Skip to main content

Menikmati Kesendirian Perjalanan Ruas IB Mantra

Akhirnya kesampean juga nih, bathin saya hari Minggu pagi kemarin. Karena jujur saja, ini pertama kalinya saya berkendara motor melintasi Jalan Ida Bagus Mantra sendirian, padahal pembangunan hingga perbaikannya sudah sejak lama dilaksanakan. Tapi yah begitulah…

Berkendara Motor sesungguhnya kerap saya lakoni saat masih berstatus bujangan dahulu. Masih berlangsung pasca pernikahan hingga akhirnya pindah kantor ke PusPem Badung Sempidi. Jauhnya jarak tempuh yang harus dilalui setiap hari membuat saya mulai berpindah angan. Kijang Jadul yang bertajukkan stiker www.pandebaik.com di kaca depannya pun bolak balik saya bawa hingga berlanjut ke aktifitas lainnya. Praktis sejak saat itu Motor Tiger Silver tahun 98 mulai jarang saya gunakan dan jadi lebih cepat berdebu. Kasian juga nih lama-lama.

Menyusuri jalanan Ida Bagus Mantra sejenak mengingatkan saya pada masa lalu. Masa dimana musti bangun pagi buta untuk berangkat kuliah atau sekedar melampiaskan penat hanya untuk melihat hamparan hijaunya sawah disepanjang perjalanan ke Bedugul. Itu sebabnya motor tak saya pacu dengan kecepatan tinggi.

Meski suasana disepanjang perjalanan tak sesegar nuansa yang dahulu pernah saya lalui, namun apa yang saya nikmati satu persatu dengan pandangan santai tanpa beban tampaknya membawa banyak ide, pertanyaan atau bahkan keheranan. Dari pesatnya pembangunan di kiri kanan jalan raya yang baru usai diperlebar, beberapa diantaranya malah terlihat mangkrak tak bertuan atau hamparan aliran sungai dan sawah yang dahulu saya kangeni membuat rasa jadi tak ingin cepat sampai di tujuan. Padahal dari Status yang terupdate di jejaring sosial dan juga ChatRoom, terpantau rekan-rekan lain malah sudah tiba di lokasi, tempat ngumpul kami kali ini.

Selain itu ada pula perilaku pengendara motor ataupun mobil yang menarik perhatian saya saat melaju. Ketika mereka bersua lampu merah di perempatan jalan, secara cepat dan tergesa kendaraan kemudian dipacu memotong jalur, sedikit memutar di lajur kendaraan yang datang dari arah kiri, terus hingga masuk kembali ke jalur utama didepan. Sangat membahayakan pengendara lain tentu saja. Hanya karena terburu-buru atau memang tak ingin laju terhenti, mereka menerobos jalur yang tak semestinya dilalui.

Sejenak laju motor saya hentikan di parkiran Circle K. Sambil menyeruput segelas kopi panas dan mengunyah Muffin, sayapun menikmati kibaran panji-panji yang berderet di sepanjang pantai Ketewel. Satu persatu layangan aduan naik ke udara dan melambai-lambai diterpa angin. Sungguh saya merindukan saat-saat seperti ini.

Perjalanan saya lanjutkan kembali kali ini dengan kecepatan yang sedikit lebih tinggi. Satu persatu persimpangan dilalui dengan pasti. Hanya saja dengan kecepatan ini, masih jua merasa was-was ketika kendaraan berusaha menyalip laju truk-truk besar yang rupanya hanya mampu berjalan lebih lambat. Khawatir secara mendadak kendaraan yang saya tunggangi selip dan siap dihancurkan roda-roda kokoh atau malahan tersenggol kendaraan dari arah belakang dan sebagainya. Satu ketakutan akan berita media cetak beberapa hari belakangan ini.

Laju kendaraan mulai masuk ke sebuah jalan kecil tembusan menuju Desa Lebih. Sebuah Desa yang sudah sangat familiar bagi mata dan hati. Entah sudah kali keberapa Jalan ini dilalui setiap perjalanan menuju Pasar Senggol Gianyar. Namun dengan berkendara motor, ini jelas yang pertama.

…dan Lokasi tujuan pun telah tampak didepan mata…

Comments

Postingan Lain

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Pengetahuan kecil tentang soroh PANDE

Sekali-sekali saya selaku penulis seluruh isi blog ini pengen juga ber-Narzis-ria, satu hal yang jarang saya lakukan belakangan ini, sejak dikritik oleh seorang rekan kantor yang kini jadi malas berkunjung lantaran Narzis tadi itu.  Tentu saja postingan ini bakalan berlanjut ke posting berikutnya yang isinya jauh lebih Narzis. Mohon untuk dimaklumi. *** PANDE merupakan salah satu dari empat soroh yang terangkum dalam Catur Lawa (empat daun teratai) Pasek, Pande, Penyarikan dan Dukuh- yang memiliki keahlian dalam urusan Teknologi dan Persenjataan. Ini bisa dilihat eksistensi pura masing-masing di Besakih, yang memiliki tugas dan fungsi yang berbeda-beda dalam berbagai kegiatan Ritual dan Spiritual. Dimana Pura Pasek menyediakan dan menata berbagai keperluan upakara, Pura Pande menata segala peralatannya. Pura Penyarikan menata segala kebutuhan tata usaha administrasi agar segala sesuatu berjalan dengan teratur. Sedangkan Pura Dukuh Sakti sebagai penata berbagai keperluan sandang pan...

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dil...

Menantu Mertua dan Calon Mertua

Menonton kembali film lama Meet the Parents (2000) yang dibintangi oleh Ben Stiler dan Robert De Niro, mengingatkan saya betapa terjalnya perjalanan seorang calon menantu untuk mendapatkan kepercayaan sang calon mertua, atas putri kesayangan mereka yang kelak akan diambil menjadi seorang istri dan pendamping hidup. Meski ‘kekejaman’ yang ditunjukkan oleh sang calon mertua dalam film tersebut *sosok bapak* jauh lebih parah dari yang saya alami, namun kelihatannya cepat atau lambat, akan saya lakoni pula nantinya. Memiliki tiga putri yang salah satunya sudah masuk usia remaja, adalah saat-saat dimana kami khususnya saya sudah sewajarnya masuk dalam tahapan belajar menjadi seorang kawan bagi putri sulung saya satu ini. Mengingat ia kini sudah banyak bertanya perihal masa lalu yang saya miliki, baik soal pendidikan atau sekolah, pergaulan dan hobi. Memang sih untuk urusan pacar, ia masih menolak berbicara lebih jauh karena berusaha tak memikirkannya, namun sebagai seorang Bapak,...

PimPro, Apaan sih Itu ?

PimPro Kalian yang sudah masuk dunia kerja, utamanya yang bergerak di bidang konstruksi, saya yakin pasti pernah dengar istilah Pimpro. Baik yang berkonotasi Negatif ataupun Positif. Demikian halnya saya. Pertama kali mendengar istilah PimPro kalo ndak salah ya pas baru-baru jadi Pe eN eS. Yang saat diceritakan oleh pimpinan saat itu, apa tugas, kewenangan dan kekuasaan yang dimiliki oleh seorang Pimpro, Bagi saya pribadi sih lebih banyak Negatifnya. Ini jika dilihat dari kaca mata kebenaran. Bukan pembenaran. Image besarnya Power seorang Pimpro makin dikuatkan saat saya mengobrol ngalor ngidul bersama seorang pejabat fungsional di tingkat Provinsi saat berkesempatan menginap sekamar *bukan seranjang ya* sewaktu ditugaskan ke Indonesia Timur berkaitan dengan pemanfaatan dana ABPN dua tahun lalu. Dari ceritanya, ya memang benar bahwa seorang PimPro apalagi di era Pak Harto menjabat dulu sebagai Presiden RI ke-2, punya kekuatan besar yang begitu memanjakan hidup dan keseharian yang bersa...