya. Meski secara historis satu tahun terakhir saya tergolong jarang tampil dan aktif di setiap kegiatan yang diselenggarakan, namun komunikasi tetap berusaha dijabat erat melalui jejaring sosial FaceBook dan Twitter. Maka bisa dikatakan bahwa bergabungnya PanDe Baik ke komunitas Bali Blogger merupakan satu nilai positif yang pernah saya lakukan sepanjang hidup.
PanDe Baik sendiri baik itu secara penggunaan nama dan juga brand sebuah blog pribadi hingga kini sudah menghabiskan space sebesar 1.873 posting dimana sebagian diantaranya merupakan sampah pribadi yang saya yakin gag penting bagi orang lainnya, dan sebagian lainnya hanya luapan unek unek yang barangkali memang harus disalurkan lewat media independen. Untuk bisa mencapai semua itu memang membutuhkan waktu yang sangat panjaaaaaang dan lamaaaaa… *mirip iklan cokelat anak-anak
dan seperti orang-orang tua bilang bahwa ‘Kesempatan tidak akan datang dua kali. Maka ketika sebuah sms hinggap di satu sore yang melelahkan serta menawarkan wawancanda via telepon dari wartawan Bali Tribune, untuk sesaat sih sempat saya iyakan saja, walaupun rada khawatir juga dengan image dari media tersebut. Khawatir bahwa isi wawancanda nantinya bukan dalam bidang yang saya kuasai. Maka itu, per telepon saya dahulukan sowan ke Kamerad Bali Blogger Anton Muhajir untuk mendapat informasi awal tentang siapa dan bagaimana media Bali Tribune itu.
Namun lantaran saat wawancanda per telepon dilakukan saya sedang berada dalam situasi mengendarai si kijang lawas, maka dengan sangat hormat saya meminta agar pertanyaan bisa disampaikan via email saja mengingat ‘make a call saat berkendara adalah satu perbuatan yang berbahaya. Tanggapan baru bisa saya berikan sekitar sepuluh menit setelah email dinyatakan terkirim ke alamat email, itupun dilakukan diteras rumah Mertua babakan Canggu, sesaat setelah menurunkan belanjaan dari mobil.
Pagi esok harinya, sayapun kembali mendapatkan telepon dari si wartawan yang menyampaikan bahwa hasil tulisan dari wawancara via email kemarin sudah bisa dibaca di Harian Bali Tribune. Agak kaget juga sih, karena bayangan saya ni media terbitnya mingguan. Lha trus nyarinya kemana ? Bersyukur Corsica Agency jalan Sumatra masih menyisakannya dua eksemplar di rak media hariannya. maka setibanya dirumah, dengan tergesa memeriksa halaman 8 sesuai pesan yang disampaikan pagi tadi. Hasilnya ?
Lebih dekat dengan Bali lewat Blog
Menyajikan kisah lahirnya komunitas Bali Blogger, Sloka Institute yang kini telah berganti pimpinan *selamat ya Gus Tulank* dan juga ulang tahun ke-5 yang tidak dapat saya hadiri tempo hari plus tiga cerita di balik Blog oleh Kamerad Anton Muhajir, Jenderal Bali Orange mas Hendra Wahyu Saputro dan tentu saja PNS ngawur www.pandebaik.com. Surprise juga sih pas melihat foto pribadi bersama MiRah GayatriDewi putri kami mejeng di koran.
Tapi apa kira-kira kedepannya bisa mejeng lagi gag ya ? :p
Comments
Post a Comment