Skip to main content

GardenScapes, Putar Otak demi menata Taman

Salah satu jenis atau tipe permainan yang saya sukai dalam mengisi waktu luang saat menunggu atau pas lagi gak ada kerjaan adalah yang bisa dimainkan tanpa ada koneksi internet sekalipun. Jadi bebas mau main kapan aja dan dimana aja.
GardenScapes ini salah satunya.

Secara pola permainan, GardenScapes ini gak ada bedanya dengan permainan lama yang sering dimainkan pada gadget sebelumnya, macam Bejewelled atau Bounce. Gak termasuk games adiktif, tapi lumayan lah bisa dijabani buat ngebunuh waktu.

Caranya gak susah. Hanya menggeser warna tile ke kaumnya, dalam satu baris 3,4,5 dan seterusnya. Tentu makin banyak warna yang bisa diseragamkan, makin besar pula jenis bomb yang dihasilkan untuk meledakkan warna disekitarnya. Tantangannya cuma satu, memenuhi target yang ditentukan dalam setiap level yang ada.

Setiap satu level terlewati, pengguna akan diberi ganjaran 1-2 bintang, yang dapat dipergunakan untuk menata taman yang ada dalam lingkungan rumah Austin, tokoh utama yang diceritakan dalam penampilan mirip Alfred-nya Batman di masa lalu.
Menjadi mudah, karena dalam level yang masuk kategori sulit sekalipun, tantangan atau target akan bisa dilewati saat dimainkan berulang kali dalam 5-10 sesi dengan jeda permainan. Maksudnya, tidak dilakukan dalam permainan sekali waktu. Jadi lakukan jeda saat beraktifitas baik sekian jam, atau hitungan pergantian hari. Dijamin level itu bisa dilewati.

Hal ini sempat menjadi bahan pikiran tempo hari, bagaimana caranya agar pengguna betah memainkan GardenScapes, tanpa ada tantangan yang mentok dan sulit dipecahkan. Karena yang namanya peluang pembelian banyak opsi bantuan permainan, tentu menjadi hal yang cukup menggiurkan bila si pengguna bisa betah bermain dalam kurun waktu yang lama.

Kalian gak ingin mencobanya ?

Comments

Popular posts from this blog

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

Akhirnya Migrasi Jua, Pulang ke Kampung Blogspot

Gak terasa yang namanya aktifitas menulisi Blog sudah sampai di tahun ke 17. Termasuk ukuran blogger senior kalau kata teman, padahal kalau dilihat dari sisi kualitas tetap saja masuk kelompok junior. Belum pernah menghasilkan tulisan yang keren sejauh ini. Blog bagi saya sudah jadi semacam wadah untuk coli. Ups Maaf kalo mencomot istilah gak baik. Tapi ini seriusan, karena memang digunakan untuk melanjutkan halusinasi tanpa perlu berpikir akan ada yang berkunjung, membaca atau tidak. Setidaknya berguna untuk menjaga pikiran-pikiran negatif agar tidak menjalar keluar mengganggu orang lain, atau melepas lelah dan keluh kesah harian akan segala tekanan bathin di keluarga, kantor maupun sosial masyarakat. Jadi maklumi saja kalau isi blognya gak sesuai ekspektasi kalian. Meski sudah menulis selama 17 tahun, namun laman Blog www.pandebaik.com ini kalau ndak salah baru lahir sekitar tahun 2008. Segera setelah bermasalah dengan media mainstream yang berbarengan dengan tutupnya penyedia hos

Kendala yang ditemui saat Migrasi Blog

Keputusan untuk Migrasi alias pulang kampung ke halaman Blogspot, sebetulnya merupakan satu keputusan yang berat mengingat WordPress sudah jadi pijakan yang mapan untuk ukuran blog yang berusia 17 tahun. Tapi mengingat pemahaman dan kemampuan pribadi akan pengelolaan blog dengan hosting yang teramat minim, sekian kali ditumbangkan oleh script, malware dan lainnya, rasanya malu juga kalau terus-terusan merepotkan orang hanya untuk sebuah blog pribadi yang gak mendatangkan materi apa-apa. Ini diambil, pasca berdiskusi panjang dengan 2-3 rekan yang paham soal proses Migrasi dan apa sisi positif di balik itu semua. Namun demikian, rupanya proses Migrasi yang tempo hari saya coba lakukan dengan hati-hati, tidak semulus harapan atau keinginan yang dibayangkan. Ada beberapa kendala didalamnya yang mana memberikan efek cukup fatal dalam pengarsipan cerita atau postingan blog sebelumnya. Yuk disimak apa saja. 1. Pengurangan jumlah postingan Blog yang cukup signifikan. Postingan Blog www.p