Skip to main content

Menyisir Aib Masa Lalu

Semingguan ini pas senggang nyoba menyisir ribuan file foto dan video yang tersimpan di hard disk, hasil buruan dan simpanan selama 5 tahun terakhir.
Ternyata banyak juga aksi foto jadul yang gak sempat masuk dalam ponsel pemiliknya untuk mendapatkan filter lalu unggah ke media sosial, lantaran jaman foto itu diambil, belum ada media satupun yang tersedia. Baik ponselnya maupun akun sosialnya. Sehingga jadi surprise ketika beberapa gambar yang masih menampakkan kepolosan wajah belasan kawan di share ke dalam grup whatsapp dimana kami semua berkumpul.

Tak hanya itu. Sebagian kecil foto bahkan video aib pun saya temukan. Sebuah kenakalan yang mereka lakukan jaman masih baru mengenal kamera ponsel, dan kemampuan rekamnya. Yang seandainya saja mau diShare, saya dipastikan bakalan kena UU ITE dan ancaman pencemaran nama baik. Maka itu, sebelum dihapus secara permanen dari hard disk, biasanya saya sowan dulu ke pemilik kontennya untuk mohon ijin penghapusan. Reaksinya rata-rata bikin ngakak. Mereka sama sekali tidak menyangka jika saya masih memiliki arsip file aib mereka jaman dulu.

Dengan kapasitas simpan yang terisi hingga 1 TB lebih, rupanya ruang terbesar yang menghabiskan hard disk saya ini asalnya dari ratusan film bioskop (ilegal pastinya), hasil unduhan dari jaman mengenal Torrent. Termasuk MP3 file, yang meski keberadaannya kini sudah mulai tergerus jaman akibat Spotify atau Joox, tapi lumayan mengobati rindu pada masa-masa perburuan terdahulu.

Aksi penyelamatan data ini paling banyak saya lakukan pada tahun 2019 sampai 2020 kemarin, dimana ratusan keping CD-R dan DVD-R dari jaman kuliah, saya temukan saat melakukan pembongkaran rumah. Entah berapa rupiah yang sudah dihabiskan dari era ngupahin burning CD-R senilai 35ribu per kepingnya, sampai punya perangkat burning cd sendiri dalam pc berbasis pentium III. Ternyata ada gunanya juga.
Minimal saya bisa menemukan semua catatan kelam masa silam, dari dokumen Skripsi tahun 2000, ratusan cerita cerita serunya Wiro, hasil rekam beberapa musisi kenamaan yang hingga kini belum saya temukan mp3 nya dimanapun termasuk media streaming, juga kumpulan foto dan video nganten 2005 maupun potong gigi tahun 1997an. Termasuk foto jadul dan semua aib diatas.

Comments

Postingan Lain

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

Warna Cerah untuk Hidup yang Lebih Indah

Seingat saya dari era remaja kenal baju kaos sampai nganten, isi lemari sekitar 90an persen dipenuhi warna hitam. Apalagi pas jadi Anak Teknik, baju selem sudah jadi keharusan.  Tapi begitu beranjak dewasa -katanya sih masa pra lansia, sudah mulai membuka diri pada warna-warna cerah pada baju atasan, baik model kaos oblong, model berkerah atau kemeja.  Warna paling parah yang dimiliki sejauh ini, antara Peach -mirip pink tapi ada campuran oranye, atau kuning. Warna yang dulu gak bakalan pernah masuk ke lemari baju. Sementara warna merah, lebih banyak digunakan saat mengenal ke-Pandean, nyaruang antara warna parpol atau merahnya Kabupaten Badung.  Selain itu masih ada warna hijau tosca yang belakangan lagi ngetrend, merah marun atau biru navy. Semua warna dicobain, mengingat hidup rasanya terlalu sederhana untuk dipakein baju hitaaaaam melulu.  Harapannya bisa memberikan warna pada hidup yang jauh lebih cerah, secerah senyum istri pas lagi selfie. 

Semua Berakhir di 5 Besar Teruna Teruni Denpasar 2024

Bermula dari coba-coba lalu masuk menjadi 5 Besar Finalis Teruna Teruni Denpasar Tahun 2024, putri kami Pande Putu Mirah Gayatridewi ternyata masih berusia 15 Tahun saat Grand Final dilaksanakan di Gedung Dharma Negara Alaya Lumintang Kota Denpasar, hari Minggu 18 Februari 2024 kemarin. Berhasil menyisihkan puluhan peserta dengan tingkat prestasi berskala Kab/Kota, Provinsi dan Nasional, ia mendapatkan undangan dari Panitia TTD untuk mengikuti perhelatan bergengsi ini, pasca meraih Juara Pertama Teruna Bagus Teruni Jegeg Sisma -SMAN 7 Denpasar Tahun 2023 lalu. Sehingga batas bawah Umur Peserta yang seharusnya 16 Tahun, infonya ditoleransi mengingat usianya sudah jalan menuju angka 16 sebulan kedepan.  Meski hanya sampai di peringkat 5 Besar, kami semua turut bangga mengingat ini adalah kali pertama putri kami mengikuti ajang tingkat Kab/Kota, menjadikannya sebagai Finalis Termuda diantara peserta lainnya. Bahkan kami dengar, merupakan siswa pertama di sekolahnya yang lolos hingga jenja

62 Tahun Bang Iwan Fals

Pekan ini Bang Iwan Fals kalau gak salah genap berusia 62 tahun. Umur yang gak muda lagi meski masih sering melahirkan karya-karya baru bareng anak-anak muda milenial.  Saya mengenal lagu-lagu Bang Iwan tepatnya di era Album Wakil Rakyat. Sebuah karya jelang Pemilu 1988 yang mengetengahkan lagu soal para legislatip yang biasa bersafari, dengan keragaman perilaku mereka di jaman itu.  Lirik lagunya tergolong sederhana, dan aransemennya juga mudah diingat. Gak heran di jaman itu pula, saya kerap membawakan lagu Wakil Rakyat sebagai lagu kebanggaan pas didaulat nyanyi didepan kelas, didepan 40an anak kelas 4 atau 5 kalau gak salah.  Dan ada juga beberapa karya sang musisi, yang dibawakan sesekali macam Kereta Tua atau Sore Tugu Pancoran yang bercerita soal si Budi kecil.  Terakhir menyukai karya Bang Iwan kalau ndak salah di album Suara Hati (2002). Yang ada track Untuk Para Pengabdi dan Seperti Matahari. Dua lagu favorit saya di album itu. Setelahnya hanya sebatas suka mendengar sebagian