Skip to main content

Bye Bye #BlackBerry

Pada masa ponsel BlackBerry begitu menggoda, tepatnya era Bold 9000 dirilis ke pasar dunia, saya sempat naksir dengan seri lawas mereka, BlackBerry Huron 8830. Masih pake tombol gulir yang wajib dibersihkan secara berkala, dan bentukannya yang nyaris persegi memberi nuansa beda dibandingkan seri BB lainnya.
Cuma gak pernah kesampean karena kehalang budget.

Begitu juga saat BlackBerry memperkenalkan seri layar sentuh pertama mereka, Storm. Ngebetnya ya karena faktor layar sentuhnya itu. Berhubung sempat ilfil dengan tampilan keyboard dibawah layar perangkat BlackBerry, yang meskipun dipandang paling nyaman dalam penggunaan, tapi dicopy gitu aja oleh banyak ponsel cina jaman itu. Cuma sayangnya, kelemahan BlackBerry Storm dalam info awal yang diterima, hadir justru dari sensitivitas layar sentuhnya itu. Gak senyaman ponsel dengan fitur serupa dari brand lainnya. Baru diperbaharui oleh seri Torch yang fenomenal itu.

Saya termasuk yang gak pernah pegang ponsel BlackBerry saat perangkat ini begitu booming di Indonesia. Selain harganya yang cukup mahal bagi kantong umbi-umbian, fitur yang disematkanpun tergolong nanggung jika disandingkan dengan perangkat lain di rentang harga yang sama. Tapi banyak juga yang tutup mata lantaran jualan terbaik dari perangkat BlackBerry adalah aplikasi Messengernya yang begitu ngeTrend termasuk soal Status dan Grup BBM-nya.

Per awal Januari 2022, infonya BlackBerry menghentikan dukungan mereka pada rilis perangkat yang pernah diperkenalkan selama ini. Kasihan juga sebenarnya, karena mengingatkan saya pada brand ‘the King’ lainnya yaitu Nokia.

Sama-sama terlambat melihat perubahan pasar, ngotot dengan kemampuan diri sendiri yang gak seberapa. Akhirnya jatuh, tertimpa tangga pula.

Sampai saat ini, saya masih suka mengumpulkan beberapa desain dan model ponsel BlackBerry versi lawas, tepatnya dari era JogWheel dan tombol bulatan. Sementara untuk versi TouchPad, rasanya desain ponsel BlackBerry dah mulai gitu-gitu aja. Makanya meski banyak kawan yang menawarkan seri sentuh pada akses gulir menu dalam kondisi normal, saya belum menyatakan ketertarikan dan cenderung menolaknya. Masih jatuh cinta pada seri lama macam BlackBerry Badak atau 7100 series. Bahkan kalopun ada yang mau melepas seri Monochrome mereka yang bentukannya masih menyerupai pager dan handheld palm os, yuk ditawari aja, siapa tahu harga tukarnya bisa nyangkut. ?

Bye Bye #BlackBerry

Comments

Postingan Lain

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

Warna Cerah untuk Hidup yang Lebih Indah

Seingat saya dari era remaja kenal baju kaos sampai nganten, isi lemari sekitar 90an persen dipenuhi warna hitam. Apalagi pas jadi Anak Teknik, baju selem sudah jadi keharusan.  Tapi begitu beranjak dewasa -katanya sih masa pra lansia, sudah mulai membuka diri pada warna-warna cerah pada baju atasan, baik model kaos oblong, model berkerah atau kemeja.  Warna paling parah yang dimiliki sejauh ini, antara Peach -mirip pink tapi ada campuran oranye, atau kuning. Warna yang dulu gak bakalan pernah masuk ke lemari baju. Sementara warna merah, lebih banyak digunakan saat mengenal ke-Pandean, nyaruang antara warna parpol atau merahnya Kabupaten Badung.  Selain itu masih ada warna hijau tosca yang belakangan lagi ngetrend, merah marun atau biru navy. Semua warna dicobain, mengingat hidup rasanya terlalu sederhana untuk dipakein baju hitaaaaam melulu.  Harapannya bisa memberikan warna pada hidup yang jauh lebih cerah, secerah senyum istri pas lagi selfie. 

Semua Berakhir di 5 Besar Teruna Teruni Denpasar 2024

Bermula dari coba-coba lalu masuk menjadi 5 Besar Finalis Teruna Teruni Denpasar Tahun 2024, putri kami Pande Putu Mirah Gayatridewi ternyata masih berusia 15 Tahun saat Grand Final dilaksanakan di Gedung Dharma Negara Alaya Lumintang Kota Denpasar, hari Minggu 18 Februari 2024 kemarin. Berhasil menyisihkan puluhan peserta dengan tingkat prestasi berskala Kab/Kota, Provinsi dan Nasional, ia mendapatkan undangan dari Panitia TTD untuk mengikuti perhelatan bergengsi ini, pasca meraih Juara Pertama Teruna Bagus Teruni Jegeg Sisma -SMAN 7 Denpasar Tahun 2023 lalu. Sehingga batas bawah Umur Peserta yang seharusnya 16 Tahun, infonya ditoleransi mengingat usianya sudah jalan menuju angka 16 sebulan kedepan.  Meski hanya sampai di peringkat 5 Besar, kami semua turut bangga mengingat ini adalah kali pertama putri kami mengikuti ajang tingkat Kab/Kota, menjadikannya sebagai Finalis Termuda diantara peserta lainnya. Bahkan kami dengar, merupakan siswa pertama di sekolahnya yang lolos hingga jenja

62 Tahun Bang Iwan Fals

Pekan ini Bang Iwan Fals kalau gak salah genap berusia 62 tahun. Umur yang gak muda lagi meski masih sering melahirkan karya-karya baru bareng anak-anak muda milenial.  Saya mengenal lagu-lagu Bang Iwan tepatnya di era Album Wakil Rakyat. Sebuah karya jelang Pemilu 1988 yang mengetengahkan lagu soal para legislatip yang biasa bersafari, dengan keragaman perilaku mereka di jaman itu.  Lirik lagunya tergolong sederhana, dan aransemennya juga mudah diingat. Gak heran di jaman itu pula, saya kerap membawakan lagu Wakil Rakyat sebagai lagu kebanggaan pas didaulat nyanyi didepan kelas, didepan 40an anak kelas 4 atau 5 kalau gak salah.  Dan ada juga beberapa karya sang musisi, yang dibawakan sesekali macam Kereta Tua atau Sore Tugu Pancoran yang bercerita soal si Budi kecil.  Terakhir menyukai karya Bang Iwan kalau ndak salah di album Suara Hati (2002). Yang ada track Untuk Para Pengabdi dan Seperti Matahari. Dua lagu favorit saya di album itu. Setelahnya hanya sebatas suka mendengar sebagian