Skip to main content

Memaknai Hari Suci Galungan dengan Cara Sendiri

Ada rasa syukur bahwa kami sekeluarga masih diijinkan untuk menikmati perayaan hari suci Galungan tahun ini. Di tengah pandemi Covid-19 yang selama dua tahun terakhir menjadi momok bagi banyak orang, termasuk kami yang tergolong begitu ketat menjaga keluarga kecil ini dengan prokes dan aksi #diRumahSaja.
Meski yang dewasa sudah diVaksin semua, namun dua bocil kami masih belum mendapatkan prioritas hingga hari ini.

Hari suci Galungan, baru saja lewat semalam. Seperti biasanya, rahinan di merajan kawan bisa dilalui dengan baik meski tak banyak saudara yang bisa hadir dan mampir ke rumah. Sedikit lebih ramai mengingat perayaan kali ini diantar dengan memanfaatkan jasa seorang mangku, yang kami hormati di keluarga besar Pande Kota Denpasar. Belum lagi turunnya gambelan gong yang sudah sekian lama tak digunakan lantaran para penabuhnya sudah mulai beranjak remaja dan memiliki kesibukan masing-masing.

Secara pribadi, bisa melewati satu kali lagi hari suci Galungan, merupakan previlege luar biasa, mengingat selain diberi kesempatan untuk berkumpul dengan keluarga kecil dan bapak ibu yang kini sudah mulai menua, saya pun diberi banyak waktu luang untuk berolahraga, dan mulai turun membantu pekerjaan rumah tangga, meski tak seberapa. Minimal bisa meringankan beban yang lain.

Memaknai hari suci Galungan dengan cara sendiri, saya rasa jauh lebih baik ketimbang masih asyik dengan duniawi yang makin lama makin memabukkan, biarpun dibalut dengan rasa persaudaraan melalui judi ataupun minuman keras. Padahal dari segi usia, mungkin sudah saatnya melepas sedikit demi sedikit semua kesenangan, dan mulai kembali pada diri sendiri juga pada-Nya.

Rahajeng hari suci Galungan, dumogi rahayu sinamian.

Comments

Popular posts from this blog

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

Akhirnya Migrasi Jua, Pulang ke Kampung Blogspot

Gak terasa yang namanya aktifitas menulisi Blog sudah sampai di tahun ke 17. Termasuk ukuran blogger senior kalau kata teman, padahal kalau dilihat dari sisi kualitas tetap saja masuk kelompok junior. Belum pernah menghasilkan tulisan yang keren sejauh ini. Blog bagi saya sudah jadi semacam wadah untuk coli. Ups Maaf kalo mencomot istilah gak baik. Tapi ini seriusan, karena memang digunakan untuk melanjutkan halusinasi tanpa perlu berpikir akan ada yang berkunjung, membaca atau tidak. Setidaknya berguna untuk menjaga pikiran-pikiran negatif agar tidak menjalar keluar mengganggu orang lain, atau melepas lelah dan keluh kesah harian akan segala tekanan bathin di keluarga, kantor maupun sosial masyarakat. Jadi maklumi saja kalau isi blognya gak sesuai ekspektasi kalian. Meski sudah menulis selama 17 tahun, namun laman Blog www.pandebaik.com ini kalau ndak salah baru lahir sekitar tahun 2008. Segera setelah bermasalah dengan media mainstream yang berbarengan dengan tutupnya penyedia hos

Kendala yang ditemui saat Migrasi Blog

Keputusan untuk Migrasi alias pulang kampung ke halaman Blogspot, sebetulnya merupakan satu keputusan yang berat mengingat WordPress sudah jadi pijakan yang mapan untuk ukuran blog yang berusia 17 tahun. Tapi mengingat pemahaman dan kemampuan pribadi akan pengelolaan blog dengan hosting yang teramat minim, sekian kali ditumbangkan oleh script, malware dan lainnya, rasanya malu juga kalau terus-terusan merepotkan orang hanya untuk sebuah blog pribadi yang gak mendatangkan materi apa-apa. Ini diambil, pasca berdiskusi panjang dengan 2-3 rekan yang paham soal proses Migrasi dan apa sisi positif di balik itu semua. Namun demikian, rupanya proses Migrasi yang tempo hari saya coba lakukan dengan hati-hati, tidak semulus harapan atau keinginan yang dibayangkan. Ada beberapa kendala didalamnya yang mana memberikan efek cukup fatal dalam pengarsipan cerita atau postingan blog sebelumnya. Yuk disimak apa saja. 1. Pengurangan jumlah postingan Blog yang cukup signifikan. Postingan Blog www.p