Skip to main content

Liburannya Masih (terasa) Kurang

Alarm berdering keras sedang mata masih merasakan kantuk, pagi sekitar pukul 4.45 wita. Masih kebingungan dengan suara notifikasi yang berubah-ubah pada pengaturan ponsel Hisense yang kini mulai menggantikan keberadaan ponsel Note 3 secara permanen.

Liburan sudah habis.

Meskipun masa Cuti Lebaran yang diberikan cukup lama, seminggu tepatnya, namun rasa-rasanya Liburan ini masih (terasa) kurang. Gegara dipenuhi kegiatan adat dari pernikahan sepupu hingga rahinan Tumpek Landep. Baru hari Minggu kemarin saja saya dan istri juga anak-anak bisa melewatkan waktu di luar rumah. Capeknya luar binasa.

Tapi ada juga sisi positifnya. Kami jadi ndak perlu mengajukan ijin atau permisi di hari kerja. Meskipun ijin atau permisi di hari kerja bagi sebagian besar PNS sangat nikmat. Berleha-leha di luar kantor tapi tetap terima gaji. Ups…

Biarpun begitu, hari ini jadi agak berbeda. Lantaran Intan putri kedua kami, mulai masuk sekolah PG di hari pertama. Rencananya sih bakalan disekolahin dua hari sekali. Biar dia ndak bosan dengan rutinitas baru, selain ndak merepotkan kakek neneknya yang berencana mengantarkannya pulang pergi ke TK banjar Tainsiat. Maka itu pagi-pagi tadi ia dibangunkan untuk mandi dan sarapan lebih awal. Nanti deh cerita tentang dia dilanjutkan.

Jalanan Kota Denpasar masih terasa lengang. Saya pribadi ndak ada mengingatkan kawan-kawan seruangan untuk ngantor tepat waktu. Sepertinya sih masih nuansa liburan. Jadi santai sehari rasanya boleh-boleh saja. Meski gaji tetap saja berjalan penuh. Hehehe…

Nulisin cerita hari inipun dilakukan di meja kerja. Mumpung belum ada kerjaan yang bisa diambil, atau sedikit menunda pekerjaan yang dibawa kerumah kemarin. Ingin menikmati liburan sedikit lebih panjang. Karena yang kemarin itu masih saja (terasa) kurang.

Comments

Popular posts from this blog

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

Akhirnya Migrasi Jua, Pulang ke Kampung Blogspot

Gak terasa yang namanya aktifitas menulisi Blog sudah sampai di tahun ke 17. Termasuk ukuran blogger senior kalau kata teman, padahal kalau dilihat dari sisi kualitas tetap saja masuk kelompok junior. Belum pernah menghasilkan tulisan yang keren sejauh ini. Blog bagi saya sudah jadi semacam wadah untuk coli. Ups Maaf kalo mencomot istilah gak baik. Tapi ini seriusan, karena memang digunakan untuk melanjutkan halusinasi tanpa perlu berpikir akan ada yang berkunjung, membaca atau tidak. Setidaknya berguna untuk menjaga pikiran-pikiran negatif agar tidak menjalar keluar mengganggu orang lain, atau melepas lelah dan keluh kesah harian akan segala tekanan bathin di keluarga, kantor maupun sosial masyarakat. Jadi maklumi saja kalau isi blognya gak sesuai ekspektasi kalian. Meski sudah menulis selama 17 tahun, namun laman Blog www.pandebaik.com ini kalau ndak salah baru lahir sekitar tahun 2008. Segera setelah bermasalah dengan media mainstream yang berbarengan dengan tutupnya penyedia hos

Kendala yang ditemui saat Migrasi Blog

Keputusan untuk Migrasi alias pulang kampung ke halaman Blogspot, sebetulnya merupakan satu keputusan yang berat mengingat WordPress sudah jadi pijakan yang mapan untuk ukuran blog yang berusia 17 tahun. Tapi mengingat pemahaman dan kemampuan pribadi akan pengelolaan blog dengan hosting yang teramat minim, sekian kali ditumbangkan oleh script, malware dan lainnya, rasanya malu juga kalau terus-terusan merepotkan orang hanya untuk sebuah blog pribadi yang gak mendatangkan materi apa-apa. Ini diambil, pasca berdiskusi panjang dengan 2-3 rekan yang paham soal proses Migrasi dan apa sisi positif di balik itu semua. Namun demikian, rupanya proses Migrasi yang tempo hari saya coba lakukan dengan hati-hati, tidak semulus harapan atau keinginan yang dibayangkan. Ada beberapa kendala didalamnya yang mana memberikan efek cukup fatal dalam pengarsipan cerita atau postingan blog sebelumnya. Yuk disimak apa saja. 1. Pengurangan jumlah postingan Blog yang cukup signifikan. Postingan Blog www.p