Disandingkan dengan nama-nama vendor yang telah besar terlebih dulu di kancah ponsel pintar seperti Samsung, Sony ataupun HTC tentu nama besar Nokia bisa dikatakan terlambat untuk memutuskan ikut serta dalam pertaruhan nasib yang kini sudah mulai stagnan. Aneh juga sebetulnya mengingat Nokia yang dahulu dikatakan telah salah mengambil jalan kini akhirnya harus menelan ludahnya sendiri dengan menyuntikkan sistem operasi Android di tiga seri terbaru mereka, X, X+ dan XL.
Setengah Hati
Meski demikian, keputusan untuk menurunkan tiga seri ponsel Nokia berbasis Android ini bisa dikatakan masih setengah hati.
Alasan pertama tentu bisa dilihat dari User Interface alias tampilan halaman depan yang masih mengadopsi Live Tile Metro khas Windows Phone yang bagi saya pribadi terlihat kaku dan membosankan. Sudah begitu, halaman depan ini tidak dapat di kustomisasi sesuai keinginan pengguna secara defaultnya. Tapi jangan khawatir, bagi kalian yang menginginkan tampilan dinamis khas Android tinggal menginstalasi aplikasi Launcher nya saja dan nikmati perubahannya.
Alasan kedua tentu masuk ke Fitur yang rupanya menghilangkannya aura Google baik searching yang diganti dengan Bing, juga Play Store diganti dengan pasar Aplikasi milik Nokia yang entah mengapa ketersediaan aplikasinya masih sangat terbatas. Beberapa yang biasanya saya tanamkan dalam perangkat Android sejak awal, malah tidak saya temukan disini. Bersyukur masih ada koneksi Bluetooth yang bisa digunakan untuk menerima sharing aplikasi dari ponsel lain.
Alasan ketiga adalah minim fitur. Bahkan untuk membuka isi jeroan ponsel dan kartu memory yang menyertainya pun, pengguna harus menginstalasi aplikasi Explorer tambahan. Hal ini sebenarnya terjadi juga di ponsel Nokia dengan sistem operasi Windows Phone 8.0 sehingga sejak awal penggunaan, saya pribadi ya sudah memakluminya.
Alasan keempat ya soal spesifikasi. Di saat vendor lain sudah berlomba untuk menaikkan kapasitas mengingat ponsel Android membutuhkan resources besar baik untuk menjalankan ponsel secara default maupun memanfaatkannya untuk aktifitas sehari-hari, Nokia masih berkutat pada besaran Internal Storage 4 GB (bahkan untuk seri paling mahal sekalipun – XL – 2 juta rupiah), dan RAM 512 hingga maks 768 MB. Dari pemantauan sih untuk yang mengadopsi besaran 512 MB, sisa RAM yang bisa digunakan gag nyampe 100an MB. Hal yang familiar jika kalian pernah membaca review saya terkait perangkat HTC One V terdahulu.
dan Alasan kelima atau Terakhir, tentu soal Harga Jual. Yang masih tergolong mahal untuk ponsel sekelas dan setara spesifikasinya dibanding vendor besar lainnya yang menjual di kisaran 1 juta kebawah. Maka itu saya pribadi ragu jika kelak ponsel Nokia dengan berbasis sistem operasi Android ini bakalan laris di pasaran.
Selanjutnya sih saya ingin me Review salah satu seri diantara ketiga yang diturunkan secara resmi yaitu seri termurah dan terbawah di kelasnya yaitu Nokia X yang secara kebetulan saya dapatkan mengadopsi Dual Sim Card dan aktif keduanya. Bagaimana cerita lengkapnya, tunggu di tulisan berikutnya.
Comments
Post a Comment