Skip to main content

Dari Masa mengKoleksi Kliping Iwan Fals hingga YouTube

Ada masa dimana saya begitu men'dewa'kan sosok Iwan Fals sebagai musisi Indonesia terfavorit gegara karya-karyanya yang begitu mengena dan sesuai dengan selera juga semangat hidup di jaman itu. 

Jiwa muda menggelora dimana yang namanya idealisne masih terpatri teguh dalam perilaku. 

Namun lantaran masih minimnya akses informasi pada era dimana internet belum ada di udara, membuat media cetak begitu berarti untuk diburu, digunting dan disimpan dalam belasan buku gambar kecil, lalu disampul dan diberi judul. Demi sebuah cerita tentang sang idola. 

Mengumpulkan kliping adalah hal lumrah yang dilakukan oleh murid sekolahan di jaman itu. 

Yang tidak lumrah adalah, cerita tokoh yang dikumpulkan berasal dari sejumlah media dari masa ke masa, setiap kali pulang sekolah dari jaman SMP. Baik tabloid gosip, koran harian hingga media yang dibredel pemerintah orde baru, dan majalah remaja hingga wanita. 

Aktifitas ini dilakoni hingga jenjang SMA, yang pada akhirnya memutuskan untuk menulis sendiri perjalanan sang musisi di majalah sekolah sepanjang 4 halaman. 

Kasihan banget pewarta yang mengetikkan kembali ketikan manual saya sebagai draft majalah Candra Lekha di jaman itu. Capek katanya. 

Sementara di masa kini, semua informasi terkait apa dan siapa, begitu mudah didapat. Demikian halnya Bang Iwan Fals, yang begitu rajin ngeTwit asal di akunnya sendiri, termasuk sharing Live Konsernya di Channel YouTube, termasuk obral obrol soal cerita inspirasi karya di jaman dulu dan kisah tak terungkapnya di banyak YouTuber lainnya. 

Tapi tetaplah, semua cerita yang pernah saya baca dan simpan di masa lalu, menjadi sebuah kenangan tak ternilai.

Comments

Popular posts from this blog

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

62 Tahun Bang Iwan Fals

Pekan ini Bang Iwan Fals kalau gak salah genap berusia 62 tahun. Umur yang gak muda lagi meski masih sering melahirkan karya-karya baru bareng anak-anak muda milenial.  Saya mengenal lagu-lagu Bang Iwan tepatnya di era Album Wakil Rakyat. Sebuah karya jelang Pemilu 1988 yang mengetengahkan lagu soal para legislatip yang biasa bersafari, dengan keragaman perilaku mereka di jaman itu.  Lirik lagunya tergolong sederhana, dan aransemennya juga mudah diingat. Gak heran di jaman itu pula, saya kerap membawakan lagu Wakil Rakyat sebagai lagu kebanggaan pas didaulat nyanyi didepan kelas, didepan 40an anak kelas 4 atau 5 kalau gak salah.  Dan ada juga beberapa karya sang musisi, yang dibawakan sesekali macam Kereta Tua atau Sore Tugu Pancoran yang bercerita soal si Budi kecil.  Terakhir menyukai karya Bang Iwan kalau ndak salah di album Suara Hati (2002). Yang ada track Untuk Para Pengabdi dan Seperti Matahari. Dua lagu favorit saya di album itu. Setelahnya hanya sebatas suka mendengar sebagian