Skip to main content

22 Juli... nah trus sekarang ngapain ?

Ah… pada akhirnya keputusan akhir hasil rekap suara KPU menyatakan sejalan dengan hasil sebagian besar quick count sesaat setelah coblosan selesai ya ? Jadi ya Selamat sekali lagi untuk pasangan capres cawapres pak Jokowi – pak Jusuf Kalla atas kemenangannya, yang tentu saja ini merupakan hasil kemenangan rakyat ya pak ? Mengingat sejak awal kami memang total mendukung perjuangan hingga rekapitulasi suara selesai.

Disandingkan dengan uang bisa jadi apa yang sudah dilakukan oleh semua relawan (yang tentunya tidak dibayar alias ikhlas membantu) rasanya gag ternilai lagi di akhir cerita. Jadi ya silahkan pak, naik ke kursi yang lebih tinggi sementara kami sambil menunggu pelantikan tentu kembali pada aktifitas dan rutinitas kami sebagaimana biasa. dan seperti kata pak Anies Baswedan saat ditanya mbak Najwa Sihab, mendukung pasangan Jokowi-JK bisa dikatakan gag ada beban yang harus dipikul dan diemban. Jadi ya ringan saja menyikapinya.

Totalitas. Memang begitu seharusnya. Saya sih masih ingat saat memutuskan untuk memberikan sedikit rejeki saya ke rekening bersama Jokowi-JK tempo hari, beberapa kawan sempat mencibir dan mengejek, bahwa kok mau-maunya jebolan S2 bisa dibohongi oleh seorang Jokowi, lebih baik itu duit disumbang ke anak yatim. Sah-sah saja sih sebenarnya, tapi ya inilah yang dinamakan totalitas. Gak tanggung-tanggung tapi masih dalam batas kemampuan dan kewajaran. Bukankah itu lebih baik bagi Capres yang kami dukung menggunakan dana kampanye dari rakyatnya untuk memberikan efek tanggung jawab akan semua perjalanan sebagai Presiden ketimbang menggunakan dana pribadi yang biasanya sih bakalan menuntut pengembalian lewat jalur yang gag berpihak pada rakyat.

Uniknya lagi, meskipun terkadang kami mengabarkan tentang kekurangan lawan, akan tetapi sisi positif pak Jokowi kerap pula dipostingkan di media sosial baik Facebook maupun Twitter. Yang kemudian memicu pihak kawan yang berseberangan dukungan untuk menghujat atau menghakimi dengan gaya mereka atau keyakinan yang dipahami, ujung-ujungnya mengatakan ‘anda Tertipu oleh Pencitraan Jokowi…’ atau ‘blunder…’ atau banyak lagi kalimat penjatuhan mental lainnya. Pokoke Nomor Satu itu bagai Dewa… yang semua nilai minus dipositifkan, namun saat ditanya balik sisi yang patut dibanggakan malah minta ‘goggling aja, pasti nemu…’

Ternyata Tuhan memang tidak tidur ya Pak. dan sebagaimana keyakinan saya sejak awal, bahwa kebenaran itu akan mulai terungkap sendirinya. Pelan dan lama tapinya. Bahkan di saat rasa percaya diri untuk bangga pada pilihan itu mulai sirna lalu bergeser pada kata pasrah dan ikhlaskan. Namun… Sore ini pun semua terbukti…

Capres Nomor Satu menyatakan mundur (menarik diri) dari kancah PilPres. Yang jujur saja tudingan ‘Blunder…’ kini malah lebih pantas untuk diarahkan pada dirinya sendiri atau pada Capres yang didukung kawan saya itu. Blunder karena sejak awal sudah mengklaim kemenangan, sujud syukur, perayaan, tapi menuduh KPU Curang, berencana menuntut lalu mengundurkan diri. Lha, ini maksudnya apa ? dan tak pelak pula tudingan ‘Anda Tertipu Pencitraan…’ memang pantasnya ditujukan juga. Mengingat selama masa kampanye kita disuguhi tayangan tokoh negarawan yang patriotik, tegas dan berwibawa. Siap Menang dan Siap Kalah. Tapi nyatanya hanya Siap Menang saja…

Entah harus bilang apa sesungguhnya kini. Karena apa yang sudah disajikan hari ini, sungguh sangat mengecewakan, utamanya tentu bagi mereka yang dahulu mati-matian mendukung dengan mulut berbusa, menutup mata dengan kenyataan yang ada, menuduh saudara sebangsanya sendiri sebagai PKI, memutarbalikkan fakta, hingga melegalkan kampanye hitam. Semua hanya demi ambisi. dan kini semuanya sudah terbuka lebar.

Yang jelas, dalam pemilu kali ini sebagian besar tokoh masyarakat Indonesia (termasuk kawan sendiri) berhasil menunjukkan sifat dan karakter aslinya. Bisa ditebak sejak awal kemana arah perjuangannya serta pola pikir, akal sehat serta logika yang dimiliki. Bahkan saat last minute sekalipun.

Kemenangan hari ini adalah kemenangan rakyat yang sudah sedemikian gigih memberikan suara dan dukungan, mengawal proses penghitungan suara hingga akhir penetapan tiba. Bahkan ada juga yang mewujudkannya dengan inovasi berbasis IT kawalpemilu.org *bukan – dot orang – yah. :p

Keputusan sudah final. 22 Juli pun sudah akan berlalu. Nah trus, selanjutnya mau ngapain ?

Mungkin… Sebagaimana tekad kami saat mendukung bapak Jokowi-JK sebelumnya, kini saatnya kami memilih untuk berdiri diseberang, siap menagih janji dan mengawasi kinerja. Tapi sebelumnya yuk kita berpeluk erat terlebih dulu. Itupun jika kalian ikhlas dan mau menerima dan mengakui hasil Pemilu kali ini apa adanya.

Comments

Popular posts from this blog

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

Akhirnya Migrasi Jua, Pulang ke Kampung Blogspot

Gak terasa yang namanya aktifitas menulisi Blog sudah sampai di tahun ke 17. Termasuk ukuran blogger senior kalau kata teman, padahal kalau dilihat dari sisi kualitas tetap saja masuk kelompok junior. Belum pernah menghasilkan tulisan yang keren sejauh ini. Blog bagi saya sudah jadi semacam wadah untuk coli. Ups Maaf kalo mencomot istilah gak baik. Tapi ini seriusan, karena memang digunakan untuk melanjutkan halusinasi tanpa perlu berpikir akan ada yang berkunjung, membaca atau tidak. Setidaknya berguna untuk menjaga pikiran-pikiran negatif agar tidak menjalar keluar mengganggu orang lain, atau melepas lelah dan keluh kesah harian akan segala tekanan bathin di keluarga, kantor maupun sosial masyarakat. Jadi maklumi saja kalau isi blognya gak sesuai ekspektasi kalian. Meski sudah menulis selama 17 tahun, namun laman Blog www.pandebaik.com ini kalau ndak salah baru lahir sekitar tahun 2008. Segera setelah bermasalah dengan media mainstream yang berbarengan dengan tutupnya penyedia hos

Kendala yang ditemui saat Migrasi Blog

Keputusan untuk Migrasi alias pulang kampung ke halaman Blogspot, sebetulnya merupakan satu keputusan yang berat mengingat WordPress sudah jadi pijakan yang mapan untuk ukuran blog yang berusia 17 tahun. Tapi mengingat pemahaman dan kemampuan pribadi akan pengelolaan blog dengan hosting yang teramat minim, sekian kali ditumbangkan oleh script, malware dan lainnya, rasanya malu juga kalau terus-terusan merepotkan orang hanya untuk sebuah blog pribadi yang gak mendatangkan materi apa-apa. Ini diambil, pasca berdiskusi panjang dengan 2-3 rekan yang paham soal proses Migrasi dan apa sisi positif di balik itu semua. Namun demikian, rupanya proses Migrasi yang tempo hari saya coba lakukan dengan hati-hati, tidak semulus harapan atau keinginan yang dibayangkan. Ada beberapa kendala didalamnya yang mana memberikan efek cukup fatal dalam pengarsipan cerita atau postingan blog sebelumnya. Yuk disimak apa saja. 1. Pengurangan jumlah postingan Blog yang cukup signifikan. Postingan Blog www.p