Tahun 2012 bisa jadi merupakan tahun yang penuh kesibukan bagi saya pribadi. Karena di tahun inilah, banyak kemajuan dan juga pencapaian yang harus dihadapi dan dilalui minimal dengan hasil yang baik. Demikian harapan saya hari ini karena usia 34 mungkin tidak bisa dianggap muda lagi.
Pertama, Tantangan terbesar yang saya dapati sejak bulan Desember 2011 lalu adalah menjabat di posisi Sekretaris LPSE Badung, satu hal yang barangkali belum pernah saya bayangkan sebelumnya. Perpindahan sebagian besar anggota LPSE Badung periode lalu menjadi pemicunya. Diantara tiga orang yang tersisa hanya saya yang mampu memiliki posisi tawar untuk berpindah ke lain hati. Maka peran teknis sebagai Admin Agency LPSE Badung terdahulu dengan berat hati harus ditinggalkan, dan beralih pada tugas dan kewajiban yang jauh lebih besar dan berat. Tantangan ini cukup membuat beban pikiran sedari awal menjabat hingga menurunkan beberapa kilogram berat badan dalam waktu singkat.
Menjadi kolumnis di Koran Tokoh sesungguhnya tak pernah jua saya bayangkan sebelumnya, bahwa apa yang saya rintis selama setahun terakhir, malah menarik minat Mbak Ratna Hidayati untuk memberi kesempatan mengisi halaman Tekno per awal Januari lalu hingga kini. Tantangan kedua ini mengakibatkan pada mood menulis yang berubah total mengingat semangat menulis di media cetak yang tersebar ke khalayak umum itu jauh lebih berat dan mutlak netral tidak berpihak ketimbang menulis ngalor ngidul di blog pribadi. Mungkin itu pula sebabnya pikiran selalu berusaha mencari ide tulisan apa selanjutnya yang harus diserahkan kepada Redaktur Tekno sekaligus senior saya sejak masa-masa di Wiyata Mandala dulu itu.
Pemeriksaan BPK terhadap tertib administrasi di lingkungan pemerintah Kabupaten Badung menjadi giliran berikutnya. Atas saran pimpinan satu Dinas di lingkungan pemkab, sayapun dipanggil demi memberi advis dan juga menyambung lidah antara pejabat pembuat komitmen atau pihak yang paling bertanggung jawab, dengan BPK dan pihak Rekanan atas sebuah aplikasi yang dibuat sejak jaman saya kuliah dahulu. Jika saja saya berasal dari instansi yang berwenang untuk memberikan advis barangkali tidak akan menjadi masalah. Namun batu sandungan yang dahulu pernah saya alami saat menjadi Direksi Teknis kegiatan Renovasi Gedung, menyebabkan harus berhati-hati dalam memberikan pertimbangan.
Keempat, datang dari kegiatan sosial masyarakat dimana saya pada akhirnya ikut bergabung dalam kepengurusan Yowana Paramartha Maha Semaya Warga Pande lingkup Kota Denpasar sebagai Sekretaris per tahun 2011 lalu. Wadah berkumpulnya para muda mudi keluarga besar Pande ini masih vakum dalam menyelenggarakan kegiatan hingga tahun ini. Bisa jadi lantaran kesibukan saya diatas, bisa juga lantaran pak Ketua kami masih dalam masa-masa transisi kelahiran anak pertama. Demikian halnya dengan organisasi induk di tingkat Kota Denpasar, saya didaulat sebagai Sekretaris (lagi dan lagi) di bakal Yayasan yang dibentuk oleh Maha Semaya Warga Pande Kota Denpasar. Meski belum resmi berjalan, namun kesibukannya sudah bisa ditebak sebetulnya.
Rasa kehilangan itu rupanya masih ada hingga hari ini. Tepatnya Desember lalu, calon jabang bayi yang ada dalam kandungan istri divonis meninggal dalam kandungan akibat serangan virus Rubella yang lebih kerap menyerang otak bayi. Akhirnya kegembiraan itu pudar seiring berjalannya waktu. Ada rasa khawatir kami akan mengalaminya kembali, namun harapan kami tahun ini sungguh sangat sederhana. Bisa diberikan kesempatan dan terlahir dengan sehat serta normal. Itu saja.
Per hari Minggu 15 April kemarin, sebuah surat datang dari para Prujuru Anyar Banjar Taensiat yang kemudian mengukuhkan saya sebagai Komandan Regu VIII selama masa jabatan setahun mendatang. Secara tugas sebetulnya tidaklah banyak dan berat, namun yang menjadi hambatan tentu saja soal waktu dan kehadiran. Mengingat mayoritas kegiatan dilakukan pada jam kerja berlangsung. Mau tidak mau, dalam setahun kedepan yang namanya bolos kerja siang hari pasca makan siang bakalan saya lakoni demi tanggung jawab yang satu ini. Jadi jangan heran kalo melihat saya wara-wiri di lingkungan rumah nanti yah.
Semua tantangan itu belum termasuk dengan rencana Surat Keputusan dari Kepala Dinas untuk penetapan Administrator Web Dinas Bina Marga dan Pengairan yang hingga kini masih mengambang, keingingan untuk meMoneytize BloG baik dari kliksaya.com atau Google Adsense atau hal-hal lain yang jujur saja menambah panjang daftar Tantangan yang harus dilakoni tahun ini.
Namun, apa yang saya dapatkan tahun ini tentu merupakan buah atau hasil atas apa yang saya lakoni di tahun lalu. Jadi yah, harapan saya semua bisa berjalan apa adanya saja.
Ohya, di usia ke-34 ini pula saya mendapatkan beberapa kejutan yang barangkali lumayan membuat senyum saat mengingatnya. Pertama hadiah dari Tuhan setelah kehilangan calon jabang bayi itu, semoga kali ini bisa bertahan dan lahir dengan sehat serta normal. Kedua stress akibat beban pekerjaan membuat berat badan saya perlahan menurun yang mengakibatkan beberapa pakaian yang dahulu sudah sempat masuk kotak, kini bisa digunakan lagi. Ketiga, setelah setahun punya Android, tiba jua saatnya berpindah ke TabletPC sebagai pilihan tahun ini. Akhirnya bisa diraih setelah mengumpulkan beberapa honor dari menulis serta jabatan di LPSE Badung, plus diambil pas lagi promo-promonya. Dan terakhir, hadiah tak terduga dari istri setelah semua pakaian terendam air di pantai Segara hari minggu kemarin. Hehehe…
Comments
Post a Comment